Lab Genomik BRIN Pewaris LBM Eijkman? Eks Pimpinan Buka Suara

14 July 2023, 8:06

Jakarta, CNN Indonesia — Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman BRIN, yang bermarkas di Laboratorium Genomik Cibinong, mengaku melanjutkan studi yang sebelumnya digelar Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman, institusi yang dicaplok BRIN. Benarkah demikian?
Sebelumnya, Kepala PRBM Eijkman BRIN Elisabeth Farah Novita mengaku sebagian besar penelitian pihaknya melanjutkan apa yang sudah diteliti Eijkman.
“Penelitian kami sebagian besar melanjutkan beberapa penelitian yang sudah di Eijkman antara lain bakteri molekuler, patogen, hepatitis, malaria, vektor resisten penyakit yang ditularkan oleh vektor, psikogenetika atau penyakit keturunan, yang menggunakan struktur dan perubahan menggunakan molekuler,” kata dia, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (27/6).

Elisabeth membenarkan lab genomik, di Kawasan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, ini merupakan kelanjutan dari Eijkman.
“Risetnya ada yang di gedung ini, juga ada yang berkegiatan di Gedung lainnya seperti BSL-3, dan juga fasilitas lainnya yang dibutuhkan periset yang bersangkutan,” ucapnya.
Seperti Eijkman, katanya, pusat riset ini juga mengurutkan genom yang berpotensi menjadi penyakit pandemi selanjutnya.
LBM Eijkman sendiri didirikan oleh BJ Habibie, yang saat itu masih Menteri Riset dan Teknologi era Orde Baru, usai melihat kemajuan ilmu genomik global.

Dipimpin ilmuwan Sangkot Marzuki di periode awal, Eijkman perlahan berkembang menjadi lab yang fokus pada penelitian gen kelas dunia. Salah satu buahnya adalah deteksi pelaku bom bunuh diri Bali 2004.
Di luar itu, ada penelitian vaksin-vaksin, termasuk untuk Covid-19. Namun, studi itu keburu diinterupsi oleh ingar-bingar peleburan lembaga-lembaga riset ke BRIN.
Hasilnya kini adalah PRBM Eijkman dan Lab Genomik Cibinong.

Benarkah lab ini mewarisi kerja-kerja LBM Eijkman?
“Menurut klaim mereka meneruskan apa yang sudah dikerjakan di Eijkman,” respons Eks Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/7).
Dia mengaku tidak memiliki pembaruan informasi soal lanjutan riset Eijkman di BRIN lantaran minimnya publikasi riset di sana.
“Kalau kegiatannya saya sendiri belum punya update-nya karena belum ada publikasinya, apa yang sedang dilakukan,” ucap Amin.

“Saya tidak punya informasi apakah mereka melanjutkan penelitian yang selama ini dikerjakan di Eijkman ya,” sambungnya.
Ia menduga penelitian Eijkman yang dilanjutkan BRIN secara prinsip memang tak berbeda dengan penelitian Eijkman.
“Mungkin yang dikerjakan [BRIN] mirip-mirip [dengan LBM Eijkman], bisa saja. Artinya yang mereka sampaikan meneruskan kegiatan itu bekerja dengan penyakit infeksi, bekerja dengan genom manusia,” tutur dia.
“Tapi apakah persis melanjutkan penelitian yang sudah dikerjakan, mungkin ada modifikasi dan ada perubahannya karena kita tidak punya akses untuk melihat apa yang dikerjakan,” kata Amin.

Di samping itu, Amin menyebut tidak semua mantan peneliti LBM Ejikman bekerja di bawah naungan BRIN. Menurutnya, kebanyakan staf di sana merupakan eks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Ya mencar-mencar, ya pindah ke lab swasta ada yang ke lab industri ada yang buka lab sendiri,” ungkapnya.

[Gambas:Video CNN]
(can/arh)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi