Hasto Sebut PDIP Tengah Sedih dan Luka Hati karena Ditinggal Jokowi

29 October 2023, 12:53

TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya sedang sedih dan luka hati yang perih karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi dinilai telah meninggalkan partai. Menurut Hasto, PDIP selama ini telah mencintai dan memberikan keistimewaan kepada Jokowi. “Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Ahad, 29 Oktober 2023.Menurut Hasto, presiden Jokowi meninggalkan PDIP karena dianggap masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi. Hasto tidak menyebut permintaan lain itu penjelasannya seperti apa. “Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” kata Hasto. Menurutnya, seluruh simpatisan, anggota, dan kader PDIP belum selesai rasa lelah setelah mendukung Jokowi dari pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden selama dua periode. Dukungan itu, kata Hasto, wujud rasa sayang PDIP. “Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, para ahli hukum tata negara, tokoh prodemokrasi, dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami,” kata dia. Pencalonan Gibran Rakabuming Raka selaku putra presiden Jokowi, menurut Hasto adalah pembangkangan politik, konstitusi, dan kepada rakyat Indonesia. Menurutnya, hal itu dilakukan dengan merekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi. “Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” kata Hasto. Seperi diketahui Gibran kini telah resmi diusung Koalisi Indonesia Maju sebagai bakal calon wakil presiden untuk Prabowo. Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, dan PSI.Saat diusung oleh koalisi itu, Gibran masih berstatus sebagai kader PDIP. Adapun soal statusnya di partai, Gibran berkelit dengan hanya mengatakan telah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.Iklan

Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengatakan Gibran Rakabuming Raka hanya pamit dari partai untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Partai, kata dia, fokus pada pemenangan pemilihan umum 2024. “Kami sudah tidak ada agenda pembahasan pemecatan,” kata Olly kepada Tempo saat ditemui di Hotel Borobudur, Sabtu malam, 29 Oktober 2023. Dalam kasus eks Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko, yang terang-terangan mendukung Prabowo Subianto, Olly mengatakan saat itu masih ada waktu untuk menggelar sidang mahkamah untuk memecat mantan akvitis Partai Rakyat Demokratik itu. Sedangkan, masalah Gibran Rakabuming terjadi ketika menjelang pemilihan umum, sehingga menurut Olly sudah tidak ada waktu untuk menggelar sidang mahkamah. Menurut Olly, mekanisme dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) di PDIP seseorang memang harus dipecat karena membangkang aturan, salah satunya melalui sidang mahkamah partai. Kasus Gibran Rakabuming, kata Olly, belum dilakukan sidang mahkamah. “Yang kita pikirkan konsolidasi pemenangan, makanya belum ada rapat-rapat di luar agenda pemenangan (Ganjar-Mahfud),” kata dia. Ketika ditanya apakah ada ketakutan bagi PDIP bahwa pemecatan Gibran Rakabuming akan menjadi bumerang yang menjatuhkan elektabilitas, Gubernur Sulawesi Utara itu tidak tegas menjawab. PDIP, kata dia, fokus pada pemenangan Ganjar-Mahfud. Menurut Olly, kasus Gibran sudah jelas membangkang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Oleh karena itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga tidak ada instruksi untuk memecat putra presiden Joko Widodo itu karena dinilai sudah diatur dalam aturan partai.“Ibu (Megawati) tidak menanggapi tentang Mas Gibran,” kata Olly. “Ibu (Megawati) hanya mengarahkan apa yang harus dilakukan sesuai pengalaman ibu waktu PDIP terinjak segala macam.” Pilihan Editor: Menhan Prabowo ke Banyumas, Siswa SD Teriak Nama Gibran

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi