Eropa Selidiki Kendaraan Listrik China, Ada Apa?

13 September 2023, 21:40

Jakarta, CNBC Indonesia – Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa (UE), meluncurkan penyelidikan terhadap kendaraan listrik di China pada Rabu (13/9/2023). Ini terkait subsidi yang diberikan kepada pembuatnya.
Presiden Ursula von der Leyen mengkonfirmasi penyelidikan tersebut dalam pidato kenegaraan tahunannya di Parlemen Eropa di Strasbourg. “Eropa terbuka untuk persaingan tetapi tidak untuk perlombaan menuju titik terbawah,” katanya, seperti dikutip CNBC International.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di hadapan seluruh anggota parlemen, von der Leyen mengatakan semua pihak harus berpikir jernih mengenai risiko yang dihadapi terkait hal ini. Ia  mengatakan penyelidikan anti-subsidi harus menerapkan tindakan apa pun dalam waktu 13 bulan sejak dimulai.
Dikatakannya juga bahwa tindakan sementara harus diberlakukan selambat-lambatnya sembilan bulan. Ini nantinya akan diikuti waktu empat bulan untuk menerapkan tindakan definitif jika dibenarkan secara hukum.
“Misalnya sektor kendaraan listrik, ini adalah industri penting bagi perekonomian ramah lingkungan dengan potensi besar di Eropa, namun pasar global kini dibanjiri dengan mobil listrik China yang lebih murah dan harganya dibuat tetap rendah karena subsidi negara yang sangat besar,” jelasnya.
“Ini mendistorsi pasar kami dan karena kami tidak menerima distorsi ini dari dalam pasar kami, kami juga tidak menerima distorsi ini dari luar,” tambahnya.
Di sisi lain, von der Leyen juga mengatakan bahwa blok tersebut harus mempertahankan diri terhadap praktik tidak adil. Namun ia menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka dengan Beijing.
“Mengurangi risiko, bukan memisahkan. Ini akan menjadi pendekatan saya pada KTT UE-Tiongkok akhir tahun ini,” tambahnya.
Von der Leyen membandingkan dampaknya terhadap industri tenaga surya di Eropa dan apa yang mungkin terjadi pada industri otomotif di kawasan ini. Sebelumnya keduanya menghadapi persaingan ketat dari perusahaan-perusahaan China.
Produsen mobil terbesar di Eropa mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka khawatir dengan ancaman persaingan yang ditimbulkan oleh perusahaan-perusahaan baru asal China saat industri otomotif bergerak menuju elektrifikasi. Pengumuman tak terduga ini menandai tantangan lain dalam hubungan UE-China dan terjadi setelah Amerika Serikat (AS) serta Eropa sepakat mengurangi ketergantungan mereka pada Beijing, dibandingkan memutuskan hubungan sepenuhnya, pada akhir Mei lalu.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Siap-siap Indonesia dan Filipina Mau Rajai Ekosistem EV

(sef/sef)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi