‘Jam Kiamat’ Hampir Habis, Perang Dunia 3 & Bencana di Depan Mata

24 January 2024, 18:50

Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia saat ini sedang diliputi ancaman kehancuran total atau kiamat. Ini disebabkan beberapa krisis seperti perang Rusia-Ukraina, konflik Timur Tengah, serta perubahan iklim sebagai faktor-faktor yang telah mendorong risiko bencana global.
Krisis ini kemudian telah menggerakan apa yang disebut sebagai jam kiamat. Jam ini dibuat oleh para pakar yang tergabung dalam Buletin Para Ilmuwan Atom untuk menentukan seberapa dekat umat manusia dengan kehancuran kehidupan. Jarum yang menunjukan waktu tengah malam diartikan sebagai permulaan bencana global.
Buletin Para Ilmuwan Atom, seperti yang mereka lakukan tahun lalu, menetapkan jam pada 90 detik menjelang tengah malam. Para ilmuwan menentukan waktu berdasarkan risiko “eksistensial” terhadap Bumi dan manusia: ancaman nuklir, perubahan iklim, dan teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan dan bioteknologi baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Titik konflik di seluruh dunia membawa ancaman eskalasi nuklir, perubahan iklim telah menyebabkan kematian dan kehancuran, dan teknologi disruptif seperti AI dan penelitian biologi berkembang lebih cepat dibandingkan upaya perlindungan mereka,” kata Rachel Bronson, presiden dan CEO dari Buletin Para Ilmuwan Atom.
“Mempertahankan jam yang tidak berubah dari tahun sebelumnya bukanlah indikasi bahwa dunia dalam keadaan stabil.”
Organisasi nirlaba yang berbasis di Chicago menciptakan jam tersebut pada tahun 1947 selama ketegangan Perang Dingin setelah Perang Dunia Kedua untuk memperingatkan masyarakat tentang betapa dekatnya umat manusia dengan kehancuran dunia.
Dalam tren terbaru, dikatakan bahwa dunia terus mengarah pada bencana, termasuk fakta bahwa China, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) menghabiskan banyak uang untuk memperluas atau memodernisasi persenjataan nuklir mereka.
Serangan besar-besaran Rusia ke Ukraina akan mencapai tahun keduanya bulan depan. Konflik ini telah meningkatkan ketegangan antara negara-negara Barat, yang membela Kyiv, dengan Moskow ke tingkat paling berbahaya sejak Perang Dingin.
“Perang Rusia di Ukraina akan berakhir dalam waktu lama tampaknya masih jauh, dan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia dalam konflik tersebut masih merupakan kemungkinan yang serius. Pada tahun lalu Rusia telah mengirimkan banyak sinyal nuklir yang mengkhawatirkan,” jelas Bronson.
Bronson mengutip keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2023 untuk menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian New START dengan AS yang membatasi persenjataan nuklir strategis kedua negara.
Washington dan Moskow bersama-sama memiliki hampir 90% hulu ledak nuklir di dunia, yang cukup untuk menghancurkan planet ini berkali-kali lipat.
Bronson juga mengutip pengumuman Putin pada bulan Maret 2023 tentang penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus dan pengesahan undang-undang oleh parlemen yang menarik ratifikasi perjanjian global yang melarang uji coba senjata nuklir.
Analis Rusia Sergei Karaganov tahun lalu juga berbicara tentang perlunya mengancam serangan nuklir di Eropa untuk mengintimidasi dan “menyadarkan” musuh-musuh Moskow.
“Pengendalian senjata nuklir tradisional telah berakhir saat ini bahkan ketika perlombaan senjata nuklir tiga arah sedang terjadi di antara China, Rusia, dan AS,” kata akademisi Universitas Princeton, Alexander Glaser.
Glaser menambahkan ancaman nuklir juga muncul sejak perang Israel dan Hamas pecah. Diketahui, Israel memiliki senjata nuklir.
“Sebagai negara nuklir, tindakan Israel jelas relevan dengan diskusi Jam Kiamat. Kekhawatiran khusus adalah bahwa konflik mungkin akan meningkat lebih luas di wilayah tersebut sehingga menciptakan perang konvensional yang lebih besar dan menarik lebih banyak kekuatan nuklir atau kekuatan yang mendekati nuklir,” paparnya.
Sementara itu, ancaman perubahan iklim ditambahkan sebagai faktor penentu jam kiamat pada tahun 2007. Saat ini, menurut Buletin Para Ilmuwan Atom, dunia memiliki rekor tahun terpanas dan emisi gas rumah kaca global yang terus meningkat.
“Suhu permukaan laut global dan Atlantik Utara memecahkan rekor, dan es laut Antartika mencapai tingkat harian terendah sejak munculnya data satelit,” tambah Bronson.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Jarum ‘Jam Kiamat’ Mau Digeser, Dunia di Ambang Kehancuran?

(luc/luc)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi