Heboh! Skandal Beruntun Hantam Toyota di Jepang, AS Sampai RI

30 January 2024, 17:45

Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2024 belum berjalan satu bulan, Toyota setidaknya sudah 3 kali terseret skandal, mulai dari isu keselamatan hingga sertifikasi. Skandal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di tingkat global yang meluas hingga berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.
Sebelumnya, Toyota juga terseret skandal manipulasi uji keselamatan dengan pabrikan mobil Jepang lainnya, Daihatsu. 
Padahal, Toyota merupakan raja produsen otomotif yang menguasai pasar penjualan di berbagai negara. Di Indonesia, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota menjadi jawara dengan menguasai lebih dari 33% pangsa pasar. Artinya, 1 dari 3 mobil di RI bisa dibilang merupakan Toyota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berkuasanya Toyota di pasar otomotif RI bukan hanya pada tahun lalu, namun juga selama bertahun-tahun ke belakang. 

Berikut deretan skandal terbaru Toyota:
Sertifikasi Mesin Diesel Seret Fortuner
Toyota di Jepang mengatakan akan menangguhkan pengiriman 10 model kendaraan Senin (29/1/2024), penyebabnya karena kejanggalan dalam uji sertifikasi untuk mesin diesel yang dikembangkan oleh afiliasi Toyota Industries. Komite investigasi khusus ditugaskan untuk menyelidiki potensi penyimpangan peraturan sertifikasi terkait dengan sertifikasi emisi domestik yang tidak tepat pada mesin forklift dan mesin konstruksi.
“Penyelidikan menemukan bahwa kejanggalan terjadi selama pengujian output horsepower untuk sertifikasi tiga model mesin diesel untuk mobil yang ditugaskan Toyota ke TICO. Selama pengujian sertifikasi, kinerja output horsepower mesin diukur menggunakan ECU dengan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal sehingga hasilnya dapat diukur untuk membuat nilai tampak lebih halus dengan variasi yang lebih sedikit,” tulis Toyota Global dalam siaran pers terbarunya, Senin (29/1/2024).
Berdasarkan hasil penyelidikan, Toyota Industries Corporation (TICO) yang ditugaskan Toyota Manufacturing Company (TMC) mengembangkan mesin diesel di beberapa mobil Toyota, kini memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mesin yang terkena dampak. Toyota juga memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman kendaraan yang dilengkapi mesin yang terdampak.
Akibat skandal ini, Toyota Motor dan Hino Motors telah menghentikan beberapa lini produksi setelah grup perusahaan mereka, Toyota Industries, mengakui melakukan kecurangan dalam sertifikasi mesin, sehingga berdampak tidak hanya pada kendaraan yang menggunakan mesin tersebut tetapi juga model lain seperti minivan Alphard.
Dilansir Nikkei Asia, Toyota menangguhkan enam jalur di empat pabrik perakitan domestik mulai Senin, sementara Hino menghentikan jalur kedua di pabrik Hamura di Tokyo. Keenam lini Toyota akan ditutup hingga 1 Februari, setelah itu perusahaan akan memutuskan apakah akan melanjutkan operasinya mulai 2 Februari.
Pabrik yang terkena dampak termasuk pabrik Fujimatsu milik Toyota Auto Body di Kariya, prefektur Aichi dan pabrik Inabe di Inabe, prefektur Mie. Produksi minivan Alphard, yang tidak terkena penangguhan pengiriman, juga terpengaruh.
Salah satu model yang terdampak adalah Toyota Fortuner yang diproduksi oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Meski pernyataan kejanggalan uji sertifikasi mobil Toyota berasal langsung dari prinsipal di Jepang, namun Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam menyebut mobil produksinya tidak terdampak.
“Sehubungan dengan informasi mengenai kekurangtepatan prosedur sertifikasi 3 mesin model Toyota oleh Toyota Industries Corporation yang diumumkan pada tanggal 29 Januari 2024, kami menyampaikan bahwa isu ini tidak berdampak pada model-model kendaraan Toyota di Indonesia,” kata Bob kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/1/2024).

Recall bZ4X di Indonesia
Toyota Astra Motor (TAM) melakukan recall atau program pemanggilan kembali untuk mobil listrik battery electric vehicle (BEV) bZ4X produksi Maret 2022 – Juni 2023 karena masalah reprogramming Electronic Control Unit (ECU) yang mengendalikan tampilan seluruh informasi penting kendaraan pada Combination Meter. Adapun Toyota merilis mobil ini di Indonesia pada 2022 dengan banderol Rp 1,19 miliar.
“Kami akan melakukan pemeriksaan beserta reprogramming dalam bentuk software update pada Electronic Control Unit (ECU) pengendali Combination Meter yang berfungsi menampilkan seluruh informasi penting kendaraan dalam bentuk Multi Information Display (MID),” jelas Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto dikutip Selasa (30/1/2024).
Toyota bZ4X dilengkapi dengan Combination Meter System yang dikendalikan Electronic Control Unit (ECU), di mana berbagai informasi penting BEV ini, seperti lampu peringatan dan indikator, pengukur kendaraan pada umumnya, pengukur performa baterai dan motor listrik, jarak tempuh, pesan, dan informasi penting lainnya, ditampilkan dalam bentuk Multi Information Display (MID) dan dikirimkan pula ke Data Communication Module (DCM).
Pada prinsipnya, DCM berkomunikasi dengan ECU pada Combination Meter untuk memeriksa status kendaraan dalam jangka waktu tertentu setelah kunci kontak dimatikan. Jika komunikasi antara DCM dan ECU terjadi pada saat ECU menjalankan proses tertentu, ada kemungkinan ECU tidak menyelesaikan proses yang sedang dikerjakannya.
Ketika situasi ini terjadi, tampilan MID akan menjadi blank atau kosong setelah siklus kunci baru, yang selanjutnya tidak akan menampilkan tanda dan indikator tertentu. Karena ECU juga berinteraksi dengan fungsi lain seperti lampu penunjuk arah, lampu isyarat peringatan bahaya (hazard), dan Pre-Collision System (fitur dari teknologi Toyota Safety Sense 3.0), maka fungsi tersebut akan dinonaktifkan.
Akibatnya, kendaraan tersebut berpotensi tidak memenuhi persyaratan tertentu terkait safety. Jika mobil dipaksakan berjalan tanpa fungsi-fungsi ini, dapat meningkatkan risiko kecelakaan pada kondisi berkendara tertentu.

Foto: Pimpinan Toyota Motor Akio Toyoda meminta maaf atas skandal di tiga grup perusahaan saat konferensi pers di Nagoya, Jepang pada 30 Januari 2024, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. (via REUTERS/KYODO)
Pimpinan Toyota Motor Akio Toyoda meminta maaf atas skandal di tiga grup perusahaan saat konferensi pers di Nagoya, Jepang pada 30 Januari 2024, dalam foto yang diambil oleh Kyodo. (Mandatory credit Kyodo/via REUTERS)

Recall di Amerika Serikat
Toyota Motor mengatakan mendesak pemilik 50.000 kendaraan tua di Amerika Serikat (AS) untuk segera melakukan perbaikan kendaraannya pada Senin (29/1/2024). Dilansir Reuters, desakan penarikan kembali kendaraannya akibat inflator kantong udara di dalam mobil dapat meledak dan berpotensi membunuh pengendara.
Produsen mobil asal Jepang tersebut mengatakan peringatan “Jangan Berkendara” mencakup beberapa Corolla model tahun 2003-2004, Corolla Matrix 2003-2004, dan RAV4 2004-2005 dengan inflator kantung udara Takata.
Lebih dari 30 kematian di seluruh dunia, termasuk 26 kematian di AS, dan ratusan cedera di kendaraan berbagai produsen mobil sejak tahun 2009 terkait dengan inflator kantong udara Takata yang dapat meledak, melepaskan pecahan logam ke dalam mobil dan truk.
Selama dekade terakhir, lebih dari 67 juta inflator kantong udara Takata telah ditarik kembali di AS oleh lebih dari 20 produsen mobil, dan lebih dari 100 juta inflator di seluruh dunia. Ini merupakan penarikan kembali keselamatan otomotif terbesar dalam sejarah.
Toyota mengatakan penarikan kembali RAV4 melibatkan airbag pengemudi sedangkan penarikan lainnya hanya melibatkan airbag penumpang depan. Pada beberapa model Corolla dan Corolla Matrix, dapat menyebabkan kantung udara mengembang bahkan tanpa terjadi tabrakan.
Sebelumnya telah ada peringatan “Jangan Berkendara” yang dikeluarkan oleh produsen mobil lain untuk kendaraan dengan inflator kantong udara Takata yang lebih tua setelah terjadi kecelakaan fatal.

Skandal Sebelumnya dengan Daihatsu
Prinsipal Toyota dan Daihatsu di Jepang pada Desember 2023 lalu mengumumkan menghentikan sementara distribusi mobil yang diproduksi di Jepang dan luar Jepang imbas skandal pelanggaran regulasi di Jepang. Kasus ini bermula dari terungkapnya manipulasi hasil tes keselamatan untuk pengajuan izin pada pertengahan tahun ini.
Terbaru, tim independen membuka hasil investigasinya pada Daihatsu yang mengakui melakukan kecurangan pada bagian pintu untuk uji keselamatan tabrak samping pada 88 ribu unit, yang sebagian besar dijual memakai merek Toyota.
Tim independen mengatakan berdasarkan investigasinya ditemukan kejanggalan baru pada 174 item dalam 25 kategori pengujian. Jumlah model mobil yang terlibat dalam skandal ini sekarang mencapai 64, termasuk 22 model yang dijual Toyota.
Dalam laporan tim independen dijelaskan Daihatsu melakukan pelanggaran pada beberapa faktor, diantaranya ‘tekanan ekstrem karena jadwal pengembangan terlalu ketat dan kaku’ serta ‘kurangnya keahlian para manajer’. Lingkungan kerja juga dikatakan tidak transparan.
Daihatsu mengaku telah melakukan verifikasi teknis internal satu per satu dan juga pengujian kendaraan untuk memastikan standar keselamatan memenuhi standar.

Namun dalam tahap akhir investigasi, ditemukan ada perbedaan airbag control unit (ECU) dari versi produksi massal yang digunakan untuk pengujian airbag beberapa model, diantaranya Daihatsu Move/Subaru Stella, Daihatsu Cast/Toyota Pixis Joy, Daihatsu Gran Max/Toyota Town Ace/Mazda Bongo.
Meski dalam verifikasi teknis airbagnya memenuhi standar melindungi penumpang, namun dalam pengujian disebut bahwa performa standar keselamatan untuk evakuasi penumpang dalam tes tabrak samping tipe Daihatsu Cast/Toyota Pixis Joy tidak memenuhi standar hukum.
“Kami sungguh meminta maaf untuk ketidaknyamanan serta kekhawatiran yang ditimbulkan kepada kustomer dan pemangku kepentingan,” kata President Daihatsu Motor Co., Ltd Soichiro Okudaira.
Sementara itu, Astra Daihatsu Motor (ADM) memastikan kendaraannya yang dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah. Bos ADM Sri Agung Handayani menegaskan hal itu di tengah skandal regulasi yang terjadi pada prinsipal Toyota dan Daihatsu di Jepang.
“Kami sudah memastikan kepada prinsipal bahwa semua kendaraan Daihatsu yang diproduksi, didistribusikan, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas dan keselamatan,” kata Corporate Planning and Communication Director PT ADM itu kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

4 Fakta Kenapa Toyota Setop Operasi di Jepang, Gegara China?

(dce)