Ada Risiko AS Gagal Bayar Utang, Apa Dampaknya ke Indonesia?

10 May 2023, 16:38

Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTOAmerika Serikat (AS) terancam gagal membayar utang. Hal tersebut tentu akan berdampak pada perekonomian global, salah satunya Indonesia.Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, membeberkan tiga dampak yang dirasakan Indonesia jika AS gagal bayar utang.Pertama, suku bunga menjadi lebih mahal karena AS akan naikkan suku bunga untuk menjaga investor tetap membeli US Treasury bill. Artinya, bunga pinjaman makin menghimpit pelaku usaha dan konsumen di Indonesia.”Kenaikan suku bunga dikhawatirkan menghambat laju pertumbuhan ekonomi,” kata Bhima kepada kumparan, Rabu (10/5).Kedua, terjadinya aliran modal keluar (capital outflow) dari Indonesia. Sebab, investor mempersepsikan aset sekelas utang AS saja bisa gagal bayar, apalagi aset berisiko tinggi. Keluarnya modal asing akan lemahkan kurs rupiah.Ketiga, terganggunya kinerja ekspor karena AS memegang porsi penting sebagai mitra dagang Indonesia. “Produk seperti tekstil, alas kaki, pakaian jadi dan bahan baku industri tujuan AS bisa melemah kinerjanya,” imbuhnya.Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menegaskan Indonesia tidak akan terdampak jika AS mengalami gagal bayar utang.”Menurut saya tidak ada dampak apa pun ke Indonesia,” kata Piter.Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 19 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.554 per dolar AS, senin (31/10). Foto: Citro Atmoko/ANTARAPiter menjelaskan, Amerika dan Eropa adalah negara yang defisit. Sementara negara Asia, Asia Timur, dan Arab adalah negara surplus. Surplus tersebut tercermin dari cadangan devisa dan pembelian surat utang milik AS dan Eropa.”Selama mereka masih percaya dengan AS dan Eropa, ketidakseimbangan ini masih terjaga,” ungkap Piter.”Tetapi ketika mereka sudah mulai meragukan AS dan Eropa misal karena permasalahan politik, akan terjadi guncangan sistem keuangan dunia,” imbuhnya.Piter menggambarkan, jika Asia yang surplus mulai meninggalkan AS, seperti yang sudah terlihat pada arah pembentukan mata uang tunggal BRICS, AS akan mengalami peningkatan tagihan dengan kemampuan membayar yang sangat terbatas.”Sebenarnya gagal bayar utang pemerintah AS bukan disebabkan oleh besarnya utang yang sudah sangat besar. Selama masyarakat dunia masih percaya dengan AS, utangnya AS akan aman-aman saja. Tidak akan mengalami gagal bayar,” terang Piter.”Pemerintah AS akan utang lagi untuk bayar utangnya,” ujarnya.

Partai

Institusi

K / L

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi