55 Siswa di Bondowoso Jadi Kader Moderasi Beragama, Apa Tugasnya?

55 Siswa di Bondowoso Jadi Kader Moderasi Beragama, Apa Tugasnya?

Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 55 siswa di Kabupaten Bondowoso dibentuk menjadi kader moderasi beragama. Deklarasi itu diselenggarakan Senin (17/11/2025) di pendopo RBA Ki Ronggo.

Para tunas muda ini diberikan tugas menjaga kerukunan antar umat beragama. Mereka diplot sebagai duta. Salah satu “Kepanjangan tangan” dari Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB).

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bondowoso, Ahmad menilai deklarasi kader moderasi beragama ini penting. Tujuannya untuk menjaga kerukunan antar umat beragama. “Persoalan agama kan memiliki sensitifitas yang sangat tinggi,” kata Ahmad seusai acara.

Kegiatan itu menindaklanjuti tiga aturan. Semuanya berkaitan dengan kebebasan menganut agama dan kepercayaan bagi setiap individu.

Deklarasi kader moderasi beragama di Pendopo RBA Ki Ronggo Bondowoso, Senin (17/11/2025). (Deni Ahmad Wijaya/Beritajatim.com)

Di antaranya Undang-undang nomor 39 tahun 1999, Peraturan Presiden nomor 58 tahun 2023 dan Peraturan Menteri Agama nomor 3 tahun 2024. “Jadi pemda wajib menyelenggarakan kegiatan ini,” ucapnya.

Selain dideklarasikan, puluhan siswa itu juga menerima sosialisasi pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan di masyarakat (Pakem).

Sebagai bekal ilmu, Pemda menghadirkan lima pemateri. “Dari Kemenag, FKUB, Kejaksaan, Polres dan Pemda sendiri,” sebutnya. Materinya beragam. Mulai dari wawasan kebangsaan, keamanan dan ketertiban serta pengawasan aliran kepercayaan.

Kerjasama ini diyakini Ahmad bisa membangun kebersamaan, menciptakan situasi yang kondusif dan damai, terutama bagi penganut keyakinan di Bondowoso. Walaupun sejauh ini Bakesbangpol mengaku belum menemukan indikasi kerawanan.

Tapi langkah antisipasi dirasa perlu dilakukan sejak dini. “Kita kan tidak tahu perkembangan situasi masyarakat seperti apa. Jangan sampai terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan,” tuturnya.

Para siswa dituntut mengemban tugas mengkondusifkan potensi gejolak di masyarakat. Ahmad menilai hal itu sebagai investasi di masa depan. “Ini yang kita harapkan kan ke depan jangan sampai terjadi perpecahan berkaitan dengan keagamaan,” katanya.

Ahmad yakin puluhan kader muda berusia belasan tahun ini bisa memikul tanggungjawab besar dalam menjaga kerukunan umat beragama. Setidaknya dari lingkup terkecil. “Jadi duta di sekolahnya dan di lingkungannya,” pungkasnya. (awi/but)