CEO Boeing Minta Maaf soal Jendela Pesawat yang Jebol saat Terbang

10 January 2024, 19:40

Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Boeing Dave Calhoun meminta maaf, Rabu (10/1/2024). Ia mengakui kesalahan yang dilakukan perusahaan pembuat pesawat Amerika Serikat (AS)karena jebolnya jendela Alaska Airlines saat terbang.
Akhir pekan lalu, diketahui ledakan muncul di Boeing 737 MAX 9 yang dipakai Alaska Airlines, saat lepas landas dari Portland, Oregon ke Ontario, California. Alhasil, pilot terpaksa berbalik dan mendarat darurat, dengan seluruh 171 penumpang dan enam awak di dalamnya selamat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pertama, kami akan melakukan pendekatan ini dengan mengakui kesalahan kami,” kata Calhoun dikutip Reuters, Rabu (10/1/2024).
“Kami akan melakukan pendekatan dengan 100 % dan melakukan transparansi penuh di setiap langkahnya,” katanya.
Akibat kejadian itu seluruh Boeing 737 Max 9 yang ada di AS dilarang terbang. Tak hanya Alaska Airlines tapi juga maskapai lain hingga penyelidikan selesai.
Dilaporkan pula bagaimana maskapai penerbangan AS yang menggunakan pesawat jenis itu telah menemukan bagian-bagian yang lepas pada pesawat serupa. Ini menimbulkan kekhawatiran kejadian serupa dapat terulang kembali.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, Boeing mengatakan kepada staf bahwa temuan tersebut diperlakukan sebagai “masalah kendali mutu”. Pemeriksaan sedang dilakukan di Boeing dan pemasok badan pesawat Spirit Aerosystems.
Boeing telah mengirimkan perintah tertulis ke pabriknya sendiri dan pemasoknya untuk memastikan masalah tersebut diatasi. Termasuk untuk melakukan pemeriksaan sistem dan proses yang lebih luas.
Boeing 737 Max 9 diketahui juga dipakai maskapai RI Lion Air. Pesawat jenis itu juga kini dilarang terbang.
Sebelumnya Boeing sempat tertatih-tatih setelah dua kecelakaan naas terjadi di 2018. Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air berkode penerbangan JT610 yang sedang melayani rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh beberapa saat setelah lepas landas di Laut Jawa, menewaskan seluruhnya 181 penumpang dan delapan kru.
Dalam investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), pilot sempat melaporkan adanya gangguan pada kendali pesawat, indikator ketinggian, dan indikator kecepatan. Kerusakan ini terkait dengan maneuvering characteristic augmentation system (MCAS).
MCAS adalah fitur yang baru ada di Boeing 737 MAX 8 untuk memperbaiki karakteristik anggok pesawat pada kondisi flap up, manual flight dan AOA tinggi. Lima bulan setelah insiden Lion Air, Boeing 737 MAX 8 juga mengalami kecelakaan fatal pada Maret 2019.
Pesawat yang jatuh tersebut diketahui milik Ethiopian Airlines berkode penerbangan ET302 yang terbang dari Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya. Pesawat itu diketahui jatuh 6 menit setelah lepas landas, menewaskan seluruh penumpang dan kru yang ada di dalamnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Video: Kena Masalah Lagi, FAA Kandangkan Boeing 737 Max 9

(sef/sef)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi