Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah daerah diharapkan turut terlibat dalam program Internet Kampung yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Keterlibatan Pemda diyakini dapat membuat ongkos gelar lebih efisien.
Program Internet Kampung ditujukan untuk memperluas akses internet hingga ke pelosok desa dengan membangun 1.194 titik penerima manfaat di lima provinsi.
Ketua Umum Mastel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan Mastel mendorong anggota Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) untuk bekerja sama dengan komunitas usaha desa, menyukseskan program ini.
Dia juga mengatakan peran pemerintah daerah tidak kalah penting. Seluruh kolaborasi yang terjadi diharapkan mampu memperluas layanan sekaligus menciptakan efisiensi operasional.
“Pemerintah pusat dan daerah dihimbau untuk mendukung dengan berbagai insentif agar beban biaya penyelenggaraan internet menjadi kompetitif,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Selasa (30/9/2025).
Sarwoto menjelaskan Program Kampung Internet sebenarnya merupakan kelanjutan dari inisiatif lama yang sempat tertunda karena berbagai kendala.
Menurutnya, skema program perlu dibedakan berdasarkan kategori wilayah. Desa-desa di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) merupakan tanggung jawab pemerintah. Sementara itu, desa non-3T bisa dikerjakan oleh penyelenggara jaringan swasta.
“Praktiknya dapat kombinasi dari keduanya,” kata Sarwoto.
Sarwoto menambahkan, cita-cita menghadirkan kecepatan internet 100 Mbps saat ini masih banyak mengandalkan fiber optik. Namun, pemanfaatan teknologi satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) maupun Low Earth Orbit (LEO) masih terkendala kapasitas.
Sebelumnya, Komdigi telah meresmikan peluncuran Program Kampung Internet 2025 di Desa Kramat Gajah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pada tahap awal, sebanyak 307 titik akan dibangun di provinsi tersebut, dengan tambahan jaringan kabel fiber optik sepanjang 196 kilometer. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan pentingnya internet sebagai penggerak kemajuan desa.
“Dengan Kampung Internet, anak-anak sekolah bisa belajar lebih mudah, UMKM bisa memperluas pasar, dan layanan publik desa makin cepat. Inilah motor penggerak kemajuan desa di era digital,” kata Meutya dalam laman resmi Komdigi pada Senin (29/9/2025).
Selain Sumatera Utara, titik Kampung Internet 2025 juga akan dibangun di NTB, Lampung, Jawa Barat, dan Banten. Program ini mendukung target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang mencakup penetrasi broadband rumah tangga 50%, pembangunan jaringan fiber optik hingga 90% kecamatan, serta kecepatan internet 100 Mbps pada 2029.
“Saat ini baru 21% rumah tangga yang memiliki akses broadband tetap. Artinya, pekerjaan rumah kita masih besar. Kampung Internet adalah salah satu cara untuk mengejar target itu,” tambah Meutya.
