Menkomdigi Putar Otak, Cari Layanan Internet yang Lebih Murah dari Starlink

Menkomdigi Putar Otak, Cari Layanan Internet yang Lebih Murah dari Starlink

Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengomentari soal pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan menyediakan internet kencang dan lebih murah dari Starlink. 

Meutya menjelaskan Pemerintah memang tengah mencari cara untuk mengadakan konektivitas lebih murah daripada teknologi milik Elon Musk tersebut. 

“Kita akan mencari cara untuk adanya konektivitas yang lebih murah daripada low-earth orbit seperti Starlink,” kata Meutya ditemui di sela-sela acara Tech In Asia Conference di Jakarta pada Rabu (22/10/2025). 

Terkait hal tersebut, Meutya mengatakan Komdigi baru menyelesaikan salah satu terobosan teknologi Fixed Wireless Access atau FWA yang memungkinkan koneksi untuk bisa lebih murah. 

“Dan juga koneksi yang lebih menjangkau sampai ke perumahan,” katanya. 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkap pemerintah tengah menyiapkan teknologi untuk memperluas jaringan internet berbiaya rendah ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Upaya ini dilakukan guna mendukung program penyaluran Smart TV atau interactive flat panel (IFP), yakni layar digital interaktif yang akan dipasang di setiap sekolah.

“Yang sulit dapat internet, wifi, sekarang sudah ada teknologi, sangat murah, bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin masih agak mahal untuk bayar tiap bulan. Tapi sudah ada teknologi yang lebih murah,” kata Prabowo dalam pidatonya di sidang kabinet. 

Starlink adalah satelit orbit rendah yang dapat menyalurkan internet sangat cepat. Saat ini jumlahnya telah mencapai lebih dari 10.000 satelit. Seharusnya, internet Starlink digunakan di daerah terpencil yang tidak dapat dijangkau oleh serat optik.

Dalam praktiknya, beberapa pelanggan di perkotaan juga memanfaatkan layanan ini. 

Per Oktober 2025, harga layanan Starlink di Indonesia bervariasi. Untuk paket personal Residensial Lite di bandrol seharga Rp479.000 per bulan hingga Residensial Standar: Rp750.000 per bulan. Untuk menggunakan layanan tersebut, calon pengguna harus membeli perangkat keras (sekali beli) terlebih dahulu dengan harga sekitar Rp5.900.000 hingga Rp7.800.000, tergantung promo dan tipe perangkat.

Kemudian untuk jelajah tanpa batas dibandrol dengan harga Rp1.639.000 per bulan (untuk akses internet mobile ke mana saja di benua Asia/Australia).

Dibandingkan dengan harga internet satelit konvesional yang mencapai belasan juta rupiah, Starlink masih lebih murah. Namun jika dibandingkan dengan paket internet residensial di perkotaan yang di atas Rp200.000-an, Starlink lebih mahal.