Houthi Menggila Lagi di Laut Merah, Makan 2 Korban Baru

7 February 2024, 6:05

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok Houthi di Yaman mengatakan mereka telah menyerang kapal-kapal AS dan Inggris dalam dua serangan di Laut Merah, yang terbaru dari puluhan insiden yang mengganggu pelayaran global.
Kelompok militan yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar negara yang dilanda perang tersebut, telah mengganggu pelayaran dalam aksi yang mereka katakan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam perang Israel-Hamas.
Serangan mereka telah memicu pembalasan oleh pasukan AS dan Inggris, termasuk gelombang serangan udara yang mengenai puluhan sasaran pada akhir pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yahya Saree, tokoh moderat Houthi, mengatakan serangan pertama pada Selasa (6/2/2024) “menargetkan kapal Amerika Star Nasia, sementara serangan lainnya menargetkan kapal Inggris Morning Tide”.
Kelompok Houthi “akan melakukan lebih banyak operasi militer terhadap semua sasaran musuh Amerika-Inggris” untuk membela diri, Saree memperingatkan di X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Perusahaan keamanan Ambrey awalnya melaporkan serangan pesawat tak berawak terhadap kapal kargo milik Inggris di lepas pantai Yaman, tetapi kemudian mengatakan sebuah proyektil menargetkan kapal berbendera Barbados tersebut.
Rudal tersebut diluncurkan dari sebuah perahu kecil yang terlihat di dekat kapal, kata Ambrey, seraya menambahkan bahwa proyektil tersebut tidak mengenai kapal namun meledak di dekatnya, menyebabkan kerusakan ringan.
Tidak ada korban jiwa di antara awak kapal, kata perusahaan Inggris tersebut.
Badan keamanan maritim Inggris, UKMTO, mengatakan pihaknya telah menerima laporan mengenai insiden di lepas pantai kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai pemberontak.
“Nakhoda menyatakan bahwa sebuah proyektil ditembakkan ke kapalnya di sisi kiri yang melewati geladak, menyebabkan sedikit kerusakan pada jendela jembatan,” kata Operasi Perdagangan Maritim Inggris, tanpa mengidentifikasi kapal atau bendera yang dikibarkannya, sebagaimana dilansir AFP.
“Kapal dan awaknya selamat,” tambahnya, seraya mengatakan kapal tersebut melanjutkan pelayarannya sesuai rencana.

Gangguan Perdagangan
Kementerian Kelautan Pedagang Yunani mengatakan Star Nasia mengalami kerusakan material namun lambung kapal tampaknya tidak bocor dan tidak ada korban luka yang dilaporkan di antara awak kapal Filipina.
Ambrey, dalam laporannya mengenai insiden tersebut, mengatakan sebuah kapal curah milik Yunani berbendera Kepulauan Marshall menjadi sasaran saat transit di barat daya Aden.
Kapal tersebut, dalam perjalanan dari Amerika Serikat ke India, melaporkan adanya ledakan 50 meter dari sisi kanannya, kata Ambrey, juga menambahkan bahwa tidak ada korban luka yang dilaporkan.
“Pemilik kapal itu terdaftar di pasar saham AS. Ambrey menilai kemungkinan kapal itu dinilai berafiliasi dengan AS karena pemilik kapal dan pelabuhan AS.”
UKMTO juga mengatakan telah menerima laporan adanya ledakan di dekat kapal dagang yang transit di barat daya Aden. UKMTO mengatakan kapal dan awaknya selamat, tanpa memberikan rincian tambahan.
Houthi telah melancarkan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial dan kapal angkatan laut sejak 19 November, menurut Pentagon.
Dalam serangan helikopter pada 19 November, Houthi menangkap Galaxy Leader, sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel dan 25 awak internasionalnya, yang mencakup setidaknya dua warga negara Bulgaria.
Mereka memaksa kapal tersebut sampai ke pelabuhan Hodeidah, di mana kapal tersebut tetap berada di sana.
Menteri Transportasi Bulgaria Georgy Gvozdeykov mengatakan pada hari Selasa bahwa para pelaut Galaxy Leader “selamat dan sehat” dan akan segera kembali ke Bulgaria.
“Informasi yang kami miliki… mengenai para pelaut Galaxy Leader yang ditangkap di Laut Merah adalah mereka dalam keadaan sehat, aman dan sehat serta menginap di sebuah hotel,” kata menteri tersebut kepada stasiun televisi swasta Bulgaria, bTV.

Serangan Houthi telah mendorong beberapa perusahaan pelayaran untuk memutar arah di sekitar Afrika bagian selatan untuk menghindari Laut Merah, jalur penting yang biasanya membawa sekitar 12% perdagangan maritim global.
Sebagian besar perdagangan antara Asia dan Eropa biasanya melewati Laut Merah dan Terusan Suez yang mengarah ke Laut Mediterania.
Menurut platform PortWatch Dana Moneter Internasional, total volume transit melalui Terusan Suez turun 37% tahun ini pada 16 Januari dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Fakta-Fakta Ancaman ‘Kiamat’ Baru Gegara Perang Israel-Hamas

(luc/luc)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi