IHSG Diproyeksikan Kembali Menguat Jelang Rilis Neraca Dagang

15 November 2023, 6:35

Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad AdimajaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih menguat terbatas pada perdagangan saham Rabu (15/11). Sementara pada perdagangan saham Selasa (14/11) IHSG ditutup menguat 23,74 poin (0,35 persen) ke 6.862,05.CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, memprediksi IHSG akan bergerak pada rentang 6.747 hingga 6.898. Menurutnya, pola gerak IHSG saat ini masih menunjukkan betah berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan potensi kenaikan terbatas yang masih terlihat.“Sedangkan jelang rilis data perekonomian neraca perdagangan esok hari disinyalir masih akan menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi stabil dan terkendali yang diharapkan dapat memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang,” kata William dalam risetnya pada Rabu (15/11).Adapun jika terjadi koreksi wajar, William memandang, maka dapat dimanfaatkan para investor sebagai peluang untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka menengah.William kemudian merekomendasikan saham ICBP, BBRI, BBCA, JSMR, ITMG, ASII, AALI, GGRM dan ASRI untuk diperhatikan pada perdagangan Rabu (15/11).Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, juga memproyeksikan IHSG akan menguat pada perdagangan Rabu (15/11).Menurutnya penguatan ini didorong oleh IHSG breakout MA5 (6832) di Selasa (14/11). Secara teknikal terbentuk golden cross pada Stochastic RSI dan pelebaran positive slope pada MACD.“IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan ke area resistance 6.880-6.900 pada Rabu,” tulis Alrich dalam risetnya pada Rabu (15/11).Alrich melihat adanya sentimen dari luar negeri, di Amerika Serikat misalnya, investor menunggu rilis data inflasi yang diperkirakan turun ke 3,3 persen yoy di Oktober 2023 dari 3,7 persen yoy di September 2023.“Selain itu juga terdapat pernyataan dari sejumlah pejabat tinggi The Fed pada pekan ini yang dapat memberikan petunjuk mengenai seberapa lama The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di level yang tinggi,” tambah Alrich.Masih dari eksternal, lanjut Alrich, Inggris juga akan rilis data inflasi yang diperkirakan turun ke 5,8 persen yoy di Oktober 2023 dari 6,1 persen yoy di September 2023.Adapun sentimen dari dalam negeri, Alrich menyebut dia melihat pasar tengah menanti rilisnya data neraca perdagangan Indonesia, yang akan dirilis Rabu (15/11).“Surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali terjadi di Oktober 2023. Akan tetapi, surplus tersebut disebabkan oleh penurunan nilai ekspor yang lebih dalam dari penurunan nilai impor,” tutup Alrich.Dalam risetnya Alrich merekomendasikan saham ICBP, GGRM, JPFA, ELSA, BBNI, PTPP, dan ESSA untuk diperhatikan pada perdagangan Rabu (15/11).***Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.

Tokoh

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi