Ancam Serang Israel, Iran Memiliki Sejumlah Pangkalan Udara Bawah Tanah

11 April 2024, 10:37

TEMPO.CO, Jakarta – Israel dan Iran tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Mereka disebutkan saling ancam serang balik. Perbincangan diperkuat oleh kabar yang menyebut ruang udara di kedua negara telah dikosongkan sementara dan Amerika yang siap mendukung Israel. Perbincangan berasal dari pernyataan pemimpin Iran Ayatullah Ali Khameini kalau Israel harus dihukum dan pantas dihukum atas pengeboman kompleks konsulat Iran di Suriah pada 1 April 2024. Serangan yang menewaskan tujuh penasihat militer itu diduga dilakukan pesawat tempur Israel. Khameini menyatakan itu dalam pidatonya saat Hari Raya Idul Fitri, Rabu 10 April 2024. “Rezim iblis telah salah melakukan serangan itu,” kata dia. Iran selama ini juga diketahui berada di balik kelompok-kelompok perlawanan bersenjata terhadap Israel di Gaza ataupun di regional.Lalu seperti apa kekuatan Iran? Dalam sebuah siaran video yang dibagikan pada Februari tahun lalu, Iran telah mengungkap salah satu dari pangkalan udara bawah tanah miliknya yang didesain untuk bertahan dari gempuran udara Israel dan Amerika Serikat. Bersandi ‘Elang 44’, pangkalan ini memuat dan mengoperasikan jet tempur juga drone. Itu adalah pangkalan militer bawah tanah ketiga yang pernah ditunjukkan Iran selama ini. Sebelumnya, ditunjukkan pangkalan yang untuk operasi drone dan rudal balistik. “Setiap serangan kepada Iran dari musuh-musuh kami, akan melihat respons dari banyak pangkalan udara kami termasuk Elang 44,” kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, saat itu.Media militer Iran menayangkan barisan rudal di pangkalan bawah tanah. Youtube/IMAmediaPenjelasan dari Kantor Berita Iran IRNA tak merinci lokasi pangkalan udara Elang 44. IRNA hanya menyebutnya salah satu pangkalan udara terpenting, dibangun jauh di bawah tanah, dan menjadi rumah untuk jet tempur yang dilengkapi rudal jelajah jarak jauh.Dalam siaran video yang dibagikan kala itu ditunjukkan Bagheri bersama Panglima Militer Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi sedang berkeliling di dalam Elang 44. Tampak pangkalan itu sebuah lorong dengan dinding-dinding, lantai, dan juga langit-langit terbuat dari beton.  Terlihat pula lorong panjang yang bisa disekat-sekat dengan setiap ruang yang berisi satu jet tempur F-4 Phantom. Hanya muat satu jet tempur siap terbang di setiap ruang mengindikasikan pangkalan udara itu jauh lebih luas daripada yang diperlihatkan. Ini karena setiap pesawat juga pasti membutuhkan area buat perawatan, persenjataan, juga isi bahan bakar. Iklan

Tentang pesawatnya, F-4 Phantom adalah jet tempur buatan McDonell Douglas (kini Boeing) yang dibeli Iran sebelum Revolusi Islam 1979. Saat itu Iran yang kaya karena ekspor minyak mentah membeli 230 jet tempur F-4 Phantom. Sebanyak 56 di antaranya saat ini dilaporkan masih aktif.Jet-jet tempur itu tampak dilengkapi dengan rudal AGM-65 Maverick, sejenis bom berpenuntun laser. Sepintas ada juga yang terlihat menjinjing Nasr, rudal jelajah antikapal perang.Keberadaan rudal antikapal itu memberi petunjuk kemungkinan kalau pangkalan udara bawah tanah itu tak terdapat di bagian utara Iran. Bagian ini kebanyakan berupa pegununagan dan perairan Laut Kaspia di dekatnya tak memberi ancaman kekuatan angkatan laut musuh.Mempertimbangkan pula radius kombat F-4 Phantom, Pangkalan udara 44 itu kemungkinan ada dalam radius 100 mil dari garis pantai selatan Iran. Dari perairan ini Iran bisa menyerang Kuwait dan Arab Sadui dan menarget angkatan laut dari kedua negara itu maupun para sekutunya seperti Amerika Serikat.Panglima Angkatan Darat Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengunjungi terowongan bawah tanah berisikan puluhan drone yang lokasinya dirahasiakan di Iran, pada 28 Mei 2022. Iranian Army/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS Iran mulai membangun pangkalan militer bawah tanah karena kekhawatiran Amerika Serikat dan Israel akan menyerang program nuklir negara itu, program yang diyakini untuk membangun kekuatan senjata nuklir. Tak seperti pangkalan militer di atas tanah yang bisa dengan mudah diidentifikasi sebelum konflik pecah, pangkalan bawah tanah sulit diketahui sampai rudal, drone dan jet tempur mulai membombardir.REUTERS, POPULAR MECHANICSPilihan Editor: Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Lebaran Kedua, Tetap Waspada Hujan dan Petir

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi