Mantan Kepala Eijkman Blak-blakan Soal Alat Riset dan Lab Genomik BRIN

16 July 2023, 9:44

Jakarta, CNN Indonesia — Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio buka-bukaan ihwal polemik alat riset di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan harga selangit hingga status Lab Genomik sebagai pewaris kerja lembaganya.
LBM Eijkman merupakan salah satu lembaga riset yang didirikan oleh BJ Habibie, yang saat itu masih Menteri Riset dan Teknologi era Orde Baru, usai melihat kemajuan ilmu genomik (tentang rangkaian gen) global.
Dipimpin ilmuwan Sangkot Marzuki di periode awal, Eijkman berkembang menjadi lab yang fokus pada penelitian gen kelas dunia. Salah satu buahnya adalah deteksi pelaku bom bunuh diri Bali 2004. Di luar itu, ada penelitian vaksin-vaksin, termasuk untuk Covid-19.

Namun, studi itu keburu diinterupsi oleh ingar-bingar peleburan lembaga-lembaga riset ke BRIN lewat Perpres 33 dan 78 Tahun 2021 tentang BRIN. Puluhan lembaga riset dilebur ke sana, termasuk Eijkman.
Kini, Eijkman diklaim kembali menjelma dalam Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman dengan markasnya di Lab Genomik Cibinong, Kabupaten Bogor.
Amin Soebandrio pun bercerita kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/7), soal pandangannya terkait lembaga bentukan baru itu dan kerja-kerjanya.
Status pewaris
Amin enggan secara eksplisit mengakui PRBM mewarisi kerja-kerja LBM Eijkman. “Menurut klaim mereka meneruskan apa yang sudah dikerjakan di Eijkman,” respons dia.

Pasalnya, ia tidak memiliki pembaruan informasi soal lanjutan riset Eijkman di BRIN lantaran minimnya publikasi riset di sana.
“Kalau kegiatannya saya sendiri belum punya update-nya karena belum ada publikasinya, apa yang sedang dilakukan,” ucap Amin.
“Saya tidak punya informasi apakah mereka melanjutkan penelitian yang selama ini dikerjakan di Eijkman ya,” sambungnya.
Ia menduga penelitian Eijkman yang dilanjutkan BRIN secara prinsip memang tak berbeda dengan penelitian Eijkman.

“Mungkin yang dikerjakan [BRIN] mirip-mirip [dengan LBM Eijkman], bisa saja. Artinya yang mereka sampaikan meneruskan kegiatan itu bekerja dengan penyakit infeksi, bekerja dengan genom manusia,” tutur dia.
“Tapi apakah persis melanjutkan penelitian yang sudah dikerjakan, mungkin ada modifikasi dan ada perubahannya karena kita tidak punya akses untuk melihat apa yang dikerjakan,” kata Amin.
Selain itu, Amin menyebut tidak semua mantan peneliti LBM Ejikman bekerja di bawah naungan BRIN. Menurutnya, kebanyakan staf di sana merupakan eks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Ya mencar-mencar, ya pindah ke lab swasta ada yang ke lab industri ada yang buka lab sendiri,” ungkap dia.

Sebelumnya, Kepala PRBM Eijkman BRIN Elisabeth Farah Novita mengaku sebagian besar penelitian pihaknya melanjutkan apa yang sudah diteliti Eijkman.
“Penelitian kami sebagian besar melanjutkan beberapa penelitian yang sudah di Eijkman antara lain bakteri molekuler, patogen, hepatitis, malaria, vektor resisten penyakit yang ditularkan oleh vektor, psikogenetika atau penyakit keturunan, yang menggunakan struktur dan perubahan menggunakan molekuler,” kata dia, di Cibinong, Selasa (27/6).
Elisabeth membenarkan lab genomik, di Kawasan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, ini merupakan kelanjutan dari Eijkman.

“Risetnya ada yang di gedung ini, juga ada yang berkegiatan di Gedung lainnya seperti BSL-3, dan juga fasilitas lainnya yang dibutuhkan periset yang bersangkutan,” ucapnya.
Seperti Eijkman, katanya, pusat riset ini juga mengurutkan genom yang berpotensi menjadi penyakit pandemi selanjutnya.

Lab mahal yang telantar di halaman berikutnya…

Lab Mahal yang Tak Tersertifikasi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi