H-7 Pencoblosan Pilpres 2024, Jusuf Kalla: Jangan Ada yang Mencuri Hati Nurani

7 February 2024, 14:38

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyampaikan agar seluruh rakyat menggunakan hati nuraninya untuk mencolos paslon pilihan dalam Pilpres 2024 yang bakal berlangsung pada 14 Februari mendatang. Hal itu disampaikan JK dalam pertemuan dengan para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di kediamannya di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (7/2/2024).GNB diketahui merupakan gerakan yang diprakarsai para tokoh bangsa dan agama, diantaranya Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Muhammad Hilal Al Aidid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid. JK mulanya menjelaskan mengenai munculnya GNB yakni berangkat dari adanya keresahan dan kekhawatiran hati nurani rakyat dan penguasa yang sudah menurun di tengah perpolitikan saat ini. Sehingga kehadirannya bisa mendorong semua elemen masyarakat untuk kembali kepada hati nuraninya dalam memilih pemimpin pada Pilpres 2024.“Hati nurani menentukan cara kita bergerak dan berbuat, maka pada kepemimpinan masa depan yang akan dipilih seminggu lagi sangat menentukan nasib bangsa negara pada sekarang dan masa depan. Ini sangat penting,” kata JK kepada wartawan, Rabu (7/2/2024).

JK menekankan agar pemilu bisa dijaga bersama-sama berlandaskan pada nilai-nilai demokrasi. Pemilu akan sesuai demokrasi jika berlandaskan pada hati nurani, bukan kepentingan-kepentingan semata. Ia pun menyinggung peranan aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan Polri.“Karena itulah nanti pada 7 hari lagi kita dukung aparat negara, polisi, tentara, kepala desa agar kembali ke hati nuraninya, jangan coba-coba mencuri hati nurani rakyat. Karena suara ini dari hati nuraninya, jangan ada yang mencuri. Bukan suaranya Prabowo, Anies, Ganjar yang dicuri, tapi suara rakyat yang dicuri kalau tidak sesuai hati nurani,” jelasnya.JK berharap pemilu berjalan dengan sebagaimana mestinya menurut amanat undang-undang. Dia mengimbau seluruh pihak, mulai dari masyarakat biasa, akademisi, hingga para tokoh agama untuk bersama menjaga pemilu agar bersih dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.“Dengan pemilu yang bersih, dapat memilih pemimpin yang bersih. Kalau prosesnya salah, maka pemimpin yang dipilih juga salah, jadi kita lakukan proses yang bersih untuk sekarang dan masa akan datang. Itu saja upaya kita seminggu lagi,” tuturnya. Eva Rianti

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi