Jakarta, CNBC Indonesia – Ratusan ribu jemaah haji memadati Gunung Arafah pada Selasa (27/6) untuk menunaikan ibadah di tengah musim panas yang ‘tak biasa’ di Arab Saudi.
Suhu di negara tersebut melambung ke angka 48 derajat. Namun, jemaah haji dari berbagai belahan dunia tampak berupaya untuk tetap khusyuk, dikutip dari AFP, Rabu (28/6/2023).
Beberapa jemaah tampak asyik menjepret selfie di tengah cuaca panas mendidih dengan langit yang tampak bersih sebelum turun dari Gunung Arafah menuju area dekat Muzdalifah untuk melanjutkan ibadah malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya sangat senang. Ini adalah momen yang saya tunggu-tunggu seumur hidup,” kata Fadia Abdallah, jemaah dari Mesir yang mengenakan setelah abaya putih sembari duduk dan memegang payung untuk menghalau panas.
Ritual di Gunung Arafah menjadi salah satu momen sakral dalam ibadah haji yang merupakan salah satu rukun Islam.
Otoritas Kerajaan Arab Saudi mengatakan tahun ini ada 1,8 juta jemaah haji dari berbagai penjuru. Jumlah ini adalah yang terbesar sejak pandemi Covid-19.
Namun, angka itu masih lebih kecil dari target otoritas setempat yang dipatok 2,5 juta jemaah.
Menurut media pemerintah Saudi Press Agency, Pangeran Muhammad bin Salman mengunjungi Mina pada Selasa kemarin. Ia ingin mengecek kualitas layanan yang tersedia untuk para jemaah haji di sana.
Kunjungan itu bersamaan dengan rekor suhu tertinggi sejak ibadah haji dimulai pada Senin (26/6).
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan ada 287 kasus heat stroke dan kelelahan ekstrem sejak ibadah haji dimulai.
Cuaca tak bersahabat memang menjadi tantangan ibadah haji tahun ini. Pemerintah sampai menyiapkan helikopter khusus untuk memantai kepadatan jemaah.
Selain itu disiapkan pula alat untuk mencipratkan air segar ke jemaah yang kepanasan. Mereka juga diberikan air minum dan snack gratis dari truk besar.
Menteri Pertahanan Arab Saudi Yasser Bair mengatakan pemerintah telah menyiapkan 6 rumah sakit darurat dengan lebih dari 300 tempat tidur di area Arafah.
Dengan berbagai tantangan tersabut, seorang jemaah bernama Ahmed Ahmadine dari Amerika Serikat (AS) mengaku tetap bersyukur.
“Saya berusaha untuk fokus menjalankan ibadah untuk keluarga dan teman-teman saja,” kata dia.
“Ini adalah kesempatan yang tak bisa diulangi,” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Pengusaha Ini Bahagia RI Diterjang Suhu Panas, Kok Bisa Sih?
(fab/fab)