Putin Mau Ambil Puing Drone AS di Laut Hitam, Curi Teknologi?

16 March 2023, 15:40

Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia berniat untuk mengambil puing drone MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat (AS) yang jatuh di Laut Hitam. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, Rabu (15/3/2023).
Patrushev mengatakan Moskow pasti akan mengambil puing drone itu meski kemungkinan besar tidak akan dapat memulihkan informasi yang ada terkait pesawat tak berawak itu.
“Saya tidak tahu apakah kami dapat memulihkan (itu) atau tidak, tetapi kami pasti harus melakukan itu, dan kami akan menghadapinya. Saya tentu berharap untuk sukses,” ujarnya dikutip The Guardian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sergei Naryshkin, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia, mengatakan pihaknya memiliki teknologi untuk memulihkan puing drone MQ-9 Reaper itu dari dasar laut.
Menurutnya, lokasi jatuhnya pesawat itu diyakini berada di perairan internasional di lepas pantai Barat Krimea yang diduduki Moskow. Ini juga juga tempat dimana Rusia memiliki pangkalan angkatan laut dan lapangan udara.
Sementara itu, Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan laut tempat pesawat jatuh itu memiliki kedalaman 1.524 meter. Ini membuat operasi pemulihan apapun sangat sulit dilakukan oleh siapapun.

“Meskipun AS tidak memiliki kapal di Laut Hitam, AS memiliki banyak sekutu dan teman di wilayah tersebut,” tuturnya.
“Kami akan bekerja melalui operasi pemulihan. Itu milik AS. Tapi mungkin tidak banyak yang bisa dipulihkan, terus terang,” tambahnya.
AS mengeklaim drone itu rusak pada Selasa pagi oleh jet tempur Su-27 Rusia yang menabrak baling-balingnya setelah aksi kejar-kejaran yang berlangsung selama setengah jam. Moskow membantah pesawatnya melakukan kontak dengan drone itu dan bersikeras drone jatuh dari langit setelah melakukan manuver tajam.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, berbicara tentang insiden tersebut kepada timpalannya dari Rusia, Sergei Shoigu, pada Rabu. Dalam pembicaraan itu, ia mengeluhkan pola perilaku berisiko dan agresif oleh pilot militer Rusia.
Meski begitu, Austin mengatakan pihaknya tidak akan kapok terbang di wilayah internasional manapun walau notabenenya, Washington sedang bersitegang dengan Rusia setelah serangan Moskow ke Ukraina.

“Penting bahwa kekuatan besar menjadi model transparansi dan komunikasi. Kami akan terus terbang dan beroperasi dimanapun hukum internasional mengizinkan,” pungkasnya.
Di sisi lain, Menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada Austin bahwa ‘peningkatan’ pengumpulan intelijen Washington terhadap Rusia telah menyebabkan insiden pesawat tak berawak itu.
“Kementerian juga memperingatkan bahwa mereka akan bereaksi secara proporsional terhadap provokasi AS di masa depan,” tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Putin Makin Menggila, Kirim 500 Ribu Tentara Baru Ke Ukraina

(luc/luc)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi