Jendralnya Dibunuh, Iran Bersumpah Balas Dendam ke AS

4 January 2023, 17:40

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah pejabat Iran bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan pemimpin militer Qasem Soleimani di tangan Amerika Serikat (AS) pada 3 Januari 2020. Sumpah ini dilakukan untuk menandai tiga tahun pembunuhan tersebut.
Daftar tersangka diumumkan Selasa oleh Kazem Gharibabadi, Wakil Presiden Kehakiman Iran untuk Urusan Internasional dan Sekretaris Jenderal Markas Besar Hak Asasi Manusia Iran.
Tersangka kasus pembunuhan Soleimani berasal dari beberapa negara, termasuk 17 orang dari Irak, negara Soleimani terbunuh, dan jumlah yang tidak ditentukan dari Jerman dan Inggris, serta ada 94 terdakwa dari AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saat ini, dakwaan berfokus pada terdakwa Amerika,” kata Gharibabadi, dikutip dari Newsweek pada Rabu (4/1/2023).
“Kasus ini sekarang memiliki 94 terdakwa dari Amerika,” kata Gharibabadi. “Semua dokumen yang diperlukan telah dikumpulkan oleh otoritas kehakiman dan setidaknya tiga jilid lengkap tentang 94 terdakwa ini sudah siap.”
Sebanyak 94 terdakwa dari AS, termasuk presiden AS saat itu Donald Trump, Menteri Luar Negeri saat itu Mike Pompeo, serta Kepala Komando Pusat Jenderal Korps Marinir AS Kenneth McKenzie. Mereka merupakan tiga terdakwa utama kasus tersebut.
“Tidak ada orang yang kebal dari proses peradilan,” tegas Gharibabadi. “Surat dakwaan yang dikeluarkan sepenuhnya menuduh 3 orang ini, dan sistem peradilan menanganinya, dan dengan cara ini, tidak ada kendala dalam sistem peradilan di hadapan kita.”

Para pemimpin militer Iran juga telah bersumpah untuk menyerang balik mereka yang dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan Soleimani, yang berpangkat mayor jenderal, dan memimpin Pasukan Qods Pengawal Revolusi Islam (IRGC) elit pada saat pembunuhannya.
Di antara mereka yang tewas bersama pemimpin militer Iran adalah Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Komandan Pasukan Mobilisasi Populer, sebuah payung milisi yang berpengaruh.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh IRGC pada menegaskan bahwa melakukan “balas dendam terhadap para pelaku dan pembunuh martir Soleimeni sesegera mungkin adalah cara yang pasti dan tidak dapat diganggu gugat.”

Serangan yang menewaskan Soleimani di Bandara Internasional Baghdad terjadi di tengah serangkaian eskalasi antara pasukan AS dan milisi Irak yang didukung oleh Iran.
Segera setelah pembunuhan itu, Iran melancarkan rentetan serangan rudal ke Pangkalan Udara Ain Al Asad Irak, di mana lebih dari 100 personel militer AS menderita cedera otak traumatis akibat insiden tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Rusia Makin Mesra dengan Iran, AS Ketakutan Nih

(luc/luc)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi