Gawat! Puluhan Kucing di Polandia Mati Akibat Virus Ganas Ini

17 July 2023, 21:40

Jakarta, CNBC Indonesia – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (17/7/2023) mengatakan turut prihatin atas kenaikan kasus kucing yang terinfeksi flu burung di Polandia. Pasalnya badan tersebut menyebut sudah ada puluhan kucing yang mati di negara Eropa itu.
WHO mengatakan bahwa sejak otoritas kesehatan Polandia menginformasikan bulan lalu tentang kematian kucing yang tidak biasa di seluruh negeri, di mana 29 kucing dinyatakan positif terkena flu burung H5N1. Mereka termasuk di antara 46 kucing dan satu caracal penangkaran yang diuji virusnya, menambahkan bahwa 14 hewan yang terinfeksi dilaporkan telah disuntik mati, sementara 11 lainnya telah mati dengan sendirinya. Kematian terakhir dilaporkan pada 30 Juni.

“Infeksi Flu Burung sporadis pada kucing sebelumnya telah dilaporkan, tetapi ini adalah laporan pertama dari tingginya jumlah kucing yang terinfeksi di wilayah geografis yang luas di suatu negara,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

WHO tengah menyelidiki sumber paparan kucing terhadap virus. Beberapa kucing mengalami gejala yang parah termasuk kesulitan bernapas, diare berdarah, dan tanda-tanda neurologis, dengan kerusakan yang cepat dan kematian pada beberapa kasus.
WHO menyebut Polandia adalah negara pertama yang melaporkan jumlah tinggi kucing yang terinfeksi flu burung di wilayah yang luas. WHO bilang bahwa risiko infeksi pada manusia sangat kecil kemungkinannya.

Foto: Warga membawa hewan peliharaanya untuk menjalani proses vaksin rabies untuk klasifikasi hewan anjing, kucing, dan kera oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur secara gratis di Kuningan Mampang, Jakarta Selatan Rabu (12/7/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Warga membawa hewan peliharaanya untuk menjalani proses vaksin rabies untuk klasifikasi hewan anjing, kucing, dan kera oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur secara gratis di Kuningan Mampang, Jakarta Selatan Rabu (12/7/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sejak akhir 2021, Eropa mengalami wabah flu burung terburuk. Situasi yang sama juga terjadi di Amerika Utara dan Selatan. Hal ini menyebabkan pemusnahan puluhan juta unggas di seluruh dunia karena banyak yang terjangkit virus jenis H5N1 yang pertama kali muncul pada tahun 1996.
Baru-baru ini ada lonjakan infeksi yang mengkhawatirkan pada mamalia. Badan kesehatan PBB itu menunjukkan bahwa infeksi sporadis kucing dengan H5N1 sebelumnya telah dilaporkan.
“WHO terus memantau situasi dan bekerja sama erat dengan sektor kesehatan hewan dan masyarakat, lembaga regional, FAO, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), dan lembaga mitra lainnya di Polandia,” katanya.
Pada 12 Juli, WHO mengatakan tidak ada kontak manusia dari kucing yang terinfeksi yang melaporkan gejala. WHO menekankan risiko infeksi (tertular) manusia setelah terpapar kucing yang terinfeksi sangat kecil kemungkinannya.

Infeksi flu burung pada manusia jarang terjadi, namun bila terjadi dapat menyebabkan penyakit yang parah dengan tingkat kematian yang tinggi. Kasus H5N1 pada manusia biasanya merupakan akibat dari paparan langsung atau tidak langsung terhadap unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.
Sejak 2020, WHO menyatakan telah menerima 12 laporan kasus H5N1 pada manusia di seluruh dunia. Empat di antaranya adalah kasus yang parah, sementara delapan kasus ringan atau tanpa gejala.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Flu Burung Mengancam Lagi, Tetangga RI Catat Korban Pertama

(wur/wur)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi