Nyamuk Wolbachia Disebut Juga Nyamuk Bill Gates, Apa Hubungannya dengan Bos Microsoft Itu?

24 November 2023, 8:30

TEMPO.CO, Jakarta – Belakangan ini ramai dibicarakan ihwal nyamuk Wolbachia sebagai inovasi menurunkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Namun, penerapan teknologi “nyamuk Bill Gates” oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut menuai pro-kontra.Di lini massa X, ada yang menyebut nyamuk ini adalah misi Bill Gates sebagai bapak LGBT sedunia. Bos Microsoft itu dituding tengah membentuk genetik LGBT melalui nyamuk tersebut. Akun itu menuliskan bahwa Wolbachia berasal dari lalat drosophila. Melalui serangga ini, kata dia, manusia akan jadi vektor mekanik penyebar kerusakan genetik laki-laki feminim.Sudah tentu informasi tersebut bohong alias hoaks. Wolbachia pada dasarnya bukan nyamuk. Tetapi adalah sebutan untuk bakteri yang hanya dapat ditemui di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Tudingan soal manusia akan jadi vektor Wolbachia juga ngawur. Sebab, mikroba ini tidak mampu bertahan hidup dan tidak dapat mereplikasi diri di luar sel tubuh serangga sebagai inangnya.Lantas, apa hubungan Wolbachia dengan Bill Gates?Dilansir dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat atau NCBI, Wolbachia ditemukan pada jaringan reproduksi nyamuk rumah (Culex pipiens) oleh Hertig dan Wolbach pada 1924. Sejak 2010, berdasarkan rilis World Mosquito Program atau WMP, penelitian Wolbachia dalam menekan penularan DBD mendapatkan pendanaan dari Bill and Melinda Gates Foundation dan Wellcome Trust.“Mungkin karena proyek ini memperoleh dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, sehingga banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates,” kata Pakar kesehatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, dalam cuitan (tweet) di akun X @ProfesorZubairi, Jumat, 17 November 2023.Iklan

Efektivitas inovasi nyamuk Bill Gates ini diklaim telah diteliti sejak 2011 oleh WMP dan Universitas Gadjah Mada atau UGM di Yogyakarta. Pada 2017, untuk kali pertama nyamuk mengandung Wolbachia dilepaskan. Peneliti Pendamping WMP Yogyakarta sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, Riris Andono Ahmad, menyebut hasil uji efikasi Wolbachia menggembirakan. “Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kasus demam berdarah dan 86 persen kasus DBD dirawat di rumah sakit,” ujar Riris.Sementara itu, peneliti UGM Adi Utarini menjelaskan bakteri Wolbachia maupun nyamuk yang bertindak sebagai inangnya bukanlah organisme hasil modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. Secara materi genetik, baik dari Wolbachia maupun nyamuk yang digunakan identik dengan organisme yang ada di alam. Wolbachia, kata dia, secara alami terdapat pada lebih dari 50 persen serangga.“Bakteri tersebut memiliki sifat sebagai simbion atau tidak berdampak negatif pada inangnya. Selain itu, berdasarkan analisis risiko yang dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia menyimpulkan efek negatif wolbachia dapat diabaikan,” kata Utarini, Kamis, 16 November 2023.ANDIKA DWI | MELYNDA DWI PUSPITAPilihan Editor: Mekanisme Nyamuk Wolbachia yang Disebut Bisa Mengerem Kasus DBD

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi