Misteri Pakaian China Bisa Murah di RI Terungkap, Gegara Ini

5 July 2023, 17:50

Jakarta, CNBC Indonesia – Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri menjerit. Akibat serbuan TPT impor termasuk baju, yang  menghantam industri di Tanah Air. Terutama oleh barang impor asal China yang harganya lebih murah.
Efek dominonya menyebabkan konsumsi serat di dalam negeri menyusut. Baik serat yang berasal dari kapas, polyester, maupun rayon (viscose).
Salah satunya tercermin dari proyeksi konsumsi kapas di dalam negeri untuk periode tahun 2022/2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di mana, Departemen Pertanian AS (USDA) memprediksi, impor kapas Indonesia tahun ini bakal anjlok jadi 1,5 juta bal dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1,7 juta bal. Dan, konsumsi kapas di dalam negeri tahun ini diprediksi susut 1 juta bal jadi hanya 1,6 juta bal dibandingkan setahun sebelumnya.
“Permintaan ketiganya turun. Karena produk jadi, baik kain jadi maupun baju eks-impor banyak membanjiri pasar domestik. Sehingga mengganggu ekosistem yang ada, sampai ke hulu-nya terganggu,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/7/2023).

Menurut Jemmy, penggunaan bahan baku kapas di dalam negeri memang paling kecil dibandingkan polyester dan rayon. Di mana, imbuh dia, iklim Indonesia yang tak cocok membuat volume impor kapas RI tinggi.
Jemmy mengutip kajian ekonomi oleh Ekonom BCA edisi Mei 2023. Dalam Laporan Makro Ekonomi dan Industri itu disebutkan, China tengah melakukan ‘cuci gudang’ yang bakal menghantam industri TPT serta besi dan baja di Tanah Air.
Mengutip laporan itu, impor TPT, berupa serat dan pakaian dari China melonjak masing-masing 14,2% dan 24,7% pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan periode sama tahun 2022.
Sementara, volume impor kain (rajutan) dan kapas dari China anjlok masing-masing 34,4% dan 17,1%.
“Namun, data (dalam laporan ekonomi BCA) menunjukkan, China menjual baran dengan harga yang lebih murah. Contoh apparel (pakaian), volume naik 24,7% tapi nilainya minus 36,6%. Ini berarti unit price-nya turun banyak sekali,” kata Jemmy.

Hanya saja, dia mengaku tak bisa menjelaskan pasti penyebab semakin murahnya barang impor tersebut. Namun, Jemmy menduga, China melakukan praktik perdagangan tak adil, yaitu dumping. Dumping adalah menjual barang ekspor dengan harga lebih murah dari sewajarnya.
“Saya tidak bisa jelaskan apabila tak tahu pastinya (faktor lain penyebab barang China bisa murah). Mereka lakukan dumping price contohnya,” kata Jemmy.
Sementara itu, Departemen Pertanian AS (USDA) mencatat, meski jumlah populasi Indonesia dalam satu dekade terakhir bertambah sekitar 30 juta orang, konsumsi kapas di dalam negeri terus menyusut.
Disebutkan, konsumen di Indonesia cenderung memiliki produk lebih rendah, yang berasal dari serat buatan manusia (bukan kapas/ serat polyester atau pun rayon), yang diproduksi di dalam negeri.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Parah! Pabrik Tekstil Ternyata Diam-diam Masih PHK, Ada Apa?

(dce/dce)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi