Akademisi Berbagai Kampus Kritisi Jokowi, Bahlil: Ada yang tidak Murni

9 February 2024, 14:03

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Bahlil Lahadalia menghargai pandangan dari sivitas akademika yang memprotes Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena dinilai cawe-cawe dalam proses Pemilu 2024. Bahlil menilai, gerakan tersebut sebagai bagian dari demokrasi.Meski begitu, kata dia, ada segelintir orang yang bermain politik dalam gerakan petisi guru besar di kampus tersebut. “Dengan segala hormat, dari sekian banyak itu ditengarai ada beberapa yang tidak murni tapi ada beberapa juga yang bagus-bagus,” kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (9/2/2024).  Keyakinan Bahlil tersebut berdasarkan fakta bahwa yang menyampaikan protes hanya beberapa guru besar sejumlah kampus, namun bukan rektorat dan jajaran. Sehingga, ia menduga adanya strategi lawan politik yang digunakan dalam kelompok sivitas akademika tersebut.”Ada beberapa guru besar, dosen tapi bukan rektornya yang ngomong. Penciuman dan intuisi kita ada (manuver politik). Tapi kami tetap berpikir positif. Karena kami yakin guru-guru besar dan dosen punya integritas. Tapi ada yang dalam penilaian kami masih ada yang (segelintir orang yang patut) dipertanyakan,” ujar menteri investasi/kepala BKPM tersebut.

Bahlil mencontohkan, adanya sebuah foto dari gerakan sivitas akademika yang menggunakan kode dari pasangan capres tertentu. Sehingga, ia berpandangan, gerakan tersebut adalah manuver yang sengaja dibuat untuk tujuan politik. “Feeling saya sebagian dari proses itu ada by design. Tapi tidak semuanya,” ujar Bahlil.Walau demikian, Bahlil berharap, capres terpilih seharusnya dapat mewujudkan aspirasi para akademisi tersebut. Terutama, sambung dia, kalau aspirasinya berkaitan dengan kemakmuran rakyat Indonesia. “Baik pasangan 01, 02, dan 03 akan membuat strategi agar bisa mewujudkan apa yang jadi harapan mereka,” ujar Bahlil. Diketahui, sejumlah civitas akademika melakukan aksi protes terhadap tindakan Presiden Jokowi yang dinilai telah banyak ikut campur dalam proses Pemilu 2024. Hal itu setelah Jokowi mengaku, bisa memihak dalam kontestasi tahun ini.Aksi protes itu sudah disampaikan sejumlah kampu ternama di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII) Universitas Indonesia (UI), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan universitas lainnya.