Keandalan Jaringan Telkomsel Cs Diuji saat Nataru 2025, Reputasi jadi Taruhan

Keandalan Jaringan Telkomsel Cs Diuji saat Nataru 2025, Reputasi jadi Taruhan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) menjadi ujian bagi jaringan internet Telkomsel, Indosat, dan XLSMART. Trafik akan meningkat pada momen tersebut sehingga reputasi perusahaan jadi taruhan. 

Berdasarkan tren historis, pertumbuhan trafik data seluler di Indonesia meningkat rata-rata 15–20% per tahun, dengan puncak konsumsi terjadi pada momen libur panjang.

Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan lonjakan trafik pada Nataru 2026 diproyeksikan berada pada kisaran 20–25% dibandingkan hari normal. Peningkatan ini didorong oleh penggunaan layanan video streaming, media sosial, gim daring, navigasi digital, layanan pesan instan, serta transaksi digital yang semakin intensif.

“Selain faktor musiman, karakter lonjakan trafik Nataru 2026 akan semakin dipengaruhi oleh penetrasi jaringan 5G yang lebih luas, meningkatnya adopsi perangkat pintar, serta penggunaan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang lebih intensif dan data-heavy,” kata Heru kepada Bisnis, Jumat (19/12/2025).

Heru menambahkan mobilitas masyarakat yang tinggi menuju destinasi wisata, pusat transportasi, serta daerah asal saat mudik dan arus balik juga akan menciptakan konsentrasi trafik di lokasi-lokasi tertentu yang sebelumnya relatif moderat. 

Menurutnya, tantangan pada Nataru 2026 akan semakin kompleks dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pertama, tantangan kapasitas dan kualitas jaringan. Lonjakan trafik tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga sangat terlokalisasi (hyper-localized), sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan jaringan (network congestion) di area wisata, bandara, pelabuhan, rest area, serta jalur transportasi utama.

Kedua, tantangan integrasi teknologi. Transisi dari dominasi 4G menuju kombinasi 4G–5G membutuhkan orkestrasi jaringan yang lebih canggih, termasuk dynamic spectrum sharing dan manajemen backhaul.

Ketiga, tantangan ketahanan infrastruktur. Cuaca ekstrem, gangguan listrik, serta risiko bencana alam berpotensi mengganggu jaringan pada periode krusial ini. Keempat, tantangan keamanan siber dan perlindungan data.

Heru meyakini lonjakan trafik digital juga meningkatkan risiko serangan siber, penipuan daring, serta kebocoran data, terutama pada layanan keuangan digital dan platform publik.

“Kelima, tantangan koordinasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, operator, dan pengelola infrastruktur transportasi yang masih perlu diperkuat,” kata Heru.

Untuk mengantisipasi tantangan tersebut, Heru memaparkan sejumlah langkah strategis. Pertama, pemerintah dan operator perlu melakukan perencanaan kapasitas berbasis data dan prediksi trafik (predictive analytics), termasuk pemetaan titik-titik rawan lonjakan.

Kedua, optimalisasi jaringan melalui penambahan BTS sementara (mobile BTS), peningkatan kapasitas backhaul, serta pemanfaatan teknologi network slicing pada jaringan 5G. Ketiga, penguatan ketahanan infrastruktur dengan memastikan ketersediaan energi cadangan, redundansi jaringan, serta kesiapsiagaan menghadapi bencana. Keempat, peningkatan pengawasan keamanan siber dan perlindungan data pribadi, terutama pada layanan publik dan keuangan digital.

“Terakhir, penguatan koordinasi lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan operator melalui posko terpadu Nataru agar respons terhadap gangguan jaringan dapat dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan efektif,” katanya.

Heru menilai langkah-langkah tersebut membuat lonjakan trafik data pada Nataru 2026 tidak hanya dapat dikelola dengan baik, tetapi juga menjadi momentum peningkatan kualitas layanan digital nasional.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala memperkirakan trafik data pada Nataru 2026 dapat mencapai kisaran 25–30%. 

Dia menyebut tantangan masih ada, terutama infrastruktur yang rusak akibat bencana alam dan belum sepenuhnya pulih. Dia menyebut seluruh operator harus mempersiapkan mobil BTS darurat.

“Begitu juga sikon cuaca di bulan Desember sampai awal tahun tidak baik, jadi pelaku industri telco optimalkan semua layanan, dari tim operasional dan layanan konsumen,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memprediksi akan terjadi kenaikan trafik layanan data operator telekomunikasi pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Prediksi tersebut disampaikan Menteri Komdigi Meutya Hafid saat Pelaksanaan Apel Bersama Posko Siaga Kualitas Layanan Telekomunikasi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. “Kami memprediksi ada kenaikan 30% traffic untuk libur Nataru ini,” kata Meutya di Kantor Komdigi, Jumat (19/12/2025).

Seiring dengan proyeksi tersebut, Meutya mengatakan Komdigi bersama operator telekomunikasi telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menjaga kualitas layanan. Salah satunya melalui pengoperasian posko monitoring yang melibatkan Komdigi dan operator seluler.

“Totalnya ada 255 posko bersama yang akan bekerja mulai dari hari ini sampai tanggal 4 Januari untuk memastikan layanan berjalan dengan baik,” katanya.