Diluncurkan, Lika-liku Hidup Jenderal Idealis HR Dharsono

19 February 2023, 12:49

Penulis sekaligus mantan aktivis Rum Aly meluncurkan buku berjudul ‘Kisah Seorang Jenderal Idealis H.R. Dharsono’. Buku biografi yang sarat sejarah ini mengisahkan tentang dinamika perjalanan hidup dan perjuangan Hartono Rekso Dharsono, Jenderal TNI yang dikenal sebagai tokoh idealis karena kerap mengkritisi kebijakan pemerintah baik pada masa Orde Lama hingga Orde Baru.

Dharsono kerap menggulirkan kritik kepada kebijakan Sukarno dengan berbagai gagasan, bahkan dia ikut beperan menopang kegiatan Soeharto untuk mengakhiri kekuasaan Sukarno hingga menjadi pelopor dan memulai gagasan orde baru bersama Kemal Idris dan Sarwo Edhie.

Meski telah berhasil menumbangkan kekuasaan Sukarno yang berpotensi pada pola kekuasaan orotiritanianisme dan melibatkan organisasi kiri seperti PKI, sifat kritis seorang Dharsono tak berhenti sampai di situ, dia juga tetap idealis dan kritis saat Orde Baru berkuasa. 

Namun, sosok Panglima Kodam Siliwangi 1966-1969 yang dikenal kritis dan kaya gagasan akan pembaruan masa depan politik Indonesia ini justru tak diindahkan oleh sebagian rekan-rekan militernya yang telah menjelma sebagai penguasa pragmatis bersama penguasa politik kepartaian. Dharsono pun harus mendapat perlakuan pahit mulai dari kriminalisasi, dipenjara hingga diasingkan. 

Dhani Dharsono, salah satu anak HR Darsono, mengungkapkan, niat membuat buku sudah terpikirkan sejak ayahnya, HR Dharsono, ditahan di Lapas Cipinang pada 1984. Akan tetapi, keinginannya harus terhenti karena sang ayah merasa tak memiliki bahan yang cukup.

“Keinginan membuat buku ini sebenarnya berawal dari awal ayah masuk penjara. Di LP Cipinang periode 1984-1990. Tetapi pada saat itu, ketika kami minta Ayah nulis, itu dia bilang ‘saya nggak punya bahan’,” jelas Dhani saat ditemui Media Indonesia pada acara peluncuran buku ‘Kisah Seorang Jendral Idealis H.R. Dharsono’ di Griya Arifin Panigoro, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/2).

Rencana pembuatan buku tersebut akhirnya kembali hadir pada Agustus 2021 saat Dhani bertemu dengan Rum Aly, yang merupakan mantan redaktur Harian Mahasiswa Indonesia yang diyakini memiliki cukup banyak informasi tentang perjuangan Dharsono kala itu. 

“Saya bertemu Rum Aly, dia salah satu orang yang memiliki informasi yang cukup banyak untuk menulis buku tentang Ayah. Beliau adalah mantan redaktur Harian Mahasiswa Indonesia, salah satu koran yang terbit pada 1966-1974,” tuturnya.

Semangat Dhani dalam merealisasikan buku tersebut akhirnya berkobar kembali, karena bahan untuk membuat buku ini sebetulnya ada, hanya belum dituangkan secara runut dan komprehensif. 

“Akhirnya pada November 2021, kami mulai membuat buku, yang rencananya maunya di-launching pada Juli 2022, namun ternyata untuk mengumpulkan bahan itu tidak cukup waktunya,” lanjutnya.

Dhani mengungkapkan, buku setebal 420 halaman itu secara luas mengulas tentang dinamika perjuangan HR Dharsono sebagai prajurit yang tanpa pamrih mengabdi untuk NKRI dan kesejahteraan bangsa.

“Kami tahu, apa yang Ayah perjuangkan itu sesuatu yang besar dan tanpa pamrih, bukan untuk kepentingan diri sendiri, dan keluarga, dan bahkan bukan untuk ambisi politik. Ayah sebetulnya hanya ingin berkontribusi untuk membuat NKRI ini menjadi lebih baik berlandaskan Pancasila dan UU,” imbuhnya.

“Ayah dalam berbagai pengabdiannya selalu berusaha untuk mengedepankan keadilan, kesejahteraan, dan keragaman suku dan agama, serta toleransi anta rumat sampai akhir hayat hidupnya,” lanjutnya.

Sementara itu, akademisi Dr Hikmahanto Juwana mengungkapkan bahwa dari buku memiliki gaya penulisan yang mudah untuk dipahami oleh pembaca awam lantaran diberi konteks secara runut, menurut Juwana perjalanan hidup Dharsono bisa menjadi cerminan bagi para generasi muda khususnya para calon anggota militer muda.

“Buku ini memberi konteks bahwa Pak Dharsono adalah seorang tokoh penting, berperan di perang kemerdekaan, awalnya sejalan dengan Suharto tapi pada akhirnya baeus bersebrangan, hingga sikapnya itu harus membawanya pada perlawanan hukum dan mendekam di penjara,” jelas Juwana.

Dalam pandangan Juwana, Dharsono bukan hanya seorang jendral yang intelektual, kritis, dan disiplin serta mempertahankan jati diri yang idealis, terapi juga sangat humanis dan santun dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa.

“Bagi Dharsono memasuki jeruji adalah suatu konsekuensi dalam perjuangan, saat kawannya berubah menjadi lawan dia pun tidak memiliki dendam. Cara berpikirnya yang kritis itu juga menjadikannya sosok yang humanis, dia mampu melihat ketidakadilan dari penguasa dengan memperhatikan kondisi sosial dan membersamai pergerakan mahasiswa,” jelasnya.

Peluncuran buku HR Dharsono juga dihadiri para pembicara seperti Dr Marzuki Darusman SH pegiat HAM internasional yang pernah menjadi Jaksa Agung RI, Sejarawan Dr Anhar Gonggong, Ir Sarwono Kusumaatmadja yang pernah menduduki pos kabinet di era dua presiden, serta pengacara terkemuka Dr Luhut Pangaribuan. (M-2) 

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi