Permintaan Logam Timah Meningkat, Ekspor Indonesia Mencapai Rp 19 Triliun

13 June 2023, 6:39

TEMPO.CO, Jakarta – Permintaan global terhadap logam timah terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Peningkatan tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi di berbagai negara. Data OEC World menyebutkan, Indonesia berkontribusi terhadap 34 persen nilai ekspor logam timah dunia pada 2020. Nilainya mencapai USD 1,29 miliar atau Rp 19,22 triliun. Salah satu produk timah yang banyak digunakan di industri elektronik adalah timah solder atau alloy. Hingga saat ini tidak ada pengganti langsung yang secara universal menggantikannya karena memiliki karakteristik yang unik.Ketua Asosisasi Solder Indonesia (ASI) Lay Rusli juga mengatakan, hingga saat ini solder masih populer karena bebas timbal dan material logam mayoritas di dalamnya adalah timah. “Untuk solder alloy belum bisa digantikan logam lainnya,” kata Lay Rusli melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa, 13 Juni 2023. “Semua barang elektronik dirakit menggunakan solder, tidak ada barang elektronik tanpa solder. Otomotif saat ini mengarah EV, pemakaian timah solder untuk part semakin banyak.”Selaras dengan hal itu, Ketua Asosiasi Industri Timah Indonesia (AITI) Ismiryadi mengatakan, logam lain tidak dapat menggantikan logam timah terutama untuk solder di industri elektronik. Logam timah yang memiliki konduktivitas listrik baik membuatnya cocok digunakan untuk menghubungkan komponen pada printed circuit board (PCB).Selain untuk elektronik, banyak kebutuhan sehari-hari yang bergantung pada timah, seperti peralatan rumah tangga, perhiasan, kaca, kimia, dan pipa bebas timbal yang dirancang khusus untuk sistem pipa air minum karena lebih sehat. “Penggunaan kandungan timah juga banyak digunakan untuk pembungkus makanan, kaleng makanan,” katanya.Indonesia adalah produsen timah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Indonesia memiliki cadangan timah yang signifikan dan memiliki peran penting dalam pasar global timah.Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier mengatakan, sudah ada perusahaan hilir timah yang menghasilkan produk turunan dari logam timah di Kota Cilegon.Iklan

“Kalau logam timah dilarikan ke chemical, karena banyak dipakai untuk katalis, itu yang kami dorong. Sudah ada timah chemical di Cilegon itu, sekitar 10.000 ton,” kata Taufik.PT Timah Industri yang beroperasi di Kota Cilegon, Provinsi Banten, pada tahun 2010 mulai  memproduksi tin chemical dan tin solder di tahun 2015. Timah Industri telah melakukan hilirisasi logam timah dengan membuat produk tin chemical dan tin solder untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Amerika, India, Tiongkok, Taiwan, Singapura dan Uni Emirat Arab.Timah Industri memiliki 3 pabrik kimia dan 1 pabrik tin solder, yaitu stannic chloride (SnCl4) berkapasitas 3.000 ton, dimethyltin dichloride (DMT) berkapasitas 8.000 ton, kemudian, methyltin stabilizer (MTS) berkapasitas 10.000 ton, dan tin solder berkapasitas 2.000 ton.Pilihan Editor: Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Pengamat: Realisasi Modal Investor Belum PastiIkuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi