PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Indonesia menyiapkan empat tawaran strategis sebagai respons atas kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat. Langkah ini diambil menjelang perundingan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump yang akan berlangsung pada 16 hingga 23 April 2025.
Empat tawaran tersebut meliputi:
Investment Framework Agreement, Usulan deregulasi Non-Tariff Measures, Peningkatan impor dan investasi dari AS melalui pembelian minyak dan gas, Insentif fiskal dan non-fiskal.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Delegasi ini juga mencakup Menteri Luar Negeri RI Sugiono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
Menurut rencana, Menlu Sugiono akan berangkat lebih dahulu pada 14 April untuk mempersiapkan negosiasi. Airlangga dan Elka Pangestu menyusul pada 15 April. Sementara itu, Sri Mulyani juga dijadwalkan menghadiri Spring Meeting IMF-World Bank di Washington.
Airlangga menyatakan delegasi Indonesia akan bertemu dengan sejumlah pejabat penting AS, seperti perwakilan dari United States Trade Representative (USTR), Secretary of Commerce, Secretary of State, dan Secretary of Treasury.
“Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington,” ujar Airlangga dikutip Pikiran Rakyat dari Antara. Ia menyebut pertemuan ini sebagai kesempatan penting bagi hubungan perdagangan kedua negara.
Sejak pengumuman tarif impor AS oleh Presiden Trump, berbagai negara seperti India, Vietnam, dan Israel telah segera menjajaki negosiasi serupa. Awalnya, tarif tersebut dijadwalkan berlaku mulai 9 April, namun Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari. Meski demikian, tarif tetap diberlakukan untuk China karena negara tersebut membalas kebijakan tarif dari AS.
Hasil pertemuan bilateral delapan hari ke depan akan sangat menentukan arah kebijakan ekonomi Indonesia ke depan.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News