Dalil Al-Qur’an dan Enam Cara Mewujudkannya

17 March 2024, 14:35

Jemaah menunaikan salat tarawih perdana di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (11/3/2024) malam.(MI/Susanto)

SALAT dalam keadaan khusyuk (khusyu’) merupakan anjuran agama Islam kepada umatnya. Karenanya, tidak sekadar mengerjakan salat, umat Islam diminta untuk mendirikan ibadah tersebut dengan khusyuk.
Apakah khusyu itu? Khusyu adalah suatu keadaan hati seseorang berupa ketenangan, ketundukan, rasa takut, kerendahan diri di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Hal ini nanti memunculkan sikap dalam bentuk fisik, baik berupa ketundukan, kerendahan diri, menundukkan pandangan, dan merendahkan suara. 
Khusyu dalam salat juga membuat pikiran orang tersebut hanya tertuju kepada Allah dan yang dibacanya. Idealnya, dalam salat yang khusyu, umat Islam melupakan segala hal yang selain Allah atau terkait dengan dunia. Dengan demikian, ia benar-benar tenggelam bersama Allah saja.

Baca juga : Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan
Dalil-dalil salat khusyuk
Ada beberapa dalil dalam Al-Qur’an agar umat Islam mengerjakan salat dalam keadaan khusyuk. Berikut paparannya.
1. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 45.
اسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ‌ؕ وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡخٰشِعِيۡنَۙ
Wasta’iinuu bish shabri wash shalaah; wa innahaa lakabii ratun illaa ‘alal khaasyi’iin.
Baca juga : Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 14: Hubungan Iman dan Islam
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
2. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 238.
حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ
Haafizhuu ‘alash shalawaati wash shalaatil wusthaa wa quumuu lillaahi qaanitiin.
Baca juga : Tafsir Surat Al-Ma’idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul
Peliharalah semua salat(mu) dan (peliharalah) salat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.
3. Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun ayat 1-2.
قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ
Qad aflahal mu’ minuun. Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi’uun.
Baca juga : Tafsir At-Taubah Ayat 51 tentang Ketetapan Allah dan Tawakal
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya.
Enam kriteria salat khusyu
Seseorang dikatakan khusyuk jika memenuhi enam kriteria di bawah ini. Sejatinya ada banyak pendapat ulama terkait cara atau teknik agar salat menjadi khusyuk. Salah satunya dipaparkan Al-Habib Umar Bin Muhammad bin Salim bin Hafizh. Namun, sebagian besar hampir sama cara agar salat menjadi khusyuk.  
1. Hudurul qolb.
Maksudnya, kehadiran hati. Ini harus dilatih terus-menerus. Bila hati atau pikiran ke mana-mana, paksa untuk kembali lagi. Insya Allah hati akan terbiasa hudhur. Artinya, hati dan pikiran kita kembali pada pemamahan bacaan yang tengah kita lakukan.
Baca juga : Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah
2. Tafahhumul ma’ani.
Maksudnya ialah memahami arti atas yang kita katakan dan kita sedang lakukan. Tanpa memahami arti yang kita baca, mulai dari makna takbiratul ihram, doa iftitah, surat Al-Fatihah, hingga salam, sulit untuk mewujudkan salat yang khusyuk. Pikiran dan hati kita pasti akan pergi ke mana saja sementara bibir mengucapkan bacaan salat.
3. Al-Ijlal wat ta’zhim.
Ini bermakna ialah ada rasa mengagungkan dan memuliakan kepada Allah. Terkadang kita hadir hati dan mengetahui arti bacaan salat. Namun tanpa ada rasa pengagungan kepada Allah, hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.
4. Al-Ijlal wat ta’zhim ma’al haibah.
Maksudnya yaitu hendaknya rasa memuliakan dan pengagungan Allah tadi diiringi dengan rasa haibah (kewibawaan). Haibah ialah rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Misal, takut salat kita tidak diterima oleh Allah, takut Allah marah kepada kita, atau takut Allah tidak menyayangi kita.
Baca juga : Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan
5. Ar-Raja’.
Ini berarti kuatnya harapan bahwa salat kita diterima oleh Allah. Ini juga menjadi penyebab dekatnya kita kepada Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.
6. Haya’.
Artinya, kehadiran rasa malu bahwa kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya. Kemudian Habib Umar mengatakan, “Jika enam kriteria ini terdapat padamu, salatmu bisa dikatakan salat yang khusyuk.”
Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kita sehingga bisa mengamalkan resep salat khusyuk tersebut. Dengan demikian, Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyuk dalam salat. Semoga bermanfaat. (Z-2)
 

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

,

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi