Mendagri Tito Karnavian Minta Kepala Daerah Perhatikan Jalan Rusak yang Ganggu Pemudik 2025

Mendagri Tito Karnavian Minta Kepala Daerah Perhatikan Jalan Rusak yang Ganggu Pemudik 2025

Surabaya (beritajatim.com) – Mendagri Tito Karnavian meminta agar seluruh kepala daerah memperhatikan titik jalan rusak yang berpotensi menghambat dan membahayakan pemudik. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat upacara Apel operasi Ketupat Semeru 2025 di lapangan Gedung Negara Grahadi, Kamis (20/03/2025).

Dalam kesempatan itu, Tito menyampaikan ada 3 hal yang penting diperhatikan oleh pemda untuk kelancaran arus lalu lintas mudik 2025. Pertama,  kelancaran arus mudik bergantung pada kondisi jalan nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

Sehingga, ia meminta agar jalan berlubang segera diperbaiki agar tidak membahayakan pemudik. Lali, ia juga meminta agar pemerintah daerah mengantisipasi daerah rawan banjir agar tidak menghambat arus kendaraan. Sementara poin terakhir adalah keberadaan pasar tumpah yang kerap menjadi penyebab kemacetan saat arus mudik. Ia menginstruksikan pemerintah daerah untuk mengatur lalu lintas di sekitar pasar dan menyiapkan jalur alternatif guna menghindari kepadatan.

“Jangan sampai pergerakan masyarakat terganggu atau terhambat karena kondisi jalan yang buruk dan adanya pasar tumpah,” kata Tito.

Tito memberikan contoh kebijakan Pemda Jawa Tengah yang meniadakan pangkalan delman seminggu sebelum dan sesudah hari raya Idul Fitri dengan kompensasi. Hal ini diapresiasi lantaran bisa mengantisipasi kemacetan saat mudik.

“Keputusan ini bertujuan untuk mengurangi potensi kemacetan di jalur-jalur utama. Pemerintah daerah juga akan memberikan kompensasi bagi para kusir delman yang terdampak agar kebijakan ini tidak merugikan mereka,” tuturnya.

Tito juga menyoroti kesiapan pelabuhan dan bandara dalam waktu mudik mendatang. Ia mengingatkan agar tidak terjadi kelebihan kapasitas penumpang yang bisa membahayakan keselamatan pemudik. Ia pun berharap nantinya mudik 2025 bisa dilaksanakan dengan aman dan nyaman. “Kita belajar dari insiden Danau Toba, sehingga langkah antisipasi seperti penyediaan pelampung harus dilakukan untuk memastikan keamanan penumpang,” pungkasnya. (ang/kun)