Profil Jack Dorsey, Penggagas dan Pendiri Twitter atau Kini X

20 November 2023, 7:50

TEMPO.CO, Jakarta –  Jack Dorsey, seorang pengusaha teknologi Amerika Serikat kini menapaki 47 tahun. Namanya bersinar sebagai salah satu pendiri dan pemikir utama di balik fenomena jejaring sosial Twitter (sekarang X). Profil Jack DorseyJack Dorsey lahir di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Ketertarikannya terhadap pemrograman komputer dimulai sejak usia muda. Dia mulai pemrograman saat masih menjadi siswa di Sekolah Menengah Bishop DuBourg. Dorsey terpesona oleh tantangan teknologi dalam mengkoordinasikan pengemudi taksi, van pengiriman, dan armada kendaraan lainnya yang harus tetap berkomunikasi secara konstan dan real-time satu sama lain. Ketika ia berusia 15 tahun, Dorsey menulis perangkat lunak pengiriman yang tetap digunakan oleh perusahaan taksi selama beberapa dekade setelahnya.Mendirikan TwitterDorsey belajar di University of Missouri-Rolla sebelum kemudian meninggalkan kuliahnya. Dia terlibat dalam pengembangan web saat masih mahasiswa, mendirikan situs jejaring sosial Twitter bersama dengan Biz Stone dan Evan Williams pada 2006. Konsep dasar dalam membuat Twitter adalah memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan singkat (tweet) dengan panjang maksimal 140 karakter, yang kemudian diperluas menjadi 280 karakter. Dorsey kemudian menjabat sebagai CEO, ketua dewan direksi, dan ketua eksekutif Twitter. Sebelum Twitter, Dorsey telah terlibat dalam beberapa perusahaan teknologi. Ia pernah bekerja di perusahaan perangkat lunak, dan ide-idenya tentang menghubungkan orang melalui pesan singkat akhirnya mendorong lahirnya Twitter.Iklan

Selain Twitter, Dorsey juga menjadi CEO Square, sebuah perusahaan pembayaran berbasis aplikasi pada 2010. Kemampuannya untuk memimpin dua perusahaan sekaligus menunjukkan keahlian manajerialnya yang luar biasa. Pada Oktober 2015, ia kembali ditunjuk sebagai CEO di Twitter sekaligus tetap menjadi CEO Square.Kritikan dan pengunduran diri Dorsey dari TwitterNamun selama masa kepemimpinannya di Twitter, Dorsey kerap mendapat berbagai kritikan terutama mengenai upayanya membatasi akses ke konten yang tidak pantas. Hal ini menimbulkan kemarahan khusus dari kaum konservatif , terutama pada 2020 ketika Twitter secara permanen melarang Presiden AS Donald Trump atas tweet yang dianggap melanggar kebijakan medi sosial tersebut yang menentang glorifikasi kekerasan. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya seruan peraturan pemerintah mengenai media sosial . Dikutip dari Britannica, pada 2021, Dorsey mengundurkan diri sebagai CEO Twitter, dengan mengatakan bahwa menjadi perusahaan yang dipimpin oleh pendiri adalah sangat membatasi dan merupakan satu titik kegagalan. Pada 2022, Elon Musk mengakuisisi Twitter dengan harga 44 miliar dolar AS, dia kemudian mengganti media sosial berlogo burung itu dengan nama X. BIOGRAPHY | BRITANNICA
Pilihan editor: 

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi