Bisnis.com, JAKARTA – Pesawat Jeju Air yang meledak di bandara saat mendarat diduga karena serangan burung.
Selama ini, serangan burung pada pesawat memang menjadi salah satu yang dikhawatirkan dan bisa menyebabkan kecelakaan pesawat.
Hal itu karena burung dapat menabrak berbagai bagian dari pesawat seperti mesin, kaca depan, ataupun bagian lainnya.
Ketika pesawat bertabrakan dengan spesies hewan lain seperti kelelawar, anjing hutan, dan bahkan rusa, kecelakaan tersebut dikenal sebagai serangan terhadap satwa liar.
Menurut laporan yang dilansir dari aerotime.com, burung menjadi penyebab sekitar 98% dari insiden seperti ini, membuatnya menjadi perhatian utama dalam dunia penerbangan.
Seberapa sering insiden serangan burung pada pesawat?
Menurut penelitian dari inggris dan kanada yang dilansir dari aerotime.com (05/09/2024), dalam 20 tahun terakhir sudah lebih dari 106 warga sipil telah tewas terkait serangan burung di seluruh dunia.
Jumlah ini dikaitkan dengan pesawat turbofan yang lebih besar, lebih cepat, dan lebih senyap yang meningkatkan jumlah penerbangan, mengubah pola migrasi burung, melaporkan serangan burung dengan lebih baik, dan mengurangi waktu yang dihabiskan burung untuk keluar dari jalur.
Para ahli juga memperkirakan bahwa serangan burung menyebabkan kerugian sekitar $1,2 miliar setiap tahunnya.
Di Amerika Serikat saja, lebih dari 194.000 serangan terhadap hewan liar dilaporkan antara tahun 1990 dan 2017. Dari tahun 1988 hingga 2017, total 263 pesawat komersial hancur atau rusak akibat serangan hewan liar di seluruh dunia.
Saat burung terbang di ketinggian rendah, tabrakan antara pesawat dan burung paling sering terjadi saat lepas landas, pendakian awal, atau pendaratan.
Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, 90% serangan burung terjadi di dekat bandara. Menurut Administrasi Penerbangan Federal, sekitar 63% kecelakaan burung terjadi pada siang hari karena burung biasanya terbang pada siang hari.
Sebagian besar serangan burung disebabkan oleh burung yang tidak dikenal. Burung, burung pipit, dan mukudori menyumbang 22% serangan.
Biasanya, burung camar besar yang terbang dalam kelompok besar lebih mungkin terlibat dalam insiden yang menyebabkan kerusakan serius.
Burung pemangsa, seperti elang, goshawas, dan burung nasar, hanya menyumbang 9% dari serangan burung, namun merupakan ancaman utama bagi keselamatan penerbangan.