Panglima Perang Zelensky Uring-uringan, Ukraina Kena ‘PHP’ AS

26 February 2024, 20:10

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Ukraina mengungkap bantuan senjata dari negara-negara Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) ke negara itu untuk melawan Rusia. Hal ini terjadi saat Kyiv mulai terdesak dengan amunisi yang menipis.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan komitmen bantuan senjata dari blok itu tak sesuai dengan yang dijanjikan. Menurutnya, hanya 50% persenjataan yang dijanjikan tiba tepat waktu.
“Setiap kali komitmen tidak tercapai tepat waktu, kita kehilangan orang, kita kehilangan wilayah,” ujarnya pada Senin (26/2/2024), dikutip Newsweek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ucapan Umerov ini muncul tatkala Ukraina harus menarik pasukannya dan merelakan kota Avdiivka di wilayah Timur jatuh ke tangan Rusia. Kekalahan ini terjadi karena stok amunisi menipis yang diperburuk oleh terblokirnya bantuan senjata dari Amerika Serikat (AS) karena perdebatan di Parlemen negara itu.
Kyiv bergantung pada bantuan militer Barat untuk mempertahankan upaya perangnya melawan Rusia, dan mengandalkan sumber daya penting seperti sistem pertahanan udara, artileri, dan amunisi kepada para pendukungnya. AS adalah penyedia bantuan keamanan terbesar bagi Ukraina. Negeri Paman Sam telah mendedikasikan lebih dari US$ 44,2 miliar (Rp 687 triliun) untuk Kyiv dalam dua tahun terakhir.

Foto: Pemandangan situs saat upaya pencarian dan penyelamatan berlanjut di puing-puing bangunan setelah serangan rudal pasukan Rusia, pada 02 Maret 2023 di Zaporizhzhia, Ukraina. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)
Pemandangan situs saat upaya pencarian dan penyelamatan berlanjut di puing-puing bangunan setelah serangan rudal pasukan Rusia, pada 02 Maret 2023 di Zaporizhzhia, Ukraina. Sedikitnya empat orang tewas dan delapan lainnya luka-luka dalam serangan rudal di wilayah tenggara Zaporizhzhia, Ukraina, Kamis pagi. Sebuah roket yang ditembakkan oleh militer Rusia menghantam gedung berlantai lima, kata Kepolisian Nasional Ukraina dalam sebuah pernyataan. (Mustafa Ciftci/Anadolu Agency via Getty Images)

Namun pendanaan tahap baru, senilai US$ 60 miliar (Rp 937 triliun), telah terhenti di Kongres di tengah desakan Partai Republik untuk memperketat kontrol perbatasan di AS bagian Selatan. Umerov mengatakan pekan lalu bahwa panglima militer Ukraina, Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, telah membahas pasokan amunisi dengan Menteri Pertahanan AS. Lloyd Austin.
“Jika Ukraina gagal karena kami gagal memberikan bantuan keamanan kepada mereka, maka kerugiannya besar bagi Eropa, Amerika Serikat, dan dunia. Lebih tinggi dibandingkan biaya bantuan keamanan saat ini,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS awal bulan ini.

Di luar AS, Denmark memberikan paket bantuan militer baru ke Ukraina. Kopenhagen kemudian mendesak pendukung Ukraina lainnya untuk mengirimkan sumber daya lebih lanjut untuk upaya perang Kyiv.
“Kami terus memberikan sumbangan lebih lanjut kepada Denmark dengan harapan lebih banyak negara akan melakukan hal yang sama, bukan dalam enam atau 12 bulan, tapi sekarang ketika kebutuhan sangat, sangat besar,” kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen awal pekan ini.
Perang besar antara Rusia dan Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan aliansi militer Barat pimpinan AS, NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda perdamaian. Zelensky sebelumnya menegaskan perundingan tidak akan dimulai kembali ketika pasukan Rusia berada di wilayahnya. Diketahui, saat ini Rusia sekitar 18% wilayah Ukraina.

Sementara itu, terkait langkah selanjutnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemudian menjelaskan bahwa Kyiv memiliki rencana untuk serangan balasan baru terhadap pasukan Rusia. Ia mengatakan pergantian kepala militer Ukraina awal bulan ini terkait dengan rencana aksi baru di medan perang.
Pasukan Kyiv melakukan serangan balasan tahun lalu. Namun, serangan ini tidak mampu menembus garis pertahanan yang telah dipersiapkan Rusia di wilayah Selatan dan Timur negara itu.
“Rencana ini terkait dengan pergantian kepengurusan; ada perubahan yang sesuai. Beberapa rencana akan disiapkan karena adanya kebocoran informasi,” tambah Zelensky.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Waduh, Zelensky Ancam Cucu Putin

(luc/luc)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi