Ponorogo (Beritajatim.com) – Proses pungut hitung suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ponorogo tahun 2024, untuk tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Bumi Reog, rampung pada Rabu (26/11) sore. Di TPS lokasi Sugiri menyoblos, yakni TPS 02 Kelurahan Mangkujayan, pasangan dengan tagline Rilis (Sugiri-Lisdyarita) unggul telak atas pesaingnya Ipong Muchlissoni-Segoro Luhur Kusumo Daru.
Pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Sugiri-Lisdyarita berhasil unggul dengan 303 suara. Paslon nomor urut 1, Ipong Muchlissoni-Segoro Luhur Kusumo Daru, memperoleh 65 , dengan 16 suara dinyatakan tidak sah. DPT di TPS 02 Mangkujayan sebanyak 529 pemilih, tetapi hanya 384 pemilih yang hadir. Sementara 145 pemilih, tidak menggunakan hak pilihnya.
Ketua KPPS TPS 02 Mangkujayan, Muhammad Fadhil, mengungkapkan bahwa mayoritas surat suara tidak sah, disebabkan oleh adanya dua coblosan dalam satu surat suara. Sementara banyaknya pemilih yang tidak hadir, diperkirakan karena beberapa faktor. Mungkin dikarenakan sakit, pindah tugas atau tugas belajar di luar Ponorogo.
“Kebanyakan surat suara tidak sah, karena terdapat 2 tanda coblos dalam 1 surat suara. Sementara banyaknya pemilih yang tidak hadir, kemungkinan karena faktor sakit, pindah tugas, atau tugas belajar di luar Ponorogo,” ungkap Muhammad Fadil, Rabu sore.
Diberitakan sebelumnya, Calon Bupati Ponorogo nomor urut 02, Sugiri Sancoko, bersama istri dan anak-anaknya menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 002 Kelurahan Mangkujayan, Ponorogo. Dalam suasana penuh keakraban, Sugiri menyempatkan diri menyapa warga yang sedang mengantre untuk mencoblos di TPS tersebut.
Didampingi istrinya, Susilowati, serta dua anaknya, Jian Ayune Sundul Langit dan Gibran Cahyaning Pengeran, Sugiri terlihat santai memasuki bilik suara. Usai mencoblos, Ia menunjukkan 2 jarinya yang sudah bertinta sebagai tanda partisipasi dalam pesta demokrasi Pilkada Ponorogo.
Dalam kesempatan itu, Sugiri menegaskan bahwa Pilkada adalah bagian dari proses demokrasi yang tidak melulu soal kemenangan atau kekalahan. Ia menyebut bahwa esensi dari Pilkada adalah pengabdian kepada masyarakat dan memberikan nilai tambah bagi pembangunan daerah.
“Hidup ini tidak sekedar bicara kalah dan menang, tetapi bagaimana bisa melakukan aktivitas pengabdian dan memberikan value lebih kepada Ponorogo yang kita cintai,” katanya.
Meski hari pencoblosan adalah momen penting, Sugiri mengaku tidak ada persiapan khusus yang dilakukan. Sebelum menuju TPS, Ia bersama keluarganya terlebih dahulu berziarah ke makam orang tuanya di Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung, serta makam mertuanya di Kecamatan Balong.
“Sebelum berangkat nyoblos ini, ziarah ke makam orangtua dan mertua,” katanya.
Sugiri juga menegaskan bahwa Ia telah berusaha semaksimal mungkin selama masa kampanye. Kini, Ia menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Tuhan. Baginya, apapun hasil Pilkada ini adalah takdir terbaik yang harus diterima dengan ikhlas.
“Kami sandarkan kepada Allah SWT, pasti takdir-Nya paling baik dan harus kita terima dengan lapang dada,” tutupnya. [end/but]
