‘Meramal’ Vladimir Putin, Pemilu Rusia, dan Masa Depan Perang Ukraina

14 March 2024, 22:00

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Vladimir Putin tengah bersiap untuk kembali menduduki kursi orang nomor satu di Rusia seiring dengan pemilu yang akan berlangsung 15-17 Maret 2024. Ini terjadi saat perang yang masih berkecamuk antara Rusia dan Ukraina memasuki tahun ketiga.
Putin sendiri telah menjabat sebagai presiden Rusia selama lebih dari 20 tahun.
Lalu apa pengaruh kepemimpinannya terhadap perang dan hubungan Moskow dengan negara lain? Berikut pemaparannya, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (14/3/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pengaruh Perang dalam Pemilu Rusia
Putin, yang saat ini berusia 71 tahun, memfokuskan kampanyenya pada janji untuk memenuhi tujuannya di Ukraina, d mana ia menggambarkan konflik tersebut sebagai pertempuran melawan Barat demi kelangsungan hidup Rusia dan 146 juta penduduknya.
Dalam pidato kenegaraannya bulan lalu, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya “membutuhkan ruang yang bergantung, semakin berkurang, dan sekarat menggantikan Rusia sehingga mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan.”
Putin telah berulang kali berargumentasi bahwa ia mengirim pasukan pada Februari 2022 untuk melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina timur dan mencegah Kyiv menimbulkan ancaman keamanan besar bagi Moskow dengan bergabung dengan NATO.
Sementara Ukraina dan sekutunya menggambarkan invasi Rusia -konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II- sebagai tindakan agresi yang tidak beralasan oleh negara berkekuatan nuklir utama.
Putin juga mengatakan pasukan Rusia lebih unggul setelah kegagalan serangan balasan Ukraina tahun lalu, dengan alasan bahwa Ukraina dan negara-negara Barat “cepat atau lambat” harus menerima penyelesaian sesuai persyaratan Moskow. Putin memuji pasukannya yang bertempur di Ukraina dan berjanji menjadikan mereka elit baru Rusia.
Masyarakat awam Rusia hanya tahu sedikit tentang banyak kemunduran yang dialami militer mereka dalam perang tersebut, karena banyaknya korban yang tidak terlihat dan media pemerintah hanya memberitakan keberhasilan Moskow.

Pengaruh Ekonomi dalam Pemilu
Ketahanan perekonomian dalam menghadapi sanksi berat dari Barat merupakan faktor besar di balik kekuasaan Putin di Rusia, yang merupakan pemain utama di sektor energi global.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan perekonomian diperkirakan tumbuh 2,6% tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan ekspansi 0,9% di Eropa. Inflasi diperkirakan lebih dari 7% tetapi pengangguran tetap rendah.
Sementara industri militer telah menjadi mesin pertumbuhan utama, di mana pabrik-pabrik pertahanan banyak memproduksi rudal, tank, dan amunisi. Pembayaran besar-besaran kepada ratusan ribu pria yang menandatangani kontrak dengan militer jua membantu meningkatkan permintaan konsumen dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam kampanyenya, Putin berjanji untuk memberikan hipotek murah yang disubsidi oleh pemerintah untuk membantu keluarga muda, terutama mereka yang memiliki anak, sehingga meningkatkan popularitasnya dan memberi energi pada sektor konstruksi yang sedang berkembang pesat.
Ia juga berjanji untuk mengucurkan lebih banyak dana pemerintah untuk layanan kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan olahraga, sambil melanjutkan upaya untuk mengentaskan kemiskinan.

Masa Depan Kebijakan Rusia di Bawah Kepemimpinan Putin
Putin kemungkinan besar akan menggunakan kemenangannya yang dapat diprediksi sebagai bukti besarnya dukungan publik terhadap perang tersebut.
Banyak pengamat memperkirakan dia akan memperketat kebijakannya dan meningkatkan perang. Beberapa pihak mengatakan Kremlin bisa saja meluncurkan putaran lain mobilisasi pasukan cadangan untuk meningkatkan jumlah pasukan militernya dan mencoba memperluas jangkauannya dalam serangan baru yang besar.
Kremlin bersiap untuk meningkatkan retorika perangnya, menjadikan negara itu sebagai benteng yang terkepung dalam menghadapi agresi Barat. Penindasan terhadap aktivis oposisi dan kritikus perang kemungkinan akan meluas, dengan pihak berwenang mengabaikan segala bentuk kesopanan dalam upaya kejam mereka untuk memberantas tanda-tanda perbedaan pendapat.
Sementara kebijakan luar negeri Moskow kemungkinan akan menjadi lebih agresif, dan pihak berwenang Rusia mungkin akan semakin berupaya memperdalam perpecahan di Barat dengan disinformasi dan propaganda, serta menarik kalangan konservatif di Barat dengan mempromosikan citra Rusia sebagai benteng nilai-nilai tradisional.
Dalam hubungan Moskow dengan China, India, dan negara-negara Selatan, kemenangan Putin dalam pemilu akan membantu memperkuat aliansi yang sudah ada dengan memperkuat pesan kontrol kuatnya atas politik Rusia.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Perang Gaza Minggir, Putin Ungkap Kapan Perang Ukraina Kelar

(luc/luc)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi