https://www.bisnis.com/topic/42905/5gBisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengoperasikan sekitar 5.300 base transceiver station (BTS) 5G hingga akhir 2025. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan dengan 2024 yang saat itu hanya sekitar 900-an BTS.
Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna mengatakan pembangunan jaringan teknologi baru tersebut akan dilanjutkan pada tahun depan. Perusahaan berkomitmen untuk tetap agresif dalam memacu 5G, namun Indra belum dapat memberitahu jumlah BTS 5G yang akan dibangun pada 2026.
Indra memastikan pembangunan jaringan 5G dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk penetrasi perangkat 5G.
“Kita komitmen akan terus dilakukan ke depan. Tetapi lagi kita melihat perkembangan perangkat. Karena sayang spektrum terbatas,” kata Indra kepada Bisnis dikutip Senin (7/12/2025).
Diketahui, laporan Counterpoint Research menunjukkan adopsi smartphone 5G di Indonesia masih berjalan lambat. Pada kuartal III/2025, perangkat 5G hanya menguasai 35% dari total pengapalan, stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhannya naik tipis 4%, menunjukkan penetrasi yang belum masif.
Counterpoint juga mencatat fluktuasi dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal IV/2024, pangsa pengapalan perangkat 5G turun ke 25% dari 31% pada kuartal sebelumnya.
Pemulihan terjadi pada kuartal I/2025 yang naik menjadi 26%, kemudian melonjak ke 35% pada kuartal II/2025, dan bertahan pada kuartal III/2025. Stabilitas ini didorong meningkatnya ketersediaan perangkat 5G yang lebih terjangkau, terutama di kelas menengah.
Di sisi lain, pasar smartphone nasional secara keseluruhan mencatat pemulihan kuat. Pengiriman smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025, didorong stabilitas ekonomi, ekspor, dan meningkatnya permintaan domestik.
Sementara itu, sepanjang 2025 Telkomsel memperluas cakupan Hyper 5G secara di kota besar (bukan hanya spot per titik), dan mengoptimalkan spektrum yang terbatas lewat arsitektur nonstand alone (NSA) dan otomatisasi jaringan berbasis AI.
Hingga 2025, jaringan 5G Telkomsel sudah hadir di sekitar 56 kota/kabupaten, tetapi cakupan tanpa putus baru difokuskan di beberapa kota. Di Jabodetabek, Telkomsel menargetkan 100% cakupan Hyper 5G di wilayah Jakarta dan sekitarnya, termasuk koridor bandara Soekarno-Hatta–Halim, kawasan PIK, pusat bisnis dan pemerintahan.
Di Surabaya, Telkomsel menambah sekitar 50 BTS baru sehingga total lebih dari 90 BTS 5G di kota ini untuk kecepatan hingga ~480 Mbps. Hyper 5G tanpa putus diluncurkan bersama Ericsson, menjangkau koridor Harbour Bay – Nagoya – Batam Center – Engkuputri – Nongsa – Bandara Hang Nadim.
Telkomsel juga menggelar 5G secara masif di Bandung dan Bali, perluasan cakupan continuous di Bandung dan Bali, melanjutkan fase sebelumnya di Jabotabek, Surabaya, Makassar, Batam.
Indra mengatakan kehadiran 5G berhasil meningkatkan pengalaman pelanggan saat berselancar di internet. 5G diharapkan dapat menjawab kebutuhan pelanggan terhadap layanan internet yang makin mumpuni.
“Manfaatnya lebih ke pengalaman pelanggan yang lebih baik dengan hadirnya teknologi ini,” kata Indra.
