Kemenag Sebut Program Cyber Islamic University Dibanjiri Peminat, Ini Kampus dan Prodinya

22 December 2023, 5:52

TEMPO.CO, Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) menyebut program Cyber Islamic University yang digulirkan sejak 2021 dibanjiri peminat. Hal itu, kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani, membuat Kemenag akan totalitas mengoperasionalkan program tersebut.”Program prioritas Kementerian Agama, Cyber Islamic University mendulang respons sangat besar dari masyarakat,” ujar M. Ali Ramdhani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 21 Desember 2023.Program berkonsep pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini merupakan salah satu dari tujuh program prioritas yang ditetapkan Kemenag. Dalam program ini, IAIN Syekh Nurjati Cirebon ditunjuk sebagai kampus siber.Dhani mengatakan akan ada penambahan prodi baru untuk program pembelajaran jarak jauh (PJJ), yakni S2 dan S1 Pendidikan Agama Islam (PAI), S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA), S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), S1 Aqidah Filsafat Islam (AFI).Selain itu, ada penambahan untuk prodi S1 Hukum Keluarga Islam (HKI), S1 Tadris Ilmu pengetahuan Sosial (T. IPS), S1 PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini), dan S1 Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) pada 2024 mendatang.”Dukungan sarana dan prasarana kampus siber ini semuanya sudah terpenuhi 100 persen. Sehingga Tahun Akademik 2024/2025 pembelajaran jarak jauh tidak hanya untuk prodi PAI saja, tapi program sarjana dan magister juga sudah dapat kami selenggarakan,” kata dia.Menurutnya, selama tiga tahun terakhir, program Cyber Islamic University telah diikuti sebanyak 3.339 mahasiswa. Mereka berasal dari 36 provinsi di seluruh penjuru Indonesia.Tingginya minat mahasiswa mengikuti kuliah siber ini karena mereka dimudahkan dalam proses pembelajaran. Sebab antara dosen dan mahasiswa tidak lagi bertemu secara fisik di ruang kelas.”Dengan demikian, program ini sangat membantu para guru-guru madrasah, sekolah, pesantren dan lainnya yang berada jauh dari kampus untuk melanjutkan tingkat pendidikannya,” katanya.Iklan

Sementara itu, Ketua Jurusan PJJ PAI IAIN Syekh Nurjati Moh Ali mengatakan kuliah siber ini dilakukan melalui dua metode.Pertama, metode belajar sinkronus-asinkronus dan ditambah dengan video pembelajaran serta e-modul yang bisa diakses para mahasiswa kapan saja dan di mana saja. Kedua, dilakukan secara tatap muka selama empat kali dalam satu semester.”Online dan fleksibel. Tapi secara kualitas tetap terjaga karena kami memiliki tim pemantau melalui Lembaga Penjaminan Mutu,” ujarnya.Ali menjelaskan kendati program ini digelar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, namun para dosen yang berjumlah 302 orang berasal dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.Pihaknya juga merekrut tutor dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di 19 provinsi. Bahkan sebagian tutor ada yang dari luar negeri seperti Ohio University dan Hankuk University Korea Selatan.Mahasiswa PJJ PAI terbagi menjadi dua kelompok, yakni beasiswa dan non-beasiswa. Saat ini, kelas PAI terbagi dalam 74 kelas. Rinciannya, 4 kelas untuk angkatan pertama, 40 kelas untuk angkatan kedua, dan 30 kelas untuk angkatan ketiga.”Sebetulnya sudah ada keinginan masyarakat dari sejumlah negara, baik WNI maupun WNA untuk dapat mengikuti program PJJ IAIN Syekh Nurjati itu sejak beberapa waktu. Mereka merupakan mahasiswa dari Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga Swiss dan Belanda,” katanya.Pilihan Editor: Relawan Prabowo Gibran Luncurkan Platform AI Tekan Sentimen Negatif dan Hoaks

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi