Literasi dan Inklusi Keuangan Masih Jadi PR di Industri Asuransi

4 July 2023, 16:38

Merdeka.com – Plt Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6 persen hingga 7 persen.
Untuk mencapai target yang lebih tinggi diperlukan sumber-sumber pertumbuhan yang tinggi, oleh karena itu peran industri atau sektor keuangan sangatlah penting, salah satunya adalah industri asuransi.

Ferry menjelaskan asuransi memiliki dua peranan penting, pertama industri asuransi sebagai satu sektor yang bisa tumbuh untuk mensupport target 6-7 persen pertumbuhan ekonomi. Kedua, industri asuransi juga berperan mengakumulasi sumber-sumber pendapatan yang ada dalam masyarakat yang kemudian disalurkan ke berbagai investasi atau sektor yang memang produktif.
“Ini diharapkan bisa memperkuat fundamental ekonomi kita sampai jangka menengah panjang,” ujar Ferry dalam acara Internasional Indonesia Re Conference, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (4/7).

Menurut Ferry, ada beberapa catatan untuk mencapai target tersebut, yaitu bagaimana mendorong asuransi menjadi salah satu sektor pendukung pertumbuhan ekonomi.
“Kalau secara agregat pertumbuhan ekonomi kita sudah ke level sebelum pandemic sekitar 5 persen. Untuk sub sektor asuransi dan dana pensiun itu kalau diperbandingkan dengan sebelum pandemi growthnya 7,5 persen. Jadi periode 2011-2019 growthnya rata 7,5 persen. Ini angka terakhir masih 1,2 persen,” kata dia.
“Jadi ini PR bersama kita untuk bisa mengembalikan kembali industri asuransi bisa tumbuh lebih tinggi,” tambahnya.
Tak hanya itu, dari sisi literasi dan inklusi, jika dilihat dari survei OJK terdapat gap yang masih cukup jauh. “Gapnya masih cukup jauh jadi pemanfaatan produk asuransi, dibandingkan dengan produk perbankan ini satu tantangan yang perlu kita kembangkan,” tuturnya.

Terakhir, komponen neraca pembayaran salah satu kontributor defisit utamanya adalah sektor jasa. Salah satu sektor jasa adalah terkait dengan jasa asuransi, dia menilai hal itu harus dikembangkan dan diskusikan untuk diperkuat fundamental dan peran industri asuransi dalam perekonomian.
“Kuncinya adalah mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pengguna asuransi, Jadi trust salah satu komponen penting jadi kunci untuk bisa kita dorong industri asuransi kontribunya bisa lebih besar ke ekonomi,” lanjutnya. [azz]Baca juga:
Direstui DPR, PMN Reasuransi Rp1 Triliun Belum Cair
Luhut: Asuransi Perlu Diperkuat, Demi Ketahanan Ekonomi Indonesia
Jangan Keliru, Ini Perbedaan Asuransi dan Tabungan
Asuransi Jiwa BRI Life Bisa beri Uang Pertanggungan Capai Rp500 Juta, Ini Syaratnya
OJK Resmi Cabut Izin Usaha Asuransi Kresna Life, Ini Alasannya
Izin Usaha Kresna Life Dicabut OJK, Ini Penyebabnya

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi