Marak Tawuran saat Ramadan, Sosiolog: Aparat Dianggap tak akan Tegas karena Puasa

29 March 2023, 4:29

TEMPO.CO, Jakarta – Sosiolog Universitas Kristen Atma Jaya, Hubertus Ubur, menilai maraknya remaja tawuran saat Ramadan karena didukung situasi lingkungan dan keyakinan polisi tidak akan tegas menindak mereka.“Situasinya juga kondusif, yaitu para remaja tidak terlalu sibuk dengan sekolahnya, banyak waktu kosong, tokoh masyarakat, dan aparat tidak bakal menindak tegas oleh karena dianggap masa puasa,” katanya saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Maret 2023.Selain itu, Hubertus menilai ada persepsi yang salah dalam pemikiran pelaku tawuran saat Ramadan. Pelaku, kata dia, menganggap tawuran adalah tradisi tiap Ramadan.“Sebenarnya tidak ada sebab khusus selain persepsi di kalangan remaja bahwa tawuran atau perang sarung itu merupakan ‘tradisi’ untuk meramaikan masa puasa sekaligus untuk ‘ekspresi’ diri,” tuturnya.Tiga Hari Puasa Sudah Ada 6 Aksi Tawuran, Polda Metro Jaya ungkap Pemicunya Polda Metro Jaya mencatat sudah ada enam aksi tawuran sejak hari pertama hingga hari ketiga Ramadan 1444 Hijriah atau 23-25 Maret 2023 di wilayah hukumnya. Penyebabnya adalah pertemuan antarkelompok warga saat ngabuburit atau membangunkan sahur.Enam kejadian tawuran yang dicatat Polda Metro Jaya, yaitu:Perang sarung berbatu yang melibatkan 15 remaja di Jagakarsa pada Jumat, 24 Maret 2023.Tawuran di Pasar Gili, Palmerah, yang menewaskan satu orang pada Kamis, 23 Maret 2023.Tawuran yang terekam video CCTV di Kecamatan Makassar, Jakarta Timur pada Jumat, 24 Maret 2023. Penangkapan tiga pelajar yang diduga hendak tawuran di Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis, 23 Maret 2023.Tawuran di Jatiuwung, Tangerang pada Sabtu, 25 Maret 2023; dan Tawuran enam remaja di Cipondoh, Kota Tangerang pada Jumat, 24 Maret 2023. Data tersebut belum mencatat sejumlah beberapa peristiwa yang terjadi hari ini, Ahad, 26 Maret 2023, yakni tawuran di Kebon Pulo Tanah Abang, Jakarta Pusat dan keributan warga saat membangunkan sahur di Kebayoran Baru, dan peristiwa lainnya.“Karena diawali adanya potensi ngabuburit atau menunggu buka puasa, menunggu sahur, ketika keliling kemudian bertemu berpotensi berkonflik sehingga terjadi tawuran,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko saat dihubungi Tempo, Ahad, 26 Maret 2023. Trunoyudo mengatakan Kapolda Metro Jaya telah mengeluarkan maklumat Nomor 1 Tahun 2023 tentang pelarangan kegiatan yang kurang bermanfaat pada Ramadan. “Tentunya kami menginginkan Jakarta sebagai rumah bersama aman dan nyaman dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan,” katanya. Menanggulangi tawuran yang meningkat, kata Trunoyudo, Polda Metro Jaya sudah membuat langkah-langkah preemtif, yakni pengawasan dari Polisi Rukun Warga, Bhabinkamtibmas, pesan ketertiban masyarakat dan lainnya.Kemudian langkah preventif, yakni patroli perintis, razia serta tindakan persuasif, kampung tangguh (miras narkoba) dan sebagainya. Ada sekitar 2 ribu personel kepolisian diterjunkan untuk langkah preventif.Bagi masyarakat diimbau dengan literasi anti kekerasan dengan sosialisasi dampak buruk tawuran, terutama jika sampai memakan korban. “Peran serta tokoh lingkungan RW sampai ke atas, sekolah dan orang tua penting melakukan pengawasan. Bahkan diperlukan teknologi pengawasan saat ini CCTV,” ucap dia.DESTY LUTHFIANIPilihan Editor: Polisi Sita 50 Kantong Ciu di Kampung Ledug Tangerang, yang Dikonsumsi Remaja Sebelum Tawuran