Mojokerto (beritajatim.com) – Pelaku Sudarwo (38) membunuh korban, Abid Yuliandi Muyafa (36) menggunakan pisau jenis komando dengan panjang sekitar 30 cm. Pelaku menusuk pemuda asal Jalan Merapi V RT 4 Kelurahan Wates, Kecamatan Megersari, Kota Mojokerto ini sebanyak 17 kali hingga tewas.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, AKP Achmad Rudi Zaeny mengatakan, pembunuhan tersebut sudah direncana pelaku sejak pelaku melakukan aksi pembakaran rumah korban pada bulan September 2023 lalu. Sebelum korban dibunuh, pelaku mengajak korban jalan-jalan dan ngopi serta minum minuman keras (miras).
“Rabu tanggal 30 Oktober 2024 sekira pukul 19.00 WIB tersangka menjemput korban dan mengajak ngopi di warung kopi di Jalan Benteng Pancasila. Setelah itu, sekira pukul 22.00 WIB pelaku mengajak korban ke rumah kakak tersangka untuk menjual HP pelaku dan uang tersebut akan digunakan untuk membeli minuman keras,” ungkapnya, Senin (23/12/2024).
Uang hasil penjualan Handphone (HP) tersebut juga rencananya untuk digunakan sebagai bekal melarikan diri. Kamis (31/10/2024) sekira pukul 02.00 WIB, lanjut Kasat, pelaku pergi ke warung kopi lagi untuk membayar kekuangan uang beli kopi sebelumnya hingga pukul 03.30 WIB. Selanjutnya pelaku mengajak korban jalan-jalan.
“Tersangka mengajak minum minuman keras di depan warungnya PAAT. Setelah pelaku minum miras kemudian pelaku mengajak korban pulang ke rumah pelaku. Pelaku membuatkan teh untuk korban dan saat itu pelaku mengambil pisau jenis komando dan pelaku selipkanı di perut pelaku,” jelasnya.
Selanjutnya pelaku dan korban pergi ke daerah Balongcangkring dengan menggunakan sepeda motor milik tersangka dengan posisi pelaku membonceng korban. Setelah sampai di Balongcangkring, pelaku menyuruh korban untuk membonceng dengan posisi di depan dan pelaku di belakang.
Pelaku pembunuhan di Jalan Ir Soekarno Mojokerto, Sudarwo (38) [Foto : Misti/beritajatim.com]“Sesampainya di pinggir Jalan Ir Soekarno, pelaku mengeluarkan pisau dari balik jaket yang awalnya diselipkan di perut. Pelaku menusukkan ke bagian perut korban sebanyak 2 kali hingga terjatuh dari sepeda motor. Korban berusaha melarikan diri dan dikejar pelaku serta menikam hingga terjadi pergumulan,” ujarnya.
Akibat pergumulan tersebut keduanya terjatuh di plengsengan bawah Jalan Ir Soekarno Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Pelaku kemudian menusuk korban lagi hingga 15 kali tusukan mengenai bagian badan korban hingga korban tidak bergerak lagi.
“Melihat korban tak bergerak, pelaku memasukkan pisau jenis komando yang diselipkan di perut lalu pelaku naik ke jalan dan pulang ke rumah. Sampai di rumah, pelaku langsung mencuci pisau jenis komando dan merendam baju milik pelaku ke bak kamar mandi dan mandi, usai mandi pelaku pergi dari rumah,” tuturnya.
Usai membunuh korban, lanjut Kasat, pelaku melarikan diri berpindah-pindah tempat hingga akhirnya terakhir tersangka di Bandung saat berjualan cilok keliling. Hampir dua bulan pelarian, sejumlah kota di singgahi pelaku dan melakukan sejumlah pekerjaan hingga mengamen untuk bertahan hidup.
“Pelaku melarikan diri ke Surabaya, Kendal satu minggu, Subang dua minggu, Sumedang jualan bakpau dan mengamen. Tengerang dan saat di Bandung pelaku berhasil diamankan, yakni saat berjualan cilok keliling tepatnya di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat,” tegasnya. [tin/but]
