Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

10 November 2023, 9:29

TEMPO.CO, Jakarta – Jika umat manusia ingin membangun pangkalan jangka panjang di bulan, maka akan diperlukan sumber makanan yang tetap. Namun, tidaklah praktis untuk berpikir bahwa Anda dapat menanam jagung atau gandum di tanah datar di bulan di rumah kaca di bulan dan mengharapkan hasil panen yang berlimpah – atau hasil panen apa pun.Mengutip Reuters, para ilmuwan mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan pertanian di bulan. Para peneliti mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menemukan cara untuk mengubah tanah bulan yang tidak ramah menjadi subur dengan memperkenalkan bakteri yang meningkatkan ketersediaan fosfor, nutrisi penting bagi tanaman.Mereka melakukan percobaan menanam kerabat tembakau menggunakan simulasi tanah bulan, yang lebih tepat disebut regolit bulan, di sebuah laboratorium di Tiongkok. Mereka menemukan bahwa tanah yang diberi tiga spesies bakteri menghasilkan tanaman dengan batang dan akar yang lebih panjang serta kelompok daun yang lebih tebal dan lebih lebar dibandingkan dengan tanah yang sama tanpa mikroba.Tindakan bakteri tersebut, kata para peneliti, membuat tanah menjadi lebih asam. Lingkungan dengan pH rendah menyebabkan mineral yang mengandung fosfat tidak larut larut dan melepaskan fosfor di dalamnya, sehingga meningkatkan ketersediaan fosfor bagi tanaman.“Pentingnya temuan ini adalah kita mungkin dapat menggunakan mikroba ini untuk mengubah regolit bulan menjadi substrat ramah hayati untuk budidaya tanaman di rumah kaca bulan di masa depan,” kata peneliti Yitong Xia dari China Agricultural University di Beijing, penulis utama buku tersebut. penelitian yang dipublikasikan di jurnal Communications Biology.Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu, para peneliti di Amerika Serikat menanam tanaman berbunga yang disebut Arabidopsis thaliana dalam 12 wadah berukuran bidal, masing-masing berisi satu gram tanah bulan yang dikumpulkan selama misi NASA lebih dari setengah abad yang lalu.Arabidopsis, juga disebut thale cress, adalah tanaman yang banyak digunakan dalam penelitian ilmiah. Dalam penelitian tersebut, Arabidopsis memang tumbuh, namun tidak sekuat di tanah bulan seperti di abu vulkanik dari Bumi yang digunakan untuk tujuan perbandingan. Hal ini menunjukkan bahwa tanah bulan memerlukan sedikit bantuan untuk menjadi lebih subur.Penelitian baru ini melibatkan benth, nama ilmiah Nicotiana benthamiana, tanaman lain yang sering digunakan dalam penelitian.Penelitian ini menggunakan regolith yang disimulasikan dan bukan yang asli karena tanah bulan asli, seperti yang bisa dibayangkan, tidak banyak tersedia di Bumi. Para peneliti menggunakan bahan vulkanik dari pegunungan Changbai di Provinsi Jilin Tiongkok untuk membuat tanah dengan sifat kimia dan fisik yang mirip dengan regolit bulan.Iklan

Tiga bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Bacillus mucilaginosus, Bacillus megaterium dan Pseudomonas fluorescens. Para peneliti juga menguji bakteri lain, namun bakteri tersebut tidak menghasilkan efek menguntungkan yang sama.“Mengingat potensi ilmiah dan ekonomi yang sangat besar di bulan, kita perlu membangun pangkalan berawak di bulan di masa depan. Tapi bagaimana kita bisa menyediakan makanan, oksigen, dan air untuk awak kapal? Tentu saja kita bisa membawa mereka ke bulan dengan roket, tapi hal ini tidak berkelanjutan secara ekonomi. Rumah kaca untuk budidaya tanaman di bulan bisa sangat mengurangi kebutuhan transportasi Bumi-bulan,” kata Xia.Sistem budidaya tanaman di bulan dapat membantu memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen jangka panjang bagi awak manusia, tambah Xia. Tumbuhan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan dari fotosintesis, proses biologis yang mengubah sinar matahari menjadi energi.“Kami memiliki beberapa cara untuk menanam tanaman di bulan, termasuk mengangkut tanah hortikultura ke bulan, membangun sistem hidroponik (menanam tanaman tanpa tanah) atau menggunakan pengganti tanah seperti hidrogel (gel yang komponen cairnya adalah air). membutuhkan tanah di bulan, namun semuanya akan memakan daya dukung roket yang sangat besar, sehingga membuat rencana ini sangat mahal,” kata Xia.“Sebaliknya, teknik kami, yang merupakan pemanfaatan sumber daya in-situ, menerapkan perbaikan mikroba pada tanah bulan, menjadikannya lebih subur dan mampu untuk budidaya tanaman,” tambah Xia. “Studi kami mencapai tujuan yang sama dengan konsumsi daya dukung yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rencana lain.”Pilihan Editor: Lucia Rizka Andalusia Jabat Plt Kepala BPOM Gantikan Penny Lukito, Lulusan Unair, UI, dan Raih Doktor Kehormatan di UGMSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi