Jakarta –
Seorang wanita Alabama, Amerika Serikat, yang hidup dengan ginjal babi selama 130 hari telah menjalani operasi pengangkatan organ tersebut setelah tubuhnya mulai mengalami reaksi penolakan dan kembali menjalani dialisis.
Towana Looney pulih dengan baik dari operasi pengangkatan pada tanggal 4 April di NYU Langone Health dan telah kembali ke Gadsden, Alabama. Dalam sebuah pernyataan, dia berterima kasih kepada dokternya atas kesempatan untuk menjadi bagian dari penelitian.
“Meskipun hasilnya tidak seperti yang diinginkan siapa pun, saya tahu banyak yang dipelajari dari 130 hari saya dengan ginjal babi dan bahwa ini dapat membantu dan menginspirasi banyak orang lain dalam perjalanan mereka untuk mengatasi penyakit ginjal,” ucap Looney dikutip dari NBC News, Selasa (15/4/2025).
Sebelum transplantasi Looney, hanya empat orang Amerika lainnya yang telah menerima xenotransplantasi eksperimental dari organ babi yang diedit gennya: dua pasien menerima jantung dan dua ginjal yang bertahan tidak lebih dari dua bulan. Penerima tersebut, yang sakit parah sebelum operasi, meninggal.
Pelopor xenotransplantasi NYU, Dr Robert Montgomery, dokter bedah Looney, mengatakan apa yang memicu penolakan itu sedang diselidiki. Namun, ia mengatakan Looney dan dokternya sepakat bahwa akan lebih kecil risikonya untuk mengangkat ginjal babi daripada mencoba menyelamatkannya dengan dosis obat anti-penolakan yang lebih tinggi dan lebih berisiko.
“Kami melakukan hal yang aman,” kata Montgomery kepada The Associated Press. “Kondisinya tidak lebih buruk daripada sebelum (xenotransplantasi) dan ia akan memberi tahu Anda bahwa kondisinya lebih baik karena ia telah berhenti menjalani dialisis selama 4,5 bulan.”
Sesaat sebelum penolakan dimulai, Looney telah mengalami infeksi yang berhubungan dengan waktu dialisis sebelumnya dan obat anti-penolakan penekan kekebalannya sedikit diturunkan. Pada saat yang sama, sistem kekebalannya aktif kembali setelah transplantasi.
Faktor-faktor tersebut mungkin telah bergabung untuk merusak ginjal baru.
Penolakan juga merupakan ancaman umum setelah transplantasi organ manusia, dan terkadang membuat pasien kehilangan organ baru mereka. Dokter menghadapi tantangan untuk menekan sistem kekebalan tubuh pasien agar organ baru tetap utuh sekaligus memungkinkan mereka melawan infeksi.
Tantangan yang lebih besar lagi adalah xenotransplantasi. Meskipun organ babi ini telah diubah untuk membantu mencegah penolakan langsung, pasien tetap memerlukan obat penekan kekebalan tubuh.
(kna/kna)