Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo menghadiri makan malam Imlek bersama Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo di Restoran Empurau, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2024). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparanCapres 03 Ganjar Pranowo menghadiri makan malam sekaligus perayaan Imlek di Jakarta Barat, Jumat (9/2). Ganjar hadir didampingi Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid dan Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud Yenny Wahid.Eks Gubernur Jawa Tengah itu nampak memakai pakaian tradisional Tionghoa, cheongsam, warna merah saat datang ke lokasi. Ganjar juga disambut Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo dan istrinya, Liliana Tanoesoedibjo –yang sudah lebih dulu hadir.Di hadapan pendukungnya yang merayakan Imlek, Ganjar mengenang jasa Gus Dur. Ia mengingatkan tanpa Gus Dur, masyarakat tak bisa bebas merayakan Imlek dan melestarikan budaya Tionghoa.Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo menghadiri makan malam Imlek bersama Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo di Restoran Empurau, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2024). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan”Kegiatan Imlek itu selalu mengingatkan kita kepada Gus Dur. Dari Gus Dur kita belajar bagaimana persahabatan, bagaimana nilai-nilai kemanusiaan bisa diwujudkan,” kata Ganjar di Restoran Empurau, Jakarta Barat, Jumat (9/2).”Di makam Gus Dur itu menarik, ada Bahasa Arab, Indonesia, Inggris dan ada Bahasa China, sesuatu penghormatan yang diberikan kepada tokoh bangsa,” sambungnya.Menurut Ganjar, sesama anak bangsa harus saling menghormati. Perbedaan, kata dia, untuk dipersatukan.”Itulah yang kemudian kita semua menjadi paham, Indonesia berubah tahun 98 kita alami situasi kita tidak ingin terjadi, cukup pada saat itu terjadi. Sesama anak bangsa saling menghormati, karena kita memang dilahirkan berbeda-beda. Justru berbeda ini bukan cari kesamaannya, tapi dari berbeda untuk dipersatukan,” tandas dia.
