Bonus Demografi dan Anak Muda Indonesia

26 September 2023, 10:58

com-Ilustrasi anak muda Foto: ShutterstockPertama tulisan ini tidak bertendensi politik memihak dalam konteks Pemilu 2024. Anak muda memimpin Indonesia dalam tulisan ini tidak merujuk usia, meski hal ini tak bisa pula dibantah sebagai ukuran kemudaan. Namun anak muda dalam artikel ini berbasis pada cara pikir “kaum muda” dalam merenung-ciptakan masa depan Indonesia.Jadi semoga tak disalahartikan. Bagaimanapun ada yang berusia muda tapi cara berpikir “tua” yang ditandai kolot, jumud, dan sensitif pada adaptasi perubahan. Sementara tak bisa kita pungkiri juga ada yang berusia tua namun berpikir muda dalam artian responsif terhadap kemajuan zaman, mau terus belajar, dan berani ambil risiko demi kesejahteraan rakyat.Ilustrasi milenial tengah bercocok tanam. Foto Shutterstock.Indonesia saat ini memang memasuki fase bonus geografi. Bonus ini merupakan “harta negara” yang luar biasa dalam bentuk generasi muda yang berlimpah. Sederhananya Bonus Demografi bagi Indonesia kala jumlah penduduk usia produktif melebihi jumlah penduduk usia non-produktif. Semakin besar jumlah penduduk usia produktif ini di Indonesia, maka semakin besar potensi ekonomi yang dapat diraih.Bonus Demografi Indonesia menjadi penting kala kekayaan alam mulai menipis. Dengan “bonus modern” ini ia dapat menjadi ladang subur yang penuh dengan peluang. Ketika generasi muda Indonesia dapat diberdayakan dengan pendidikan yang baik, pelatihan, dan pekerjaan yang layak, mereka menjadi tulang punggung ekonomi bangsa untuk 100 tahun mendatang.Saat ini pemerintah di level terendah punya tanggung jawab moral dan politik mendukung pemanfaatan bonus demografi kita agar tidak hilang sia-sia. Untuk itu pemerintah mestinya mengeluarkan kebijakan berupa peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan anak-anak muda kita.Anak-anak muda Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan serta pengalaman akan membantu pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja. Maka dari itu pemerintah pada akhirnya tak perlu berpayah menciptakan lapangan kerja yang membebani APBN secara langsung melalui pembayaran gaji ASN. Justru tingginya angka kerja akan mendatangkan pendapatan negara melalui pajak.Dalam konteks sejarah Indonesia, meski Indonesia masa kolonial tidak mengalami bonus demografi. Namun bangsa ini relatif bersyukur dengan adanya bonus kaum intelektual pada awal abad ke-20. Mereka merupakan hasil dari pendidikan modern yang tercerahkan dan tercerdaskan dengan paham-paham anti-kolonial.Bonus historis ini berhasil menjadi basis munculnya Indonesia modern. Terbukti meski mereka masih muda kala masuk ke pergerakan nasional, seperti Sukarno (23 th), Hatta (22), Sjahrir (19 th), dan memimpin Indonesia semisal Mohammad Natsir yang menjadi Perdana Menteri pada usia 42 tahun, Mr Assaat sebagai presiden RI semasa RIS pada umur 46 tahun, dan banyak yang lain.IIustrasi pertemuan para pemimpin pasca Revolusi Indonesia. Foto Commons Wikimedia.Atau Jenderal Sudirman sebagai panglima perang tertinggi di lapangan pada usia 29 tahun. Relatif berhasil mengorganisir tentara Indonesia yang berjumlah besar namun minim pelatihan militer modern melawan Belanda dan Sekutu. Hasilnya tentara Belanda sangat kewalahan menghadapi strategi Sudirman di lapangan.Adalah sebuah fakta sejarah bahwa Indonesia berhasil bertahan di tengah sinisme Barat yang menilai negeri ini akan bertahan selama 5-10 tahun akhir terbantahkan dengan kerja keras kaum muda negeri ini yang tak seberapa jumlahnya.Saat ini pun Indonesia telah menikmati bonus demografi. Pada level Internasional berkibar berbagai nama dalam iven-iven internasional. Misalnya Anggun, Iko Uwais, Yayan Ruhian, Agnes Mo, Cakra Khan. Paling mutakhir adalah Putri Ariani yang berhasil menembus Grand Final ajang pencarian bakat terbesar, America Got Talent pada 2023 ini.Kaum muda Indonesia usia produktif dalam negeri pun tak kalah prestasi mereka. Sebagian mereka bahkan berani memasuki dunia politik yang selama ini dianggap sepele, dan tak menarik dalam gaya hidup mereka yang hedonis. Mereka di antaranya menjadi gubernur, wali kota, bupati, dan politis sukses berprestasi.Kita mengenal nama-nama mereka, seperti Bobby Nasution, Mahyeldi Ansharulah, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Gibran Rakabuming, Sugianto Sabran, Syamsir Rahman, dan banyak lagi. Para kepala daerah itu mendapat banyak penghargaan dari negara dan organisasi internasional dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, layanan publik, dan pendidikan.Sementara saat ini di bidang politik pun, kita mendapati wajah kaum muda. Terdapat nama Agus Harimurti Yudhoyono yang menjadi Ketua Umum Demokrat (45 Th), Muhaimin Iskandar ketua umum PKB (57 Th), dan terbaru adalah Kaesang Pangarep yang barus saja menjadi ketua umum PSI (29 Th).Pembangunan Indonesia memerlukan pemikiran dan tanggung jawab kaum muda. Tanpa peran serta mereka terutama dalam bidang politik praktis, Indonesia akan jatuh pada kemunduran pembangunan ketika anak-anak muda apatis terhadap kehidupan politik yang sering jenuh dengan berita korupsi dan hedonis pejabat negara dan keluarganya.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi