FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jurnalis Geotime Cania Citta angkat suara soal langkah Lembaga Dakwan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (LD PBNU) yang meminta pemerintah melarang penyelenggaraan HijrahFest dan HijabFest.
Melalui akun Twitternya, Cania mengutarakan ketidak setujuannya soal permintaan itu. Menurutnya, hal demikian tidak bisa dibiasakan dalam negara demokrasi.
“Dari dulu enggak setuju dengan pendekatan yang begini dalam menyikapi perbedaan ide. Dalam iklim demokrasi, kita sebaiknya jangan membiasakan diri untuk minta negara ngelarang atau ngebubarin setiap kali kita gak setuju dengan suatu ide,” ungkapnya, Minggu (30/10/2022).
“Gak sehat menurutku,” sambung perempuan yang dikenal menganut paham liberal ini.
Larangan atau pembubaran kata Cania, tidak evektif digunakan jika ingin menghilangkan ide atau pikiran sesorang. Ia menyarankan lebih baik ide itu dibantah dengan pemikiran bebeda, bukannya dengan pelarangan.
“Kalo idenya dianggap buruk, ya dia harus dihilangkan dari pikiran dengan cara dibantah dan digantikan dengan ide lain yang lebih baik. Gitu siih pandanganku sejauh ini ya. Feedback dan correction are welcome,” bebernya.
Soal aliran atau paham yang memicu terjadinya tindak pidana, Cania menuturkan hal itu bisa ditindaki dengan tindak pidana.
“Kalo udah masuk ke tindak pidana, misal rumah orang dibakar atau orang dibunuh, itu kan harusnya bisa diproses aja secara hukum ya? Seharusnya sih gak sesulit itu membereskan tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum selama penegak hukum bekerja dengan baik,” tandasnya.
(Arya/Fajar)
