Ning Stasiun Balapan, Ini Dia Cerita Berdirinya Stasiun Legenda di Kota Solo Hingga Jadi Hits Alm Didi Kempot

7 September 2023, 20:38

SOLO, suaramerdeka.com – Ning Stasiun Balapan Kota Solo seng Dadi kenangan, yaah itulah lirik lagu yang menjadi hits campursari dibawakan oleh legenda Alm Didi Kempot. Lagu berjudul “Stasiun Balapan” diciptakan dan dipopulerkan oleh Didi Kempot The Godfather of Broken Heart. Lagu yang dirilis pada 1998 ini merupakan cerita tentang sebuah stasiun di kota kelahiran Didi Kempot, di Solo, Jawa Tengah. Baca Juga: Pre wedding Nyalakan Flare Sebablan Kebakaran Bukit Teletubbies Bromo, Auoto Nikah di Krangkeng
Terinsipirasi dari para penumpang yang ada di sana, Didi berhasil membuat lirik dengan menyertakan sindiran kepada mereka. Stasiun Balapan Solo merupakan stasiun paling besar dan bersejarah di Kota Solo.

Stasiun ini didirikan pada tahun 1873 pada jaman kolonial dan merupakan stasiun tertua di Solo. Stasiun ini berada di jalur kereta api yang menghubungkan kota Bandung, Jakarta, Surabaya dan Semarang. Stasiun Balapan berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi No. 112, Kestalan, Banjarsari. Baca Juga: Tragis! Sepasang Kekasih Tewas Di Tempat Setelah Mobil Honda Brio yang Dikendarainya Terguling di Makassar dilansir dari surakarta.go.id Sejarah berdirinya stasiun Balapan ini menarik untuk disimak. Lahan yang sekarang digunakan menjadi Stasiun Balapan, dahulunya merupakan Alun-Alun Utara milik Keraton Mangkunegaran. Di dalam alun-alun terdapat pacuan kuda Balapan, pada masa Mangkunegoro IV. Pada masa itu, Solo sedang digalakkan terjadinya perubahan. Perubahan dari pola pedesaan menjadi pola perkotaan. Ide perubahan itu datang dari Pemerintah Kolonial Belanda. Baca Juga: Tok! Mario Dandy Resmi Dihukum 12 Tahun Penjara Atas Penganiayaan Terhadap David Ozara Secara tidak langsung, ide-ide perubahan menuju pola perkotaan ini juga menyentuh soal sarana dan prasarana umum. Salah satunya menyangkut soal alat transportasi kereta api. Pemerintah Kolonial Belanda sudah menggagas jalur rel kereta api dari Semarang (sebagai Ibu Kota Provinsi) menuju Solo, maka Solo harus punya stasiun kereta api. Lokasi lapangan pacuan kuda Balapan dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun, karena jalur rel bisa langsung mengarah ke Semarang. Baca Juga: Berebut Hak Asuh, Ibunda Virgoun Blak-blakan Inara Takut Anaknya Di ‘Kristenisasi’ : Kalau Mau Bicara Agama… Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun, dan nama Balapan tetap dipertahankan. Setelah Stasiun Balapan berdiri, rel KA dihubungkan dengan stasiun-stasiun yang berada di titik-titik strategis, yakni di Purwosari, Sriwedari, dan Jebres. Stasiun-stasiun itu terhubungkan oleh rel-rel yang melewati tengah kota. Salah satu buktinya adalah jalur rel yang ada di tepi jalan Slamet Riyadi, jalur rel ini masih digunakan hingga sekarang.