Category: Bisnis.com Tekno

  • Hacker Ukraina Klaim Lumpuhkan Infrastruktur IT Pabrik Drone Rusia Gaskar Group

    Hacker Ukraina Klaim Lumpuhkan Infrastruktur IT Pabrik Drone Rusia Gaskar Group

    Bisnis.com, JAKARTA  —  Kelompok peretas (hacker) Ukraina mengklaim telah melumpuhkan infrastruktur TI milik Gaskar Integration, salah satu pemasok drone terbesar bagi militer Rusia. Selain memadamkan jaringan, mereka juga menghancurkan ribuan data teknis terkait produksi drone yang disebut penting untuk operasi militer Negeri Beruang Merah.

    Dilansir dari Register, Jumat (18/7/2025) menurut BO Team (Black Owl), kelompok peretas yang mengumumkan pelumpuhan ini melalui kanal Telegram, mereka “menembus sangat dalam” ke sistem pabrikan drone tersebut, bahkan menyamakan aksinya sebagai aksi pengurangan kekuatan militer (demiliterisasi) hingga kebagian inti.

    Para peretas mengaku sempat mengambil alih jaringan dan server Gaskar Group, mengumpulkan informasi krusial tentang produksi UAV (drone) Rusia — baik yang sedang diproduksi maupun yang baru dalam tahap pengembangan — lalu “menghancurkan semua informasi” yang ada di server, termasuk 10TB file cadangan.

    Selain meretas, BO Team juga menuduh China berperan dalam membantu produksi dan pelatihan spesialis Gaskar Group.

    Kelompok peretas Ukraina juga mengaku berhasil mencuri “seluruh source code” sebelum memusnahkan sistem dan infrastruktur Gaskar. Mereka turut mengunggah dokumen internal yang disebut sebagai kuesioner karyawan rahasia.

    Sampai berita ini dibuat, baik pihak Gaskar Integration maupun Kementerian Pertahanan Ukraina belum memberikan tanggapan atas klaim dan pertanyaan resmi dari media internasional.

    Pada Juni 2025, Perang Rusia vs Ukraina sempat memanas lagi dan membuat kekhawatiran dunia semakin tinggi. Satu hal yang perlu mendapat perhatian lebih dari memanasnya kembali hubungan dua negara tersebut adalah respons AS.

    Saat Ukraina dan Rusia saling menyerang dan mengadakan putaran kedua perundingan pada hari Senin, pemerintahan Trump tampak sangat tenang.

    Laporan ABC News bahkan menyebut bahwa hal ini menandakan adanya perubahan yang jelas namun halus dalam pendekatan AS terhadap mediasi konflik.

    Ilustrasi drone perang

    Untuk diketahui, Presiden Donald Trump tidak memberikan reaksi publik langsung terhadap serangan pesawat tak berawak Ukraina yang dramatis jauh di dalam Rusia.

    Padahal, serangan ini terjadi tepat sebelum delegasi Ukraina dan Rusia bertemu langsung di Istanbul.

    Pertemuan kali ini sebagian besar mengikuti format yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump. Sebab sebelumnya, perwakilan dari kedua negara mengadakan pertemuan pada bulan Mei untuk pertama kalinya sejak bulan-bulan awal perang.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio hadir dalam diskusi awal, yang dengan cepat dianggap sebagai kekecewaan oleh AS.

    Hal tersebut karena Rusia memilih untuk hanya mengirim sekelompok diplomat tingkat kerja untuk mewakili kepentingannya di meja perundingan.

    Namun kali ini, Rubio dan pejabat tinggi pemerintahan Trump lainnya memainkan peran yang lebih kecil dalam pembicaraan tersebut dan memiliki ekspektasi yang lebih rendah lagi.

    Menurut Departemen Luar Negeri, Rubio melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di mana ia “menegaskan kembali seruan Presiden Trump untuk melanjutkan perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina guna mencapai perdamaian abadi.”

    Akan tetapi, departemen tersebut mencatat dalam pernyataan percakapan tersebut bahwa panggilan telepon tersebut dilakukan atas permintaan Lavrov.

    Putaran negosiasi kedua berlangsung singkat dan berakhir tanpa terobosan berarti.

  • 3 Pilihan Graphic Card untuk Gamers dengan Uang Pas-pasan

    3 Pilihan Graphic Card untuk Gamers dengan Uang Pas-pasan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kartu grafis atau graphic card, menjadi salah satu komponen penting yang jadi perhatian bagi pengguna komputer, khususnya gamers.

    Di masa kini, game-game virtual semakin menawarkan grafik yang realistis, sehingga seringkali perangkat komputer yang tidak dilengkapi graphic card mumpuni akan sulit berjalan dengan baik, bahkan untuk menampilkan gambar 1080p.

    Apabila seorang pengguna masih ingin bermain game dengan persyaratan sistem cukup berat seperti EA FC, inZOI, atau Cyberpunk 2077 dengan graphic card yang ‘pas-pasan’, maka konsekuensi yang harus diterima adalah memainkannya dengan framerate rendah, atau menurunkan pengaturan grafik ke sedang, atau bahkan rendah.

    Namun, jika pengguna tidak mempermasalahkan bermain game dengan framerate rendah atau dengan grafik yang tidak bisa di-set terlalu tinggi, berikut ini adalah tiga pilihan graphic card dengan kualitas bersaing, tetapi dengan harga yang terjangkau, dikutip dari Slashgear:

    RX 9060 XT 16GB

    Kartu grafis keluaran AMD ini dapat mendukung resolusi 4K, tetapi terdapat kemungkinan batasan ini membuat beberapa game sama sekali tidak dapat dimainkan pada resolusi yang lebih tinggi. 

    Game-game seperti “Black Myth Wukong”, atau “Final Fantasy XVI” mungkin tergolong berat jika dijalankan dengan graphic card ini. Namun, RX 9060 XT 16GB sudah cukup mampu memainkan game-game terkini lainnya, meski framerate dapat turun di bawah 20 FPS.

    Kartu grafis ini dibanderol dengan kisaran harga sekitar Rp7-8 juta di sejumlah platform e-commerce.

    RTX 5060 Ti 16GB

    Produk ini merupakan besutan Nvidia, dengan performa kurang lebih sama dengan AMD 9060 XT. 

    Graphic card ini adalah kartu seri 50 termurah yang tersedia, dan mampu menangani grafik 4K dengan cukup baik. RTX 5060 Ti 16GB mampu menghindari masalah dengan 1% terendah, dan framerate yang jarang turun di bawah rata-rata 30 FPS.

    Graphic card ini dijual dengan kisaran harga Rp8-9 juta di sejumlah platform e-commerce.

    Perlu diingat bahwa pemilihan kartu grafis berbeda dengan pemilihan GPU. Ketika memilih GPU, kinerja dan harga untuk yang generasi lama pun masih cukup mumpuni, sehingga tidak masalah jika harus membeli GPU bekas.

    Namun untuk pemilihan kartu grafis, ada baiknya jika pengguna berhati-hati jika membelinya dalam kondisi bekas.

    RX 7700 XT

    Satu lagi dari AMD, RX 7700 XT sebetulnya merupakan generasi terakhir, tetapi masih bisa ditemukan dalam kondisi baru di berbagai pengecer.

    Graphic card ini dapat mengalahkan seri 5060 Ti dan 9060 XT, akan tetapi di beberapa perilisannya dinilai gagal.

    Dengan menggunakan kartu grafis ini, persyaratan minimum game 4K sudah dapat dipenuhi, harga yang ditawarkan produk ini di sejumlah e-commerce adalah sekitar Rp8 juta. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Mengembalikan Ruh Komunikasi di Era Viral

    Mengembalikan Ruh Komunikasi di Era Viral

    Bisnis.com, JAKARTA – Tiga dekade lalu, komunikasi ada­­­lah per­­­temuan batin. Ia lahir dari kebutuhan untuk dipahami, bukan hanya didengar. Saat itu, percakapan punya makna karena dilandasi keinginan untuk saling mengerti.

    Kini, dunia digital mengubah wa­­­jah komunikasi menjadi ta­­­­yangan singkat yang ber­­­kejaran di lini masa ra­­­mai, cepat, dan sering kali tak menyisakan ruang un­­­tuk perenungan. Di era me­­­­dia sosial, percakapan tak lagi sekadar tentang isi pesan, tapi tentang im­­­pre­si: berapa banyak yang me­­­nyukai, membagikan, atau mengomentari. Ruh komunikasi perlahan me­­­mu­­­dar, tergantikan oleh “ke­­­butuhan” untuk tampil, untuk viral, untuk dianggap ada.

    Secara psikologis, ini bu­­­kan gejala yang sepele. Dopamin zat kimia penghargaan di otak dilepaskan bukan hanya saat kita menerima “like,” tetapi juga ketika kita melontarkan ekspresi kemarahan yang divalidasi publik. Siklus ini seperti mematuhi skema variable ratio reinforcement pada mesin judi di mana kita terus mencoba karena tak tahu kapan unggahan kita akan “meledak”.

    Keinginan menjadi viral sesungguhnya berakar pada dua dorongan psikologis: kebutuhan akan signifikansi sosial, dan kebutuhan akan otonomi mengendalikan narasi diri. Ironisnya, demi mengejar kebebasan berekspresi, kita justru terjebak dalam mekanisme umpan balik yang ditenagai klik orang banyak.

    Dalam konteks ini, kebutuhan dasar manusia untuk merasa signifikan dan didengar bermetamorfosis menjadi kebutuhan akan validasi instan. Bahkan kemarahan pun kini dikapitalisasi: studi menunjukkan bahwa unggahan bermuatan emosi negatif, terutama kemarahan moral, cenderung lebih mudah viral dibanding konten yang bernuansa netral. Kita lebih memilih mengekspresikan kekesalan secara terbuka daripada menyelesaikannya secara personal. Ujaran kebencian pun menjadi komoditas algoritmik.

    Salah satu bentuk nyata dari pergeseran ini adalah cara masyarakat menyampaikan keluhan. Komplain yang dahulu disampaikan secara langsung kini dialihkan ke media sosial, bukan semata karena kecewa, tapi karena tahu bahwa perhatian publik akan mempercepat respons. Konsumen merasa memiliki “kuasa” saat suara mereka disaksikan ribuan mata.

    Komplain publik kini lebih “seksi” ketimbang percakapan privat, menimbulkan pergeseran makna komunikasi yang semestinya dua arah berubah menjadi pertunjukan satu arah: menyampaikan agar dilihat, bukan agar dimengerti.

    Dari perspektif teori komunikasi, media sosial menyediakan spectator audience—hadirin yang memperbesar tekanan bagi brand untuk segera merespons. Konsumen memindahkan keluhan ke ruang publik demi mempercepat solusi, tetapi juga demi merasakan kekuasaan simbolik: “brand besar itu akhirnya mendengar suara saya.” Sayangnya, proses ini sering menyingkirkan good faith assumption dan menggantikannya dengan asumsi apriori: brand bersalah sampai terbukti sebaliknya.

    MAKNA INTERAKSI

    Fenomena ini kemudian menjadi tantangan bagi dunia industri, khususnya dalam membangun relasi antara brand dan audiens. Tak heran bila muncul tren “memanusiakan brand”— sebuah upaya untuk mendekatkan institusi korporat dan kebutuhan manusiawi pelanggan.

    Namun, pendekatan ini sering kali disalahartikan. Banyak brand berlomba-lomba tampil santai, menggunakan bahasa gaul, atau membalas komentar dengan emoji dan humor sarkastik, seolah kedekatan hanya soal gaya bicara. Padahal, esensi memanusiakan merek bukan soal meniru slang warganet, melainkan menempatkan empati, kejujuran, dan kerentanan terukur sebagai poros interaksi.

    Di tengah keramaian dunia digital, industri seharusnya mulai menggeser fokus dari “viralitas” ke “vitalitas”—dari kuantitas keterlibatan ke kualitas hubungan. Pengukuran keberhasilan bukan dari seberapa sering nama brand disebut, tetapi seberapa dalam makna yang dirasakan audiens dari setiap interaksi. Komunitas daring perlu difasilitasi bukan sekadar untuk menggemakan promosi, tapi untuk membangun ruang dialog yang sehat.

    Pada akhirnya, manusia tetaplah titik pusat dari komunikasi. Media sosial hanyalah alat; tetapi pilihan untuk menyampaikan dengan hormat, mendengar dengan niat, dan merespons dengan empati, adalah tindakan sadar yang tak bisa digantikan algoritma.

    Kita mungkin tak bisa sepenuhnya membendung derasnya budaya klik, tetapi kita bisa memilih untuk tidak tenggelam di dalamnya. Bagi industri, memenangkan hati berarti terlebih dulu memenangkan martabat percakapan.

    Bagi individu, menjadi viral sekejap tidak akan pernah menandingi ketenangan batin saat didengar sepenuh hati. Ketika scrolling berhenti, tersisa interaksi nyata antar-manusia, saling bertanya, “Apa kabarmu hari ini?” Itulah ruh komunikasi yang harus kita rawat kembali.

     

  • Singtel Kaji Kemitraan Regional, Sinergi PDN hingga Pemerataan Internet

    Singtel Kaji Kemitraan Regional, Sinergi PDN hingga Pemerataan Internet

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid tengah mengkaji kolaborasi dengan swasta Singapore Telecommunications Limited (Singtel) dalam membangun infrastruktur internet hingga mengelola pusat data nasional (PDN).

    Saat menerima kunjungan Chairman Singapore Telecommunications Limited (Singtel) Lee Theng Kiat di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2025), Meutya mengatakan sejumlah isu dibahas termasuk terkait aliansi strategis untuk memperkuat ekosistem digital kawasan Asia Tenggara, khususnya melalui kerjasama di bidang pusat data, kecerdasan artifisial (AI), dan optimalisasi konektivitas digital hingga ke pelosok negeri.

    Meutya menegaskan perubahan paradigma pembangunan Pusat Data Nasional (PDN). Jika sebelumnya PDN hanya dibangun menggunakan infrastruktur pemerintah, kini pemerintah Indonesia secara terbuka mengundang keterlibatan pihak swasta melalui skema kemitraan publik-swasta (public-private partnership/PPP).

    “Kami mengubah pendekatan, sebelumnya PDN hanya dibangun oleh pemerintah, sekarang kita akan libatkan ekosistem, terbuka peluang PPP untuk digunakan sebagai ekosistem pusat data digital nasional,” kata Meutya.

    Pendekatan kolaboratif ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur digital dasar yang kompetitif, aman, dan dapat diandalkan.

    Lebih lanjut, Meutya juga membahas mengenai urgensi pengembangan AI yang bertanggung jawab. 

    Dia mengakui Singapura sebagai rujukan utama di Asia Tenggara dalam tata kelola dan regulasi AI. Kesamaan visi antara Indonesia dan Singapura, khususnya Singtel, menjadi dasar kuat dalam membangun sinergi strategis di bidang teknologi mutakhir ini.

    “Singapura dalam hal ini akan menjadi panutan bagi kami karena telah memulainya lebih awal,” kata Meutya.

    Terakhir, Meutya dan Singtel membahas mengenai  cara mengatasi blank spot atau wilayah tanpa akses internet di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Dia menegaskan pentingnya peran Telkom, Telkomsel, serta Singtel sebagai katalisator dalam mewujudkan misi zero blank spot di Indonesia.

    “Salah satu quick win kami adalah mewujudkan zero blank spot. Kami percaya kerja sama erat dengan Telkomsel dan Singtel akan mempercepat pencapaian ini,” kata Meutya.

    Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah menjangkau 4.132 desa di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) mendapatkan koneksi dengan internet pita lebar hingga Juli 2025. 

    Angka tersebut mencakup 41,32% dari yang telah ditargetkan yakni mencapai 10.000 desa digital. Dengan capaian tersebut, sudah lebih dari 3,8 juta warga yang dapat mengakses layanan digital untuk pertama kalinya.

    Pembangunan 7.500 menara BTS telah memperluas layanan 4G ke wilayah non-komersial. Sementara itu, jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring kini telah menjangkau seluruh provinsi.

    “Target kami, 90% populasi Indonesia terkoneksi dengan internet pita lebar pada 2030, dan 100 persen pada 2045. Ini bagian dari Visi Indonesia Digital 2045,” kata Meutya.

    Meutya pun menekankan  pembangunan digital harus menjangkau seluruh warga negara tanpa terkecuali. Menurutnya konektivitas digital adalah hak semua orang, bukan hak istimewa segelintir kelompok. 

    “Internet harus hadir di pedesaan, perkotaan, hingga daerah terpencil,” katanya.

  • Di Balik Starlink Stop Layani Pelanggan Baru, Ritel dan Korporasi Berebut Kapasitas

    Di Balik Starlink Stop Layani Pelanggan Baru, Ritel dan Korporasi Berebut Kapasitas

    Bisnis.com, JAKARTA— Kapasitas layanan internet berbasis satelit milik SpaceX, Starlink disebut telah mencapai batas maksimum, hingga tidak lagi menerima pelanggan baru di Indonesia. Pengaturan terhadap layanan ini menjadi sorotan.

    Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menjelaskan layanan internet Starlink umumnya dibagi menjadi dua jenis: pertama, layanan dengan jaminan kualitas (Quality of Service/QoS) tertentu, yang biasanya digunakan oleh pelanggan korporasi; dan kedua, layanan berbasis sistem berbagi (shared capacity atau up to), yang umum digunakan oleh pelanggan individu.

    Menurut Agung, penyebab utama kejenuhan kapasitas secara teknis adalah keterbatasan jumlah satelit Starlink yang melintas di wilayah Indonesia, sementara pengguna yang memesan, telah menggunakan, dan akan menggunakan sangat besar. 

    Permintaan besar tersebut terjadi di pelanggan ritel dan juga pelanggan korporasi.

    “Secara teknis, inilah faktor penyebab kejenuhan kapasitas,” kata Agung saat dihubungi Bisnis pada Kamis (17/7/2025).

    Diketahui, Starlink merupakan satelit yang mengorbit pada ketinggian di atas 500 kilometer. Satelit khusus internet tersebut berukuran kecil dan memiliki kapasitas terbatas.

    Di Indonesia, Starlink melayani digunakan untuk tiga hal yaitu menyalurkan internet kepada pelanggan ritel, pelanggan korporasi, dan jaringan pengalur atau backhaul.

    Karakteristik satelit ini untuk pelanggan ritel adalah makin banyak pengguna, maka akan makin menyusut. Sementara itu, untuk pelanggan korporasi dan backhaul karena yang dijual adalah jaminan kualitas layanan (SLA), maka sebisa mungkin reseller Starlink seperti Telkom, Datalake Indonesia, Primacom, dan lain sebagainya, memastikan ketersediaan kapasitas.

    Artinya, walaupun pelanggan belum ada, namun perusahaan harus mengantongi kapasitas satelit Starlink sehingga ketika pelanggan korporasi atau selular masuk, layanan bisa diberikan. 

    Perangkat penerima sinyal Starlink

    Dalam kasus Starlink, SpaceX berhenti memberikan layanan internet kepada pelanggan ritel dan mitra disebabkan kapasitas habis. Starlink juga tidak membagi antara kapasitas untuk ritel, korporasi, dan backhaul, termasuk wilayah yang dilayani.

    Berbeda dengan serat optik yang kapasitasnya dapat ditambah kapanpun tanpa menambah infrastruktur kabel, kapasitas Starlink baru dapat ditambah jika ada satelit baru yang diluncurkan Elon Musk.

    Agung menduga kapasitas Starlink penuh bukan semata disebabkan oleh lonjakan pengguna individu, melainkan kemungkinan juga karena permintaan di korporasi dan backhaul. Hal ini mengingat Starlink mengantongi izin untuk melayani segmen business to business (B2B) maupun business to customer (B2C). 

    Oleh karena itu, Agung mendorong adanya peran regulator dalam memantau dan mengevaluasi jumlah pelanggan yang dilayani oleh Starlink di Indonesia.

    “Regulator dapat melakukan asesmen terhadap penyebab kejenuhan kapasitas yang dilaporkan oleh Starlink,” tambahnya.

    Terkait asumsi Starlink lebih banyak digunakan di wilayah perkotaan, yang semestinya sudah dijangkau layanan fiber optik (FO), Agung mengatakan hal tersebut berkaitan dengan komitmen pembangunan yang biasanya tercantum dalam izin operasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), termasuk kewajiban untuk melayani wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

    Seharusnya Starlink, dengan kapasitas yang dimiliki sebelumnya, fokus melayani daerah 3T sehingga pemerataan internet terjadi. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya.

    “Secara teknis, Starlink tidak memiliki kendala untuk melayani daerah 3T,” ujarnya.

    Sementara itu, VP Corporate Secretary Telkomsat, Fino Arfiantono mengatakan bahwa SpaceX menggunakan satelit yang sama untuk memberikan layanan Starlink bagi pelanggan ritel dan pelanggan korporasi (termasuk backhaul). Namun, Fino memastikan perusahaan hanya memesan kapasitas sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

    “Telkomsat membeli layanan sesuai dengan kebutuhan customer. Hal yang sama juga dilakukan oleh reseller yang lainnya,” kata Fino.

    Diberitakan sebelumnya, Starlink saat ini tidak menerima pelanggan baru di Indonesia lataran kehabisan kapasitas.  Perusahaan menyebut aktivasi perangkat baru juga dihentikan sementara bagi pelanggan yang membeli melalui toko ritel atau penjual pihak ketiga. 

    “Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitasnya telah habis terjual di seluruh Indonesia,” demikian tulis Starlink di laman resminya pada Minggu, 13 Juli 2025. 

    Ilustrasi konektivitas internet

    Fino menjelaskan kebijakan tesebut hanya berlaku bagi pelanggan baru. Sementara itu pelanggan yang telah memesan Starlink sebelum kebijakan tersebut disampaikan, tidak terdampak.

    Dia mengatakan seluruh reseller Starlink di Indonesia telah menerima pemberitahuan resmi pemberhentian layanan, begitupun Telkomsat. 

    “Starlink melakukan pemberhentian layanan dikarenakan kapasitas yang sudah penuh,” kata Fino kepada Bisnis, dikutip Kamis (17/7/2025). Namun demikian, Fino tidak menampik saat ini masih ada antrean pemasangan yang tertunda akibat penghentian penerimaan pelanggan baru dari Starlink.  Pihaknya pun memastikan telah memberikan informasi gangguan tersebut kepada pelanggan yang terdampak. 

    “Telkomsat telah mengirimkan informasi kepada pelanggan baik melalui surat resmi maupun media lain,” katanya.  Sampai dengan saat ini pelanggan yang menggunakan layanan Starlink melalui Telkomsat mencapai sebanyak lebih dari 3000 node.

    Adapun dari jumlah tersebut, Telkomsat hanya melayani pelanggan korporat. Diberitakan sebelumnya, Starlink mengumumkan tidak lagi menerima pelanggan baru di Indonesia melalui laman resminya. 

    Perusahaan menyebut aktivasi perangkat baru juga dihentikan sementara bagi pelanggan yang membeli melalui toko ritel atau penjual pihak ketiga.

    Kebijakan tersebut dilakukan lantaran kapasitas Starlink sudah habis di Indonesia 

    “Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitasnya telah habis terjual di seluruh Indonesia,” demikian tulis Starlink. SpaceX menyediakan layanan Starlink Business yang menawarkan kecepatan unduh hingga 220 Mbps dan latensi rendah di sebagian besar lokasi, untuk memastikan kelancaran operasional bisnis. 

    Starlink Business menyasar berbagai sektor, termasuk migas, pertambangan, perkebunan, dan operasi lepas pantai, yang seringkali beroperasi di lokasi terpencil.   

  • Seleksi Frekuensi 1,4 GHz Menunggu Kesiapan Infrastruktur

    Seleksi Frekuensi 1,4 GHz Menunggu Kesiapan Infrastruktur

    Bisnis.com, JAKARTA —  Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih menyiapkan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz hingga pertengahan Juli 2025. Salah satu yang menjadi penghambat adalah kesiapan infrastruktur untuk menggelar seleksi secara elektronik. 

    Selain itu, kebijakan yang disusun secara komprehensif berjalan secara lancar, adil, dan transparan juga menjadi perhatian. 

    “Sesuai komitmen di atas, setelah kebijakan seleksi dan infrastruktur seleksi siap, maka Kemkomdigi akan mengumumkan pelaksanaan seleksi sesegera mungkin,” Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto kepada Bisnis, Jumat (18/7/2025). 

    Setelah beberapa kali mundur, Komdigi menargetkan pemenang lelang frekuensi 1,4 Ghz dapat diumumkan pada Juli atau Agustus 2025. Selain peminat lainnya, Surge (WIFI) dan Sinergi Inti (INET) menjadi dua emiten yang secara gamblang menyatakan tertarik pada lelang frekuensi 1,4 Ghz yang diarahkan untuk internet murah itu. 

    PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge, emiten yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo bahkan optimistis bakal menang lelang frekuensi 1,4 Ghz itu. WIFI mengklaim telah menyiapkan secara komprehensif untuk menggarap segmen baru untuk internet murah berkecepatan 100 Mbps itu. 

    Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong menjelaskan WIFI akan mengikuti lelang spektrum 1,4 GHz. Menurutnya, spektrum 1,4 GHz memang tidak aman dari sisi ekosistem karena belum dikembangkan atau ter-develop. 

    Namun, perseroan sudah mengembangkan dengan berkolaborasi dengan para vendor global baik dari sisi teknologi hingga jaringan. 

    “Jadi secara jaringan dan juga secara device, semuanya kami sudah lengkap, sudah komprehensif,” kata Shannedy dalam Shareholders Insight Forum WIFI, di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

    Menara telekomunikasi pemancar internet

    PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) masih mengkaji lebih lanjut rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang akan membuka skema jaringan terbuka (open access) berbasis spektrum frekuensi baru. 

    Group Head Government Relation & Regulatory XLSMART Alvin Aslam mengatakan pihaknya saat ini masih mempelajari kebijakan tersebut dan secara aktif menjalin komunikasi dengan Komdigi. 

    “Saat ini kami masih mempelajari hal tersebut serta tentunya berkomunikasi dengan Komdigi,” kata Alvin saat dihubungi Bisnis pada Selasa (17/6/2025). 

    Alvin mengakui bahwa salah satu tantangan utama dalam implementasi kebijakan ini adalah menyatukan pemahaman serta menyelaraskan strategi dan kepentingan seluruh pihak dengan semangat untuk mengedepankan kepentingan bersama dan mendorong kemajuan demi memberikan manfaat bagi masyarakat.

    Pihaknya berharap agar regulasi yang sedang disusun pemerintah dapat mempertimbangkan berbagai aspek secara menyeluruh, sehingga mampu menciptakan iklim investasi yang lebih sehat.

    “Pada akhirnya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat,” imbuhnya. 

    Sementara itu, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) masih mengkaji lebih lanjut rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang akan membuka skema jaringan terbuka (open access) berbasis spektrum frekuensi baru. 

    Group Head Government Relation & Regulatory XLSMART Alvin Aslam mengatakan pihaknya saat ini masih mempelajari kebijakan tersebut dan secara aktif menjalin komunikasi dengan Komdigi. 

    “Saat ini kami masih mempelajari hal tersebut serta tentunya berkomunikasi dengan Komdigi,” kata Alvin saat dihubungi Bisnis pada Selasa (17/6/2025). 

    Alvin mengakui bahwa salah satu tantangan utama dalam implementasi kebijakan ini adalah menyatukan pemahaman serta menyelaraskan strategi dan kepentingan seluruh pihak dengan semangat untuk mengedepankan kepentingan bersama dan mendorong kemajuan demi memberikan manfaat bagi masyarakat.

    Pihaknya berharap agar regulasi yang sedang disusun pemerintah dapat mempertimbangkan berbagai aspek secara menyeluruh, sehingga mampu menciptakan iklim investasi yang lebih sehat.

    “Pada akhirnya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat,” imbuhnya. 

    Etta Rusdiana Putra, Analis Maybank Sekuritas Indonesia mengatakan kecepatan internet Indonesia tertinggal dari negara lain lantaran penundaan perluasan jaringan 5G dan terbatasnya pengembangan fix broadband (FBB). 

    Dia berharap Telkomsel, Indosat dan XL Axiata berpartisipasi aktif untuk memenangkan persaingan lelang frekuensi 1,4 GHz guna meredam persaingan di masa mendatang. 

    Ilustrasi jaringan 5GPasalnya, pemain di luar ketiga operator juga memiliki hasrat yang tinggi untuk memenangkan spektrum ini guna memanfaatkan infrastruktur fiber yang dimiliki. 

    “Jika pemerintah memberikan kepada non-MNO [Mobile Network Operator], kami memiliki dua kekhawatiran yakni sebesar besar bandwidth-nya dan ke mana perusahaan itu ekspansi,” tulisnya pada riset tertanggal 27 Februari 2025. 

    Menurutnya, jika operator di luar MNO memperoleh lebih dari 40 MHz, persaingan bakal makin ketat dan kemungkinan akan menyasar pasar yang mudah diraih yakni Jawa dan akan menyerang dengan harga yang lebih rendah. 

    “Kami yakin MNO harus memenangkan 1400 MHz, terutama Telkomsel,” imbuhnya. 

  • Kapasitas Starlink Penuh, Gegara Marak RT/RW Net?

    Kapasitas Starlink Penuh, Gegara Marak RT/RW Net?

    Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai alasan di balik penuhnya kapasitas layanan internet satelit Starlink di Indonesia belum jelas dan perlu dikonfirmasi langsung kepada pihak Starlink.

    Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab Starlink menghentikan sementara penerimaan pelanggan baru.

    “Ini hal yang perlu diklarifikasi oleh pihak Starlink sendiri,” ujar Zulfadly kepada Bisnis, Kamis (17/7/2025).

    Zulfadly menekankan Starlink hanyalah salah satu dari banyak solusi untuk pemerataan akses internet, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Di wilayah perkotaan, layanan ini umumnya hanya dimanfaatkan sebagai backup link ketika jaringan utama mengalami gangguan.

    Menurutnya, koneksi satelit sejauh ini tetap bermanfaat, terutama di daerah rural atau wilayah yang masih terkendala infrastruktur fiber optik. Dia menambahkan, layanan Starlink Residential memang marak digunakan di daerah-daerah yang biaya instalasi fiber optik masih tergolong tinggi. Namun, masih banyak ruang yang dapat digarap oleh ISP lokal.

    “Dari sisi pemerataan akses, Starlink hanya salah satu solusi. Artinya, masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan oleh ISP-ISP lokal,” kata Zulfadly. 

    Meski belum mengetahui penyebab utama kapasitas Starlink penuh, APJII mencatat adanya sejumlah dugaan. Salah satunya adalah maraknya penggunaan layanan oleh penyelenggara RT/RW Net yang membeli layanan Starlink lalu menjualnya kembali tanpa izin resmi.

    “Dari beberapa pengamatan kami, memang benar bahwa RT/RW Net mengambil peran tersebut,” ungkap Zulfadly.

    Dia juga mengungkapkan tidak sedikit ISP legal yang akhirnya turut menjadi reseller bandwidth Starlink dan hal ini bisa saja turut menyumbang pada penuhnya kapasitas.

    “Apakah kuota habis karena hal itu? Nah, itu yang perlu dipastikan ke Starlink sendiri,” tegasnya.

    Dengan berhentinya sementara pendaftaran pelanggan baru oleh Starlink, Zulfadly berharap kondisi ini bisa menjadi peluang bagi ISP lokal untuk hadir sebagai solusi alternatif.

    “Tentu kami harapkan itu,” tutupnya.

    Diberitakan sebelumnya, Starlink saat ini tidak menerima pelanggan baru di Indonesia lataran kehabisan kapasitas. Perusahaan menyebut aktivasi perangkat baru juga dihentikan sementara bagi pelanggan yang membeli melalui toko ritel atau penjual pihak ketiga. 

    “Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitasnya telah habis terjual di seluruh Indonesia,” demikian tulis Starlink di laman resminya pada Minggu, 13 Juli 2025. 

    Starlink hadir di Indonesia sejak Juni 2022, beroperasi di bawah kerja sama dengan PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat). Belakangan, penjualan internet besutan Elon Musk itu memang meningkat khususnya untuk penjualan layanan satelit orbit rendah untuk Starlink untuk segmen korporasi mengalami peningkatan. Pun, dengan layanan satelit GEO seperti High Throughput Satellite (HTS) Merah Putih. 

    SpaceX menyediakan layanan Starlink Business yang menawarkan kecepatan unduh hingga 220 Mbps dan latensi rendah di sebagian besar lokasi, untuk memastikan kelancaran operasional bisnis. 

    Starlink Business menyasar berbagai sektor, termasuk migas, pertambangan, perkebunan, dan operasi lepas pantai, yang seringkali beroperasi di lokasi terpencil. Adapun di Indonesia perusahaan yang terdaftar sebagai reseller Starlink antara lain telkomsat, Primacom, dan Data Lake Indonesia.

  • Google Cloud Luncurkan Data Region Keamanan Siber di Jakarta

    Google Cloud Luncurkan Data Region Keamanan Siber di Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA— Google Cloud meluncurkan data region khusus untuk Operasi Keamanan Siber (Security Operations Center/SOC) di Jakarta. 

    Fasilitas tersebut disebut sebagai bagian dari komitmen Google Cloud terhadap pentingnya cyber residency, sekaligus memperkuat upaya perlindungan data di tengah meningkatnya ancaman digital di Indonesia.

    Country Director Indonesia Google Cloud Fanly Tanto mengatakan, peluncuran ini memungkinkan lebih banyak organisasi di Indonesia, termasuk lembaga pemerintah dan sektor-sektor teregulasi, untuk memanfaatkan platform keamanan Google yang didukung kecerdasan buatan (AI) dan threat intelligence, sembari tetap mematuhi persyaratan lokal terkait residensi data.

    “Peluncuran SOC, Security Operations Center, yang sekarang available di tanahnya Indonesia, di zone-nya Indonesia. Itu adalah komitmen kami Google Cloud terhadap pentingnya cyber residency,” kata Fanly dalam acara Google Cloud: “Bolstering Cyber Resilience with AI-Powered Security Operations” di Jakarta pada Kamis (17/7/2025).

    Berdasarkan riset internal, pemanfaatan platform keamanan canggih berbasis AI ini diyakini dapat mengurangi kerugian akibat serangan siber hingga Rp29 triliun (setara US$1,8 miliar) selama 5 tahun ke depan, dengan mendorong transisi dari strategi keamanan yang reaktif menjadi proaktif.

    Fanly mengatakan. Google juga mengumumkan inisiatif ‘Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber’, sebuah program komprehensif yang dirancang untuk membantu organisasi meningkatkan postur keamanan mereka. 

    Program ini menggandeng lima mitra Managed Security Service Provider (MSSP), yakni Accenture, Astra Graphia Information Technology (AGIT), Deloitte, Elitery, dan SQShield. Adapun, program ini mencakup penilaian mandiri di empat area inti, yakni tata kelola keamanan, arsitektur, pertahanan siber, dan manajemen risiko. 

    Berdasarkan hasilnya, Google Cloud dan mitra akan memberikan rekomendasi praktik terbaik, menyusun roadmap keamanan yang disesuaikan, serta memberikan opsi dukungan SOC yang dikelola bersama, termasuk dari pakar keamanan siber global seperti Mandiant.

    “Perusahaan dapat menerapkan pendekatan modern dalam mendeteksi, menyelidiki, dan merespons ancaman siber secara lebih cepat dan efektif,” tutur Fanly.

    Tidak hanya itu, program ini juga menyasar peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan yang tersedia di platform Google Cloud Skills Boost dan Mandiant Academy. Organisasi yang tergabung akan mendapatkan akses bersubsidi ke pelatihan tersebut untuk memperkecil talent gap di bidang keamanan siber.

    Dari sisi teknologi, platform Google Security Operations mengintegrasikan kemampuan SIEM (Security Information and Event Management) dan SOAR (Security Orchestration, Automation, and Response) berbasis AI untuk meningkatkan deteksi dan respons ancaman secara signifikan. Semua ini didukung oleh threat intelligence dan agen AI yang dikembangkan khusus untuk sektor keamanan menggunakan model Gemini.

    Fanly menyebut, kerugian finansial dan reputasi akibat pelanggaran data berakar dari tiga masalah keamanan yang paling mendasar. 

    “Ketiganya yakni besarnya jumlah ancaman [threat overload],pekerjaan manual [toil], dan kesenjangan keahlian [talent gap] yang makin melebar,” kata Fanly.

    Sementara itu, Marcel Judodihardjo, Solutions Consultant, Security Google Cloud Indonesia, menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan penyedia teknologi dalam membangun ketahanan siber nasional.

    “Jadi kalau kita ngomongin keamanan cyber, itu tuh penting adanya kolaborasi sih. Jadi dengan adanya threat intelligence, di Google sendiri kita bayangin setiap hari ada miliaran user yang memakai platform kami yang harus tetap aman,” kata Marcel.

  • Bertahan Tanpa PHK, Ini Strategi MHI Hadapi Krisis di Bisnis Ritel Elektronik

    Bertahan Tanpa PHK, Ini Strategi MHI Hadapi Krisis di Bisnis Ritel Elektronik

    Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah badai krisis global yang melanda berbagai sektor ekonomi sejak pandemi COVID-19 hingga fluktuasi nilai tukar dolar, Mitra Hub Indonesia (MHI) mampu bertahan di industri ritel elektronik.

    CEO MHI Choi Taesung mengklaim perusahaannya tetap stabil dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, bahkan saat tekanan ekonomi sedang tinggi-tingginya.

    “Saat banyak pelaku ritel terdampak oleh penurunan daya beli dan gangguan rantai pasok selama pandemi, MHI memilih untuk tidak mengambil jalan pintas berupa efisiensi tenaga kerja,” kata Choi dalam keterangan tertulis, Kamis (17/7/2025).

    Sebaliknya, perusahaan melakukan adaptasi strategis seperti memperkuat kanal penjualan digital, mendiversifikasi fungsi tim lapangan, dan memaksimalkan kemitraan dengan brand utama seperti Samsung.

    Tidak hanya bertahan, MHI bahkan mencatat pertumbuhan signifikan di masa pandemi. Dalam periode 2020 hingga 2022, perusahaan berhasil membuka lebih dari 20 toko baru di berbagai wilayah strategis, sebuah langkah ekspansi yang kontras dengan tren penyusutan yang dialami banyak pelaku ritel lain.

    “Karyawan bukan sekadar aset, mereka adalah wajah dan denyut bisnis kami di mata konsumen. Keputusan untuk tidak melakukan PHK adalah bagian dari komitmen jangka panjang terhadap keberlanjutan,” tambah Choi.

    Strategi ini terbukti efektif. Setelah pandemi mereda, MHI mampu melakukan pemulihan operasional dengan cepat tanpa harus membangun ulang tim dari nol. Dengan sistem manajemen yang fleksibel dan kontrol operasional yang disiplin, MHI justru tumbuh stabil di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.

    “Ketahanan bukan dibangun saat krisis datang. Itu dibentuk jauh sebelum badai muncul, lewat keputusan-keputusan kecil yang konsisten dan penuh tanggung jawab.”

    Keberhasilan MHI menjaga stabilitas bukan hanya menjadi contoh manajemen krisis yang efektif, tetapi juga menunjukkan bahwa ritel elektronik masih bisa dijalankan secara beretika dan berkelanjutan, bahkan dalam masa-masa paling sulit.

    MHI yang didirikan oleh Choi Taesung pada tahun 2014 merupakan mitra resmi Samsung di Indonesia. Mengelola lebih dari 77 cabang di Pulau Jawa, MHI membawahi berbagai format toko seperti Samsung Experience Store, Samsung Store, dan Samsung by MHI.

    “Sejak awal, kami membangun MHI dengan prinsip bahwa bisnis bukan hanya soal untung, tapi juga soal menjaga ekosistem manusia yang ada di dalamnya,” pungkas Choi.

  • Surge Dorong Harga Murah, MyRepublic Perkuat Infrastruktur

    Surge Dorong Harga Murah, MyRepublic Perkuat Infrastruktur

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan internet rumah bertarung ketat dalam mengejar pertumbuhan pelanggan di tengah pelemahan daya beli masyarakat. Jutaan pelanggan diincar di tengah situasi dalam negeri yang cukup fluktuatif.

    PT Dian Swastatika Sentosa Tbk., melalui produk MyRepublik, meningkatkan kualitas serat optik dengan menggandeng mitra besar. Sementara itu PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WiFI) akan terus memberikan paket internet cepat murah.

    Emiten afiliasi Hashim Djojohadikusumo tersebut menargetkan 5 juta pelanggan internet rumah pada tahun ini

    Untuk mencapai target itu, Surge menyiapkan produk internet 200Mbps seharga Rp100.000 yang menargetkan segmen menengah ke bawah.

    Direktur Utama Surge, Yune Marketatmo mengatakan paket murah tersebut bukan promo. Perusahaan akan menerapkan paket internet murah di bawah Rp200.000 secara berkelanjutan. 

    “Jadi, ini tuh [paket Rp100.000 dengan kecepatan 200 Mbps, bukan cuma promo-promo sebulan, dua bulan, terus dia naikin, gitu ya,” kata Yune kepada Bisnis, dikutip Kamis (17/7/2025).

    Yune mengatakan perusahaan mampu menghadirkan internet cepat dengan harga murah karena memiliki kekuatan dalam menekan ongkos operasional. 

    Yune merahasiakan kekuatan tersebut dan enggan membaginya saat wawancara dengan Bisnis. Perusahaan akan berupaya keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

    “5 juta pelanggan dalam 12 bulan itu saya tidak bisa tidur,” kata Yune.

    Menurut Yune, saat ini pengguna internet di Indonesia berjumlah 220 juta, dan hanya 15% penetrasi yang dilakukan perusahaan penyedia internet di industri ini. Dengan begitu, peluang Surge untuk melakukan ekspansi bisnis sangat terbuka lebar.

    Dalam jangka menengah atau 5 tahun ke depan, perusahaan menargetkan dapat merangkul 40 juta pengguna. 

    Yune menambahkan bahwa paket internet Rp100.000 dengan kecepatan 200 Mbps saat ini telah tersedia dan digunakan di Jabodetabek. 

    Sementara itu, MyRepublic menjalin kerja sama dengan perusahaan Corning dalam menyediakan layanan internet Fiber to the Home (FTTH). MyRepublic menekan ongkos infrastruktur serat optik dengan memasang kabel yang lebih ramping dan cepat terinstalasi.

    Corning merupakan perusahaan bidang teknologi rekayasa material dan pelopor jaringan berbasis serat optik pasif nantinya akan memasukkan teknologi Evolv Pushlok pada layanan FTTH.

    Konektor Evolv Pushlok dirancang untuk kondisi lingkungan yang dinamis, berukuran setengah kali lebih kecil dari versi sebelumnya, dan terhubung ke terminal yang empat kali lebih ringkas. Ukuran kecil ini dapat memungkinkan operator mempercepat proses instalasi.

    “Teknologi ini akan mampu memangkas biaya pemasangan jaringan fiber optik, dan yang pasti akan tetap selalu memenuhi kebutuhan masyarakat akan koneksi internet yang cepat,” kata CEO MyRepublic Indonesia, Timotius Max Sulaiman. 

    Kolaborasi produk layanan internet fiber optik ini akan diujikan di salah satu kawasan permukiman yang dipilih oleh MyRepublic di Jakarta.

    Lokasi percontohan tersebut akan mendemonstrasikan keunggulan solusi yang ditawarkan Corning, yang mampu mempercepat dan mempermudah jaringan bawah tanah di lingkungan permukiman

    Adapun pada awal 2025, MyRepublic mengeklaim telah melayani 1 juta pengguna aktif. Perusahaan menargetkan pada tahun ini dapat menjangkau 2 juta pengguna. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)