Peneliti Cina dan AS Kembangkan Chip Berbahan Graphene, Setipis Rambut Namun Sekuat Baja

29 February 2024, 15:26

TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti dari Cina dan Amerika Serikat mengembangkan semikonduktor terbaru yang dibuat dari grafena atau grafena. Material dua dimensi yang terdiri dari satu lapisan atom karbon itu lebih tipis dari sehelai rambut, namun kekuatannya diklaim sekeras baja. Penelitian ini berlangsung sejak delapan tahun lalu, perwakilan kedua negara masing-masing berasal dari Universitas Tianjin dan Institut Teknologi Georgia. Mereka mengembangkan graphene menjadi bahan berkualitas tinggi pada perangkat elektronik. Selama ini semikonduktor atau yang sering disebut chip umumnya terbuat dari silikon, germanium, atau galium arsida. Fungsinya untuk mengontrol dan mengukur arus listrik di perangkat seperti smartphone. Semakin canggih suatu chip, semakin andal pula perangkat yang disokongnya.Dalam penelitian yang diterbitkan melalui Jurnal Nature dan dikutip oleh Gizmochina pada Kamis, 29 Februari 202, para peneliti menilai graphene lebih kuat dan fleksibel dibanding silikon. Kinerja perangkat yang menggunakan chip berbahan dasar graphene juga terbukti meningkat sepuluh kali lipat. Performa perangkat meningkat karena aliran arus dari inti chip ke semua komponen lebih cepat dan bagus.Bahan silikon yang digunakan untuk semikonduktor di masa kini juga sering bermasalah. Tingginya permintaan produksi chip silikon malah membuat stok bahan bakunya merosot dan menjadi langka. Karena itu diperlukan alternatif lain yang lebih unggul.Momentum Revolusi ElektronikHadirnya graphene sebagai bahan baku pembuatan semikonduktor disebut sebagai momentum revolusi elektronik. Perangkat seperti smartphone dan komputer hasil dari semikonduktor berbahan graphene diperkirakan lebih tahan lama.Iklan

Dari penelitian yang sama, energi yang dikonsumsi semikonduktor berbahan graphene juga lebih sedikit dibanding chip silikon dan sejenisnya. Pengisian dayanya juga akan semakin cepat.Meski begitu, pengembangan graphene tidak semudah yang dibayangkan. Para peneliti memperkirakan masih perlu waktu hingga 10 tahun lagi agar material perangkat elektronik ini bisa diproduksi secara massal.”Meskipun terdapat tantangan di masa depan, khususnya untuk meyakinkan industri untuk mengadopsi teknologi baru ini, antusiasme masyarakat tetap tinggi,” kata Ketua tim peneliti dari Universitas Tianjin, Ma Lei, dikutip Gizmochina.GIZMOCHINAPilihan Editor: Lenovo Beberkan Konsep Laptop Berlayar Transparan Pertama di Dunia

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi