Jakarta –
PT Indomobil National Distributor (IND) selaku agen pemegang merek (APM) Citroen di Indonesia memberikan sorotan terhadap ‘subsidi’ mobil listrik dan hybrid yang besarannya sangat timpang.
Sebab, ketika mobil listrik bebas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), mobil hybrid hanya mendapat potongan tiga persen. Selain itu, mobil listrik juga berhak mendapat potongan PPN sebesar 10 persen dari yang semula 11 menjadi 1 persen.
Chief Executive Officer (CEO) PT IND, Tan Kim Piauw mengatakan, pihaknya sebenarnya punya kendaraan hybrid yang bisa dipasarkan di Indonesia. Namun, jika melihat ‘subsidi’ yang diberikan pemerintah, dia sementara ingin fokus ke mobil listrik dan bensin.
“Kita lihat pemerintah memberikan dukungan terhadap EV-nya sangat kuat. Kalau kita bicara hybrid dan EV. Meskipun pemerintah sekarang ada perhatian terhadap mobil hybrid, tapi maaf aja kan cuma tiga persen. Seberapa besar sih dampaknya?” ujar Tan saat ditemui awak media di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Sekarang bandingkan dengan EV, besar banget! Pajaknya aja tahun ini 1 persen, lalu bisa CBU dengan garansi, luxury tax nol (persen), import duty juga bisa menjadi nol (persen). Waduh, kalau itu dijumlahin, (subsidi) mobil hybrid tidak seberapa,” tambahnya.
Citroen bicara soal timpangnya subsidi mobil hybrid dan listrik Foto: Rifkianto Nugroho
Dengan gambaran tersebut, Citroen tetap akan fokus ke segmen bensin dan listrik. Khusus untuk kendaraan listrik, dia memastikan ada model baru tahun depan.
“Tentu ada (mobil listrik baru), karena kita inline dengan program pemerintah. Kita tidak mungkin hanya ICE, dua-duanya harus imbang. Soalnya market ICE masih kuat di Indonesia,” kata dia.
Diberitakan detikOto sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan pemberian diskon PPNBM untuk mobil hybrid sebesar 3 persen. Pengumuman tersebut disampaikan Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan.
“Mobil listrik kita meneruskan yang selama ini sudah dilakukan ditambah dengan untuk kendaraan hybrid yaitu PPNBM DTP-nya tiga persen,” kata Sri Mulyani.
(sfn/rgr)