Jakarta, Beritasatu.com – Mengenal lebih jauh mengenai modus deepfake yang ramai diperbincangkan karena kasus penipuan yang mencatut nama pejabat negara, termasuk Presiden Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri berhasil menangkap seorang penipu yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake untuk mencatut nama pejabat negara.
Lantas, sebenarnya bagaimana modus deepfake dilakukan? Dilansir dari Tech Target dan MIT, berikut penjelasan dan cara mengenalinya.
Bagaimana Modus Penipuan Deepfake Dilakukan?
Dalam kasus terbaru, pelaku menggunakan teknologi deepfake untuk menciptakan video atau rekaman suara yang menyerupai Presiden Prabowo. Modus ini dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi palsu atau menipu korban demi keuntungan finansial, seperti meminta donasi atau memengaruhi opini publik.
Teknik deepfake ini sangat berbahaya karena mampu meyakinkan korban bahwa konten tersebut berasal dari sumber tepercaya. Sebagai contoh, video atau rekaman yang dibuat dapat menunjukkan Presiden Prabowo memberikan instruksi langsung, padahal kenyataannya itu adalah manipulasi digital.
Mengapa Deepfake Berbahaya?
Bahaya utama deepfake adalah kemampuannya menyebarkan informasi palsu yang tampak kredibel. Dalam skala kecil, deepfake bisa digunakan untuk penipuan individu. Namun, dalam skala besar, teknologi ini dapat digunakan untuk menyebarkan propaganda, memengaruhi pemilu, atau bahkan menciptakan ketegangan geopolitik.
Selain itu, dampak psikologis terhadap korban tidak bisa diabaikan. Mereka yang menjadi target penipuan deepfake sering merasa bingung, tidak berdaya, dan kesulitan membedakan mana informasi asli dan palsu.
Cara Mengenali Deepfake
Meski semakin canggih, konten deepfake masih memiliki kelemahan yang dapat dikenali dengan beberapa cara, seperti dilansir dari situs MIT:
Perhatikan wajah: Manipulasi deepfake sering kali berfokus pada transformasi wajah.Perhatikan pipi dan dahi: Kulit mungkin tampak terlalu halus atau keriput tidak alami.Perhatikan mata dan alis: Bayangan atau pantulan cahaya sering tidak sesuai.Perhatikan kacamata: Silau pada kacamata mungkin terlihat tidak wajar.Perhatikan rambut wajah: Kumis atau janggut sering terlihat kurang alami.Perhatikan tahi lalat: Detil kecil seperti tahi lalat bisa tampak tidak realistis.Perhatikan kedipan: Orang dalam deepfake sering tidak berkedip secara alami.Perhatikan bibir: Warna dan ukuran bibir mungkin tidak sesuai dengan wajah.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Penipuan Deepfake?
Untuk melindungi diri dari modus penipuan berbasis deepfake, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Verifikasi informasi: Jangan langsung percaya pada video atau audio yang tampak mencurigakan. Cari konfirmasi dari sumber resmi.Tingkatkan literasi digital: Pelajari cara mengenali konten deepfake dan waspadai tanda-tandanya.Gunakan teknologi pendeteksi deepfake: Ada beberapa aplikasi dan layanan yang dirancang untuk mendeteksi konten palsu.Laporkan konten mencurigakan: Jika menemukan konten yang diduga deepfake, segera laporkan ke pihak berwenang.
Modus penipuan deepfake yang mencatut Presiden Prabowo menunjukkan betapa canggih dan berbahayanya teknologi ini jika disalahgunakan. Meskipun memiliki manfaat dalam industri hiburan dan teknologi, deepfake tetap harus diawasi penggunaannya agar tidak disalahgunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau melakukan penipuan.
