Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja perekonomian pada kuartal III/2025 diprediksi melambat dibandingkan kuartal II/2025. Sejumlah indikator mulai dari pertubuhan kredit perbankan hingga penerimaan pajak menjadi sinyal paling kentara tentang potensi pelemahan ekonomi pada periode Juli – September 2025.
Sekadar catatan, data analisis Bank Indonesia (BI) memaparkan bahwa pertumbuhan kredit sampai bulan September 2025 hanya sebesar 7,2% atau hanya naik tipis dibandingkan periode Agustus 2025 yang hanya 7%.
Namun demikian, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi penyaluran kredit perbankan ke sektor swasta mengalami penurunan. Pasalnya, pada September 2025, pertumbuhan kredit perbankan mampu menembus angka Rp10,4%.
Selain dari sisi kredit, tren pelambatan setoran pajak juga menjadi sinyal belum pulihnya kinerja ekonomi pada kuartal III/2025. Apalagi, sampai dengan September 2o25 lalu, penerimaan pajak masih terkontraksi 4,4%.
Salah satu jenis penerimaan pajak yang mengalami penurunan kinerja adalah PPN yang terkontraksi sebesar 13,2% dan PPh badan sebesar minus 9,4%. Pelemahan PPN bisa diartikan sebagai indikasi penurunan daya beli.
Sementara dalam konteks penerimaan PPh badan, hal itu terjadi karena banyak aspek salah satunya penurunan harga komoditas hingga tren pelemahan ekonomi yang berimplikasi terhadap merosotnya kinerja korporasi.
Kuartal III/2025 Tetap di Angka 5%
Adapun Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 masih akan di atas 5% (yoy) meski adanya sinyal perlambatan akibat demonstrasi besar-besaran akhir Agustus 2025.
Purbaya memperkirakan bahwa perekonomian kuartal III/2025 masih resilien atau tidak jauh dari posisi kuartal II/2025, yang tumbuh 5,12% (yoy).
“Masih sedikit di atas 5%. Sama aja enggak berubah, sedikit di atas 5% lah. Saya enggak tahu, mungkin lebih rendah sedikit karena ribut-ribut [demo akhir Agustus],” terangnya kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Meski demikian, mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu menyebut kementeriannya memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal selanjutnya atau kuartal IV/2025 akan bisa melesat di atas 5,5% (yoy).
Dia mengatakan bahwa perkiraan itu telah dihitung oleh Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu. Menurut Purbaya, salah satu indikasi perbaikan kondisi ekonomi pada tiga bulan terakhir 2025 tercermin pada indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang naik. Hal itu terjadi setelah periode September 2025 anjlok imbas demonstrasi akhir Agustus.
Di sisi lain, adanya stimulus ekonomi yang digelontorkan akhir 2025 juga diyakini berkontribusi pada membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian.
Untuk diketahui, setelah mengumumkan delapan program paket akselerasi ekonomi senilai Rp16 triliun untuk kuartal IV/2025, pemerintah menambah paket stimulus itu dalam bentuk BLT serta penambahan kuota program magang senilai Rp30 triliun.
“Antara lain iya [berkat stimulus] karena perekonomian membaik dan karena message-nya clear ya dari pemerintah itu bahwa ke depan ekonominya akan lebih bagus. Jadi mereka ada harapan hidup lebih baik lagi ke depan. Itu yang membuat mereka lebih bersemangat,” ujarnya.
Prabowo Kumpulkan Tim Ekonomi
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Rabu (29/10/2025). Ratas digelar sore hingga malam hari membahas situasi perekonomian terkini dan program-program pemerintah.
Airlangga menyampaikan kepada Prabowo sejumlah indikator yang diklaim menunjukkan kondisi perekonomian relatif dalam kondisi baik. Misalnya, indeks keyakinan konsumen terkini (IKK) di level 115, indeks penjualan riil yang diperkirakan tumbuh 5,8% pada September 2025, Purchasing Manager’s Index (PMI) di level 50,4, serta realisasi investasi sampai dengan September 2025 sebesar Rp1.434,3 triliun.
“Kalau kami lihat dari beberapa data termasuk Mandiri Spending Index juga angkanya naik di akhir tahun ke 297, dan ini sejalan dengan indeks dari perbankan yang lain. Kemudian dari segi produksi, utilisasi produksi juga meningkat,” lanjut Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip pada Kamis (30/10/2025).
Selain situasi perekonomian, Presiden turut bertanya ihwal realisasi program-program unggulan di pemerintahannya tahun ini serta yang akan dilanjutkan pada 2026.
Program-program itu sudah dibarengi dengan penyaluran berbagai stimulus ekonomi meliputi insentif final pajak penghasilan (PPh) UMKM sebesar 0,5% sampai dengan 2027, insentif pembebasan PPh 21 untuk karyawan horeka serta pada karya, maupun pembebasan pajak untuk pembelian rumah yakni pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP).
Di sisi lain, termasuk dalam program paket stimulus ekonomi akhir tahun, pemerintah juga menyalurkan diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JKM).
Adapun dari sisi kementerian/lembaga, Kepala Negara turut mendengarkan berbagai perkembangan program-program prioritas setiap sektornya seperti terkait dengan pertanian, kelautan dan perikanan serta Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Jadi hampir seluruh kementerian berbicara untuk terkait dengan program-program yang diandalkan oleh Bapak Presiden dan program ini juga dimonitor untuk sampai akhir tahun 2025 ini,” tutur Airlangga.