Bisnis.com, JAKARTA – NASA, badan di Amerika Serikat yang berfokus pada antariksa, meluncurkan alat berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama Earth Copilot yang merupakan hasil kerja sama dengan Microsoft, yang dapat mendeteksi dampak badai dengan sangat cepat.
Melansir dari The Verge, Jumat (15/11/2024) alat ini dirancang untuk memudahkan akses dan pemahaman informasi ilmiah mengenai planet Bumi. Alat ini bakal menyederhanakan basis data geospasial yang besar menjadi jawaban yang mudah dimengerti.
Earth Copilot memungkinkan pengguna, baik ilmuwan maupun masyarakat umum, untuk mengajukan pertanyaan terkait fenomena alam, perubahan iklim, atau dampak bencana alam.
Pengguna bakal mendapatkan informasi yang relevan dalam waktu singkat. Salah satunya pengguna bisa bertanya, Apa dampak Badai Ian di Pulau Sanibel?” atau “Bagaimana pandemi COVID-19 memengaruhi kualitas udara di AS?”.
Setelah menanyakan hal tersebut, alat ini akan merangkum data NASA untuk memberikan jawaban yang komprehensif.
Inovasi ini bertujuan untuk mendemokratisasi akses ke data ilmiah NASA, yang sebelumnya sulit diakses oleh mereka yang bukan peneliti atau ilmuwan profesional. Sehingga AI seperti Earth Copilot diharapkan dapat menyederhanakan proses ini dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk memperoleh wawasan dari data Bumi.
Tyler Bryson, Wakil Presiden Microsoft untuk Industri Kesehatan dan Sektor Publik, menjelaskan, untuk menemukan dan mengekstrak wawasan dari data Bumi memerlukan keterampilan teknis yang hanya dimiliki oleh sedikit orang.
“AI dapat menyederhanakan proses ini, mengurangi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan wawasan dari data menjadi hanya hitungan detik,” ujar Tyler.
Saat ini, Earth Copilot masih terbatas pada penggunaan oleh ilmuwan dan peneliti NASA.
NASA akan menguji alat ini sebelum mengeksplorasi kemungkinan untuk mengintegrasikannya ke dalam platform Visualisasi, Eksplorasi, dan Analisis Data (VEDA) NASA, yang sudah memberikan akses ke berbagai data lembaga tersebut.